Bagian 8
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTW3SElETy
Kendati kerabat telah pergi, bukan berarti tempat kos ini lekas sepi. Ia tetap dihuni oleh beberapa orang, sayangnya aku tak kenal satu per satu dari mereka, sekedar bertatap muka dan menyapa lalu menata kehidupanku kembali. Tak lama berselang beberapa hari, kamar sebelahku sudah diisi oleh seorang perempuan bernama Viona yang berusia 36 tahun. Dia samahalnya denganku seorang perantauan dari luar ibukota yang sedang mencari nafkah untuk keluarga. Viona berasal dari Tasikmalaya. Berbedanya denganku, ia mengajak putranya kemari. Viona dan suaminya memiliki 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Laki-laki ikut dengan dia, sedangkan perempuan ikut suaminya. Viona adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan farmasi plat merah. Ketika pagi, ia berangkat lebih awal dariku karena tempat kerjanya masih cukup jauh dari rumah kos ini.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMt0uHSLnul
Kami berdua berkenalan. Aku terhibur dengan kehadiran mereka, termasuk kehadiran anak laki-laki Viona, mengingatkan aku kepada anak laki-lakiku sendiri di kampung. Dari segi usia memang berbeda. Fadli, putra Viona, berusia 12 tahun, sedangkan anakku masih balita. Kedekatan anak dan ibulah yang justru membuatku cemburu. Mereka sering makan bersama di kamar kos. Akhir pekan, mereka sering berpamitan berlibur atau pulang ke kampung halaman walaupun harus diakui jarak Tasikmalaya dan Yogyakarta dari ibukota beda jauhnya. Aku berupaya menenangkan diriku agar tidak tertekan secara batin dengan kebahagiaan keluarga lain. Ditambah ucapan Mas Johari beberapa waktu yang lalu.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjkA94fWeE5
Sebaliknya aku justru harus bisa belajar dari Viona. Ketika situasi batin terguncang dan menyibukkan diri tak sedang mempan, biasanya ada Mba Rini pelarianku bercerita. Awalnya sungkan, namun karena kedekatan secara latar belakang sebagai perempuan perantauan mendekatkan hubunganku dengan Viona. Ia sering mengajakku bergabung untuk makan malam atau berlibur. Terlebih, Viona memiliki mobil pribadi yang bisa membawanya kemanapun. Menurut Viona, menyenangkan diri sendiri ada baiknya bersama teman-teman, kalau sendirian tak akan menghilangkan rasa kesepian sama sekali. Barangkali itu penyebab aku tertekan secara batin, menikmati kesendirianku, kesepianku. Yang berujung menikmati stresnya jiwaku. Stres kok dinikmati? Ucap Viona. Karena kedekatan itu juga, aku mengajak Viona dan putranya ke museum tempat aku bekerja saat akhir pekan. Apalagi Fadli, putra Viona, memiliki hobi merekam tempat-tempat wisata atau hal menarik lainnya.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89I2HRQF2d
Beberapa bulan kehadiran mereka rasa kesepianku perlahan hilang, Viona menjadi teman berceritaku untuk melepas segala tekanan batin. Kami sering berbagi. Menurut Viona segala kegundahan pikiran dan batin jangan dipendam karena akibatnya akan menjadi penyakit mental yang entah kapan bisa muncul tiba-tiba. Ceritakan kepada seseorang yang memang bisa kamu percayai dan mau mendengarkan, lebih baiknya lagi bisa memberi solusi.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj1izjPLHBW
“Kamu sudah bicarakan baik-baik dengan suami kamu, mau dia apa?”
