Selepas daripada conference di genting tempoh hari , Shima mengajak Shake, lelaki kacak yang ditemuinya semasa conference tersebut beserta dengan Nora untuk ke apartmentnya menyambut hari lahirnya Shima sebenarnya sudah sangat "siap" melayani Shake , kerana lelaki hendsome ini sepanjang party tersebut beliau tak henti membujuk-merayu Shima. Dalam setiap kesempatan, ia memperlihatkan dan menyatakan keinginannya untuk bercumbu. Terkadang Shima agak malu, takut diperhatikan oleh geng dan temanya yang lain dan takut disangka terlalu mengistimewakan Shake . Tetapi tamu lain nampaknya masing-masing sibuk dengan urusan mereka. Cuma satu tamu yang tak hentinya memperhatikan mereka, kadang dari kejauhan, kadang dari dekat. Dia lah Nora, gadis molek bermata erotis itu! Ketika Shima pergi ke ruang tamu setelah mengantar para tamunya pulang, Shake nampak duduk santai menonton siaran berita CNN ( Mega TV) di TV. Tadi ia kata tak ingin pulang dulu, dan Shima tak boleh mengusirnya kerana setengah dari hatinya ingin lelaki ini tetap tinggal. Nora juga tetap tinggal, tetapi ia tidak kelihatan di ruang tamu. Oh,.. ya! gadis itu tadi minta izin kepada Shima untuk menggunakan bilik mandi. Kata gadis itu, badannya berkeringat setelah menari tak kurang dari 2 jam. Shima tentu tidak dapat menolak. Ia mengantar Nora ke biliknya, meminjamkan baju untuk mandi. Waktu itulah, Shima sempat melihat gadis itu menanggalkan bajunya di bilik mandi yang pintunya tidak ditutup (apakah ia sengaja?). Harus diakui oleh Shima, tubuh gadis itu sangat mulus sempurna, penuh lika-liku yang menjanjikan. Sangat-sangat seksi!
Di ruang tamu, Shima menghempaskan tubuhnya di samping Shake . Kakinya agak penat setelah sepanjang malam berdiri. Dengan santai, ditumpangkannya kedua kaki ke atas meja. Shake mengalihkan pandangan dari TV , menoleh ke arah Shima sambil tersenyum. Ah! Shima suka sekali senyum itu: manis dan juga terasa hangat-bergairah. Dagunya nampak membiru kerana habis bercukur. Minyak wanginya yang semerbak menambah kesan hendsome lelaki ini. Matanya, ya,... matanya itu juga pandai membakar sesuatu yang memang mudah terbakar di dalam tubuh Shima!
"Mahu aku gigit?" ucap Shake setengah berbisik sambil menggeser duduknya lebih dekat. Shima mengangguk sambil tersenyum tak kalah manis. Televisi menyiarkan berita peperangan di Kamboja. Suara shower samar-samar datang dari bilik utama. Shake segera memijat kedua kaki Shima setelah menyingkap gaunnya sampai ke lutut. Betis Shima yang mulus nampak semakin mulus dalam suasana ruang tamu yang tidak terlalu terang. Tangan Shake ternyata cukup ahli dalam memantat, menimbulkan rasa nyaman yang perlahan-lahan merayap ke seluruh penjuru tubuh Shima.
Shima menyenderkan kepalanya ke sandaran sofa, memejamkan matanya, membiarkan perasaan rileks menggantikan kegalauan yang sejak tadi membuatnya gelisah. Kini, tangan Shake bagai menaburkan air sejuk, mengurangi kegelisahannya. Namun, setelah kegelisahan itu hilang, muncul perasaan baru yang tak mengurangi debur jantungnya. Itu lah birahi yang tadi ditahan-tahan; kini mulai bergejolak seirama gigit n Shake .