“Menurutku, dia merasa kamu sudah serba bisa tanpa dia, jadi dia beranggapan tidak perlu ada yang dikhawatirkan dari kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJama7m1WCu
“Belum, aku belum bicara berdua dengannya, yang kurasa adalah suamiku senantiasa sibuk dengan dunianya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxhLEZONRC
“Iya, May. Dia menyibukkan diri dengan dunianya karena dia merasa sudah tidak diperlukan lagi, dia merasa lemah”
“Kamu bantu ingatkan suami kamu, salah satu fungsi seorang suami adalah menjaga rasa aman dan nyaman bagi istri dan anaknya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaspsPtktY8
“Aku telepon dia?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7PqXdMWp4h
“Kamu mesti temui dia, ingatkan kembali komitmen berumah tangga kalian, bicarakan yang ringan dan manis dulu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMsW55l9om
“Aku akan coba, selain itu, aku ingin suamiku bekerja mencari nafkah dengan begitu aku merasa layak diperjuangkan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7svi84jjfW
“Untuk itu nanti dulu, sekarang upayakan dulu suami kamu mau peka dan peduli kepadamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwAYRUQHVVo
“Anakku? Bagaimana?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9pw60MZQP
“Termasuk, untuk kali ini kamu bersabar dulu yaa”
“Satu per satu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkdO93sg5V1
“Iyaaa”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9yiiXP16UO
“Suamimu merasa tertekan, dia merasa sudah putus asa untuk bekerja lagi apalagi harus bersaing di Jakarta. Dia cemas kamu akan menjadikan dia mengurus anakmu saja, sedangkan mencari kerja pastinya sulit”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWXdU6vt1Y
“Tidak, aku tidak pernah berniat menuntut dia menjaga dan mengurus anak”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeIZMUHr2Sl
“Pikirmu begitu, suami kamu, siapa yang tahu?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsYTjpmvmc
Tak hanya bicarakan hal yang ringan dan berat, Viona kadang menyentuh pembicaraan masalah seks denganku. Ia mengatakan ketika pulang menengok suaminya ke Tasikmalaya. Viona membawa nafsu birahi yang akan diluapkan kepada suaminya. Begitu juga suaminya di sana. Mereka tidak terlalu mempermasalahkan soal seks. Namun selama di perantauan. Viona terbiasa menggunakan alat bantu seks sebagai pemuas nafsunya.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuHgl12IZ3y
“May, kalau boleh tahu, dengan jauh dari suami begini kebutuhan seks kamu bagaimana?”, Aku dan Viona sedang ngobrol di kamarku malam hari karena di kamar Viona, putranya sudah tertidur.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUQntaT1Ui
“Aku? Ya enggak bagaimana-bagaimana”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCLtcPlw3w
“Loh kok begitu? Misalnya kamu suka teleponan sama suami sambil masturbasi atau kamu juga menggunakan alat bantu seks?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKeOWZPMh6h
“Sebelum ke aku, kamu sendiri bagaimana?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEcCCapwVa
“Kamu ya, ditanya malah balik tanya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfgiDRax8z
“Kalau aku sih begitu, emang enggak biasa masturbasi, enggak greget banget karena biasanya dimasukkin suami”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡldFsyhEI9x
“Menderita banget kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0vphbgVkr
“Enggak menderita sih, aku lebih perhatian suamiku, bukan perkara burungnya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMerYYeorC
“Hahahaha bisa aja guyonnya kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMlvBXsPsb
“Kalau kamu gimana? Hayo belum dijawab”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡauVttPaZDA
“Iya, kalau aku loh ya, masturbasi pakai alat bantu. Sebentar, aku ambilkan…”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBdEOoJKISP
“Eitssss, udah gak usah diambilkan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqN9BQJ52VX
“Biar kamu tahu, siapa tahu kan kamu tertarik”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6SMsJ82ASl
“Kamu sales alat bantu seks selama ini ya?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7qdCrmVHOS
“Isssshhh bukan, May!”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZolwhQDUdI
“Eh iya, kamu risih gak sih dengan penampilan fisikmu itu?”, tanyaku ke Viona kami berbicara hadap-hadapan selonjoran di atas tikar yang aku gulirkan. Secara Fisik, Viona menang banyak atasku. Kulitnya yang putih, rambut panjangnya yang terurai bergelombang sebahu, dan wajahnya berparas awet muda tanpa harus dandanan yang berlebihan. Dari segi tubuh hingga ke bawah, mungkin kami sedikit mirip. Sama-sama dikaruniai tubuh sintal dan bentuk payudara yang mengundang birahi untuk menerkamnya. Kalau kata Viona tubuh kami seperti ini yang digilai laki-laki, jadi aku tak perlu risih jika dibilang gemuk atau gendut. Sepatutnya beruntung.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tNrPAb8BM
“Ukuran payudara kamu berapa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tidMWT1Vm
“Aku? Enghh, lebih besar kamu”, sahut Viona.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz9rSqP4Dt7
“Aku tanya ukuran, bukan lebih besar mana”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmfbZxUcjw
“Penting banget yaa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWFAhoQqBp
“Enggak juga sih”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdWtEGMIal
“Aku sudah menyusui dua anak, kamu bisa simpulkan sendiri”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOPaZc4o0C
“Hahahaa, kamu ini yaaah, jawabnya kok begitu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQI5PgxJ04S
“Males aja kalau ditanya ukuran, untuk apa? Untuk diikutsertakan lomba payudara terbesar? Enggakkan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlI7tlmdPqT
“Hahaha”
“Aku suka risih, kalau cowok merhatiin bagian dadaku”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS006TOVLNQ
“Ya bagus, berarti kamu jadi perhatian”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq6FlFzb0vK
“Apa yang bagus kalau di otaknya jadi kotor”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuMK1muo4f7
“Di otak cowok, banyak kotornya kalau soal cewek, May”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMffSrafg9a
“Eemmmh gitu yaaa”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8n0pGDaPts
“Ya enggak semuanya sih, kalau menurutku enggak usah terlalu dipusingkan, kecuali kamu sudah dilecehkan baru beda ceritanya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSNJxkodSTB
Bulan demi bulan kedekatanku dengan Viona sudah seperti teman karib. Kami sering ghibah bersama tak kenal waktu dan tempat hingga larut malam. Fadli kadang ikut nimbrung atau sekedar mendengarkan pembicaraan kami. Namun satu hal yang aku sedikit terganggu soal Viona adalah dia memiliki seorang teman laki-laki bernama Andre. Usia mereka sepertinya tidak begitu jauh. Viona mengaku Andre adalah teman mesra-mesraannya dia. Andre yang berperawakan sebagaimana laki-laki pada umumnya dengan lengan gempal dan perut sedikit ke depan, tinggi kurang lebih 173 cm adalah rekan kerja Viona. Mereka telah menjalin hubungan 2 bulan tanpa sepengetahuan Fadli. Bahkan Andre beberapa kali mengunjungi Viona ke rumah kos ini
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlIe9DRR4Ys
Viona mengatakan hubungannya dengan Andre sekedar teman berbagi perhatian. Walau sudah bersahabat karib denganku, Viona merasa perhatian laki-laki tetap utama. Dia punya pandangan berbeda soal rumah tangga. Suaminya juga punya teman perempuan mesra-mesraan dan berbagi perhatian juga. Namun, Viona dan Suami terbuka secara hubungan dekat dengan siapa, asalkan hubungan rumah tangga mereka tetap nomor 1, termasuk anak-anak. Bahkan aku pernah memergoki Viona dan pasangannya, Andre di kamarnya sedang asyik dalam lautan birahi. Ketika itu, Fadli sudah diantarkan ke sekolah. Aku kembali ke kamar kos untuk mengambil barang yang tertinggal. Karena merasa ada kegaduhan di kamar sebelah, menarik perhatianku untuk mencari tahu. Pada saat itu, Viona sedang bergumul dengan Andre.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55sfk68FPN
“Kamu enggak tertarik ikutin jejak aku?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJJ8BrT8qX
“Enggak deh, terima kasih”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhS92dm0jq
“Uhhhh gayamu, May, kayak enggak butuh aja”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaT5WmBbvCl
“Emang betul”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4QNPR3ECX
“Kamu gak pernah ada yang deketin? Masa sih? Bohong banget”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6yAwmQGJqR
“Ada, banyak, malahan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmXBAHjVR6
“Ya satu orang enggak ada gitu yang bisa diajak jadi temen mesraan kamu?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhofbcy6w1k
“Enggak ada deh, aku dari dulu menghindari laki-laki begitu karena niatnya macam macam doang sama aku”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ghlke7ae3
“Ya cari dong yang pengen berbagi perhatian dengan kamu, bukan temen asal mau itu doang”
“Itu sama aja kita diperlakukan kayak pelacur sama mereka”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡId2vqpurT2
“Siapa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHHc1fxZQx
“Kamu yang lebih tahu, kok tanya aku”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQrk9j2NkmS
“Aku takut suamiku cemburu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHCDboazwCx
“Cemburu bagaimana, suami kamu aja jarang telepon dan nanyain kabar kamu”
“Lebih baik kamu cari yang bisa isi kekurangan itu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUxSJQ6YNny
“Hhmmmm…..”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vf077iLWK
“Enggak apa, May, daripada kamu berharap terus-terusan dapat perhatian suami kamu? Bisa-bisa kamu stres kepikiran itu melulu”
“Kalau kamu punya teman cowok yang bisa berbagi perhatian dan kalian bersepakat tetap saling dukung rumah tangga masing-masing, bagus banget. Kayak aku dan Andre.”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTSYbT8NNn
“Iya, siapa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1PzkZ2wDFO
“Mau dicariin?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIVEXxUXm3
“Enggak, terima kasih”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwgP7Mr4NLq
Ucapan Viona membekas dalam benakku. Aku sejujurnya tidak mau punya teman yang disebut Viona teman mesra-mesraan. Bukankah itu sama aku mengkhianati suamiku? Namun, untuk sekedar berbagi perhatian apa salahnya? Terlalu lama aku mengemis perhatian dari suamiku. Sikap dan tingkah lakunya sudah demikian. Sebagai istri, aku harus siap menerima kekurangan suami. Berharap dia berubah, entah sampai kapan. Lalu kekurangannya bagaimana? Itu yang bikin aku sangat menderita dari kejauhan. Itu yang membuat mentalku tak sehat. Haruskah aku punya teman berbagi perhatian? Aku ingat aku punya Ilham, tetapi itu dulu. Sekarang? Ilham? Tidak dia sudah punya istri yang sangat sayang dengan dia. Aku tidak mau mengusik hubungan Ilham dan Winda.
Aduh, kesepianku memang terkesan sudah usai dengan keberadaan Viona. Akan tetapi, itu semu. Hilangnya rasa sepi itu semu. Sejatinya kesepian itu masih ada. Kesepian yang berwujud kepekaan dari pasangan yang memahami dan mengerti salah satu pasangannya perlu diperhatikan dan disayang. Oh suamiku, bagaimana menyadarkanmu….
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCb8rvx8D31
“May, jadi kapan kita bisa duduk ngopi-ngopi?”
“Oh ya, kamu blokir kontakku ya?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaO05yQRIc2
“Blokir? Enghh, coba nanti aku cek ya, ponselku di ruangan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAmoBhNLn0N
“Iya, buktinya aku kirim whatsapp ke kamu cuman ceklis satu, profpic kamu mendadak hilang”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzaZyQLTxoZ
“Nanti aku coba cek ya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEKynzEGt4J
“Iya, santai aja, May, aku cuman laporan aja ke kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANvuNEQpw0
“Untuk bagian desain publikasi pameran bulan juli, kamu yang kelola ya konten dan desainnya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXrymb9tW5
“Beres”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy3Ub6aCgx6
“Sudah termasuk teasernya kan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4LqM0ZoEEK
“Dokumentasi pun sudah termasuk, cuman kita perlu bahas detail pembuatan video pamerannya”
“Skenario atau skripnya sudah jadi?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYUNZj6Z3K
“Itu yang belum, kamu tahu kantorku seperti apa, saking semua dikerjain, banyak yang terlewatkan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkiFMvNa8ft
“Hahahhaaha ngerti banget, May, selaaaaww, biar aku yang bikin skenarionya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9krvmfzvX
“Eh beneran?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxvtrQxcsG
“Iya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtDsIS2ItJJ
“Budget enggak nambah kan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLxRDVAGFB
“Enggak, asalkan”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcoztqfsE2i
“Asalkan apa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYu5A4OMH9
“Yuk ngopi”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWahQUgKJbv
“Iyaaaa sabaaar, ngajakin ngopi mulu perasaan deh”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfDlBFBKpA0
“Aku sudah sabar semenjak kamu blok aku dan belum dapat jawaban, masih senyum-senyum aja kan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT3Gm5zOjI5
“Kamu sehat?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNlSxHVVH6
“Sehat, aku kira senyum ini aku gila ya?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL2cO9FI5GI
“Iya, hehe”, tawaku mencandai Bimo.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94rYYHUPsF
“Parah kamu, bisa-bisanya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRiv4iUhd2
Bicara teman dekat selain Ilham, aku mempunyai seorang teman dekat bernama Bimo. Kantor kami biasa menjalin kerja sama untuk kegiatan pameran. Bimo biasa menjadi partnerku untuk sesi dokumentasi dan publikasi. Usianya 33 tahun. Bimo adalah seorang duda beranak 1. Ia tinggal di daerah Bogor. Seandai tidak diblokir oleh Ilham, mungkin pembicaraanku dengan Bimo akan semakin intens. Apakah aku harus menjadikan Bimo sebagai pengganti Ilham? Bimo tak ada yang menunggu di rumah, kecuali putra semata wayangnya. Namun, apakah dia berbahaya? Kami sering bertemu dalam kerja sama kegiatan untuk apa aku khawatir. Aduh, apa yang disampaikan Viona mengganjal pikiranku.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdd62GcKd0x
Aku belum mengiyakan janjian ngopi dengan Bimo berhari-hari setelah penyelenggaraan kegiatan dimulai sekalipun. Kami bekerja secara profesional dan Bimo tak pernah menyentuh privasiku sama sekali. Setelah aku membuka blokir Bimo dalam rangka kami bekerja untuk suatu kegiatan, ia sering menjawab statusku yang kerap jalan ke sebuah Mall atau berolah raga sendiri. Terusik? Iya, namun ia sekadar mengatakan.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUR4BLwLHY
“Kapan-kapan, bareng May, aku juga suka kelayapan sendiri”
“Hehehe, siapa tahu kalau bareng, galaunya jadi berjamaah”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOyiPOnHRUv
Karena hubungan kemitraan kerja yang kerap terjadi itu, aku menjadi tahu siapa Bimo dan karakternya yang mudah bergaul. Menjelang tidur, apabila rindu berbalas chat dengan suami. Aku menuntaskannya dengan sering berbalas chat dengan Bimo, karena juga sudah jarang sekali berbalas chat dengan Ilham. Kami biasa bahas seputar pekerjaan kami berdua yang mirip-mirip. Bahas projek yang sedang dia kerjakan dan bahas kesibukanku yang tak pernah selesai. Kemudian,
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtRyssnE1O
“Ehem, ngopinya kapan Nona?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12bEj6UAHN
“Kapan yaaa”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtS73TtYBuO
“Aku kirimin kopi aja ke kamu deh, kita ngopinya virtual gimana?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzIlPJVvXzl
“Boleh banget tuh”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAs536wpQYj
“Ini”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEIj267KyPI
“Kirain beneran”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9YMvu4DEol
“Kalau beneran, ya beneran kita ngopi bareng”
“Hahaha”
“Aku yang traktir loh, padahal”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrzyn4nhBP
“Iya boleh, kamu mau kapan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbrEi3gIPHm
“Besok, lokasinya deket kantor kamu aja”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMi87lCMtS
“Bener nih?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaEnWM0nYhx
“Beneran, aku motoran, daripada kamu harus jauh-jauh. Lagi musim hujan juga”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7lgISxq1Wc
“Oke, berarti kita ketemuan aja ya?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUo6t7wSmNb
“Iya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO8hnCHhOaA
“Sampai jumpa besok, Nona”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfTND4N4EX
“Namaku, Maya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrh9CXjBVb
“Iya Nona Maya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMJJ6EVGHB
“Ckckck”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyZmRcxuIE
Besoknya, tiba-tiba Ilham menodong sebuah pertanyaan kepadaku. Pertanyaan yang tidak kusangka-sangka bagaimana dia tahu bahwa aku akan jalan dengan Bimo. Ternyata ia tahu dari memata-matai ponselku lagi. Ia tidak kehabisan akal. Mulai detik itu, aku memproteksi seluruh ponsel dan alat elektronikku agar tidak diketahui oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, khususnya Ilham. Parahnya, Ilham berupaya mencegahku untuk bertemu Bimo. Ia menuduh Bimo punya niat macam-macam denganku. Ilham lagi dan lagi berspekulasi. Padahal, aku dengan dia sudah tidak dekat lagi. Aku sudah punya beberapa kawan dekat, satu di antaranya adalah Bimo.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0AI3UqXSgc
Ilham tidak menyerah. Bahkan Ia mengancam akan memberitahu suamiku bahwa aku berniat bertemu laki-laki lain, berduaan. Meledak amarahku ke Ilham. Aku menegaskan kepada Ilham jangan ikut campur urusanku lagi. Atau, perkara hubunganku dengan dia dahulu kubocorkan kepada Winda. Aku menggertak balik supaya Ilham mundur, tak menghalang-halangi.
Setelah gertakan itu, aku sedikit merasa bersalah, namun tidak terlalu kuhiraukan. Aku biarkan Ilham berpikir dan betul fokus dengan rumah tangganya. Bukan lagi tentang aku. Tentang dia dan istrinya.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWjt3Qbq7Op
Parahnya Ilham lupa sesuatu tentang hari ini, serupa dengan suamiku. Yang beberapa kali kucoba ingatkan ada hari istimewa hari ini. Rekan-rekan kantor juga demikian. Mereka biasanya mengingatkan perihal hari ulang tahun para pegawainya. Namun, kosong. Aku ingin mengingatkan suamiku, pastinya tak akan spesial lagi. Biarlah ia ingat sendiri dan mengucapkannya padaku. Kalau lupa, ya sudah.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMYRQoLEl2
Menjelang sore, aku lihat langit mendung. Aku bingung pertemuanku dengan Bimo jadi atau tidak. Yang jelas, Viona menghubungiku. Dia kuajak agar tidak sekedar berduaan obrolan aku dan Bimo. Sedihnya, baik Viona dan Bimo memintaku berangkat duluan menuju sebuah cafe di daerah Jakarta Pusat. Terlebih jadwal pulang jam kerjaku lebih awal dari mereka.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2BZ4YSU4uJ
“Kamu di mana?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUdeE6zRmg
“Aku berangkat 15 menit lagi, lagi nanggung sama kerjaan dadakan, May”
“Sabar yaaah”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFhU2i1B8Hd
“Haduh kamu, aku jadi cumaan berduaan dong dengan ini cowok”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUO12i68Bn9
“Ya enggak apa-apa, siapa tahu bisa jadi teman mesra-mesraannya kamu hihihi”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTp2jcJ6LI1
“Viona, kamu ya omongannya”
“Yaudah buruan, aku tunggu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclh3W3rBom
Sesampainya di kafe, aku memesan secangkir cokelat panas sembari menunggu dua orang kawanku. Aku juga mengelap beberapa bagian tubuh, terutama rambut dan tangan yang kebasahan karena kehujanan. Blazerku basah, jaket tak bawa. Tersisa kemeja biru lengan panjang yang aku kenakan. Aku berharap semoga Bimo bukan laki-laki ngeres karena tonjolan bukit kembarku yang menyorot membentuk lekukan tubuh bagian dada. Sejauh ini, apa yang kami bicarakan lurus-lurus saja. Aku tanyakan sudah di mana. Dia sudah berada di parkiran.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjXZQ6IHXq
Jantungku berdegup tak normal. Padahal, kami terbiasa bicara berdua di kantorku. Barangkali karena momennya berbeda, suasana dingin ruangan yang kurasakan jadi sedikit membuatku gugup.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEAbYh2UhC
“Maaf ya, agak telat, macet tadi di jalan”
“Kamu ke sini naik apa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugQW5TxHAc
“Ojek online, enggak apa-apa kok”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5A2POonSjF
“Kamu sudah mesen?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoPMBhUIud
“Sudah, kamu mau dipesenin?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGw3OYSVf1
“Oh gak usah biar aku pesen sendiri aja”, ujar Bimo. Setelah melepas jaketnya, ia pergi memesan langsung ke pelayan tanpa harus melihat-lihat menu terlebih dulu.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qLHZVIdm8
“Gak kelamaan nunggu kan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5IC0khj6JH
“Enggak Bimo, aku baru juga datang”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotpCb5wrAS
“Aku enggak enak aja kalau kamu sudah kelamaan nunggu”
“Jangan ngomongin pekerjaan ya di sini”
“Hahaha”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbF3rj4yXIE
“Karena kamu rekan kerja, ya omongin kerjaan, habisan mau omongin apalagi”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7b2gvO3pVR
“Omongin yang ringan-ringan aja”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9VGEeBO6i8
“Yang ringan itu bagaimana?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTrf8tuxphi
“Yang ringan itu yang bikin kita tersenyum bahagia, gak mumet di pikiran”
“Kayak kita ini pegawai/pekerja kantoran”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtzAAR2fUsz
“Kamu pekerja kantoran? Kukira pekerja proyek”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplSAqpYfe3
“Proyek kantormu”
“Puas?!”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzxgCE6bh8
“Hehehe, iya…..”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbLnSIbt1h
Perbincangan dengan Bimo menyenangkan sekali. Dia sering menyelipkan guyon dalam obrolan kami. Yang serius diolahnya menjadi ringan, termasuk perihal pekerjaan. Bimo bercerita sebagai orang tunggal bagi anaknya yang berumur 4 tahun merupakan pekerjaan berat. Istrinya pergi meninggalkan dia dengan menikahi pria lain. Bimo tangguh menerima kenyataan pahit rumah tangganya ambruk. Ditambah ia membesarkan putranya tanpa kasih sayang seorang ibu. Kini putranya dititipkan kepada orang tuanya di kampung. Bimo di Jakarta tinggal kos sendirian sembari mengumpulkan uang untuk anak tercinta kendati bekerja serabutan. Ini berbanding terbalik dengan suamiku. Aku tertegun dengan cerita Bimo menafkahi putranya.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnC0ZW8rgT
Setelah menceritakan kehidupannya, aku perlahan menceritakan kehidupanku yang tak kalah berlikunya sebagai seorang ibu yang tinggal jauh dari suami dan anak. Bimo bersimpati dengan rumah tanggaku dan tak berharap kandas sepertinya. Kemudian kami makan malam bersama hingga aku lupa mengundang Viona datang. Viona menyesali tidak bisa datang karena hujan yang lebat dan lekas pulang ke tempat kos.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhxmeyIGAq
“Alhamdulillah kenyang, tenkyu ya, Bimo”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6oO3Lq4tVR
“Sama-sama May, ditunggu giliran traktirannya kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF4aKxpCUGx
“Oh, jadi traktirannya perlu dibalas nih?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNJDnt5045
“Enggak, bercanda. Heheh”
“Maksudnya kapan-kapan kita ngobrol lagi”
“Nanti malam boleh kutelepon kan?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDPAi24sJet
“Boleh, kalau belum ketiduran ya…”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94eQwkGSCK
“Oke, eh itu…”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5oXKB1S73G
“Itu apa?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbB3DIOOABY
“Kancing baju kamu”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5k1uea94D
“Astaghfirullah, duh maaf…”, kancing kerah kemejaku bagian tercopot satu, sedikit terlihat belahan dadaku entah semenjak kapan.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlVZzDWuW8u
“Untung aku yang lihat”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ885a5Yo5WX
“Kalau yang lain kenapa?”, tanyaku sebelum beranjak meninggalkan kafe.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBLaFl17hr
“Ya enggak kenapa-kenapa, untung aku yang lihat, jadi bisa kasih tahu kamu langsung”
“Hehehe”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEiSsA0Q0Y6
“Ih gak jelas deh…”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxcBpQfPVTY
“Besok kamu kerja?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGJHa1Cdapw
“Sebagai salah satu pegawai rajin, tentunya ya aku harus kerja”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExC1yJBc1J
“Seneng bisa makan malam bersama pegawai rajin”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DPHhi6UVO
“Terima kasih traktirannya”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzEvWQ50Zwn
“Mau dianterin gak?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3rEzONpHD
“Enggak usah, deket biar aku pesen ojol aja”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1KqicVObc
“Beneran nih?”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡigBGbyTGZ4
“Bener”
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOuWcNsKP7A
Tiba-tiba Bimo membuka jok motornya dan mengeluarkan jaket hitam yang diletakkan ke badan belakangku. Aku tersipu dengan perhatian Bimo. Dalam hati bertanya, apakah maksud ia memperlakukanku begitu. Ah, sebagai teman apa salahnya. Kemudian Bimo berkata di hadapanku.
9864Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAQpS8l3wd
“Selamat Ulang Tahun, Maya”
ns18.116.74.246da2