Perlahan-lahan Shima lupa sekellilingnya, lupa pada pertanyaan-pertanyaan yang tadi memenuhi kepalanya. Perlahan-lahan pula gigitan Shake semakin naik, dari pergelangan kaki ke betis. Dari betis ke pangkal lutut. Dari pangkal lutut ke paha. Gaun panjang Shima semakin tersingkap, sehingga kini sudah menampakkan seluruh paha dan sedikit seluar dalam dalamnya. Shake berkali-kali menelan ludah memandang kedua kaki Shima yang sangat sensual itu. Telapak tangannya terasa nikmat menyentuh kulit mulus yang di sana-sini ditumbuhi bulu pirang halus itu.
Shima mengerang pelan ketika tangan Shake mengusap-usap permukaan kedua pahanya. Oh... rasa geli menyelinap ke pangkal pahanya, ke lepitan-lepitan di sana. Apalagi kemudian salah satu tangan itu naik semakin tinggi, mengusap-usap bahagian depan cipap Shima yang agak menonjol itu.Shima menggeliat ketika merasakan nafas Shake yang hangat menerpa lehernya. Bibir lelaki itu kini dengan leluasa menjalari tengkuk dan bahagian bawah telinganya. Itulah bahagian-bahagian sensitif wanita yang selalu akan membangkitkan api birahi. Shake nampak nya pro dalam hal ini. Sebentar saja, Shima sudah merasakan tubuhnya terbakar api asmara.
Harum sekali wanita ini, pikir Shake sambil terus menciumi leher Shima yang jenjang. Harumnya tak semerbak seperti kebanyakan wanita, melainkan lembut nyaris tak tercium hidung. Harum yang mendatangkan perasaan rindu, selain juga gairah sensual. Shake senang sekali membenamkan hidungnya di kulit putih mulus agak sedikit di bawah telinga Shima. Lalu Shima tersentak terdiam ketika salah satu jari Shake tahu-tahu sudah menyelinap ke bawah seluar dalam dalamnya, menyentuh si Kecil Merah yang sudah sejak tadi menegang. Sentuhan itu sangat tiba-tiba dan tak terduga. Menimbulkan sergapan birahi yang memenuhi seluruh tubuh dalam sekejap. Tak terkendali, kedua paha Shima juga langsung membuka dengan cepat.
Shake pun kini leluasa mengelus-elus permukaan cipap Shima, menyelipkan jarinya di antara dua bibir yang membasah di bawah sana. Ujung jarinya segera diselimuti air mani tipis yang hangat. Wanita ini sudah sangat terangsang, pikirnya girang. Ia menginginkan percumbuan walau pura-pura menolak! Shima kini sungguh tak ingat apa-apa lagi. Terutama, ia tak ingat bahwa Nora masih bersama mereka walaupun kini sedang mandi di dalam. Sentuhan dan ciuman Shake membuatnya sangat bergairah, dan kini dirinya cuma punya satu keinginan: segera disetubuhi oleh lelaki yang mengagumkan hatinya itu. Tubuhnya telah terbuka-terpampang lebar. Cipapnya sudah terkuak-tersedia, siap dihujam-ditikam oleh batang Shake yang pasti kekar dan kokoh itu. (Shima sering memandang ke arah tubuh bawah Shake setiap kali lelaki itu memakai jeans ketat).
Mulut Shake kini merayap turun, dan dengan dagunya lelaki itu mendorong gaun Shima di bahagian atas hingga terkuak lebar. Kedua tetek wanita yang menggairahkan ini segera tersembul keluar dari persembunyiannya. Wow,.. Shake menelan ludah kembali,.. memandang dua bukit menantang-menggairahkan di hadapannya. Tak sabar, ia sergap salah satu puting yang memerah-menonjol itu. Aaaaah...! .. Shima mengerang keras, menggeliat merasakan panas mulut Shake mencengkram puncak dadanya. Rasanya nikmat sekali diperlakukan serba penuh kejutan seperti ini! Lalu segalanya berlangsung cepat. Shima tak pernah tahu, kapan seluar dalam dalamnya lolos melewati kedua kakinya. Tahu-tahu ia sudah setengah telanjang, dan gaun panjangnya sudah tak berfungsi lagi. Ia tersandar dengan kedua kaki mengangkang, duduk di pinggir sofa, nyaris merosot jatuh. Cipapnya yang kini sudah basah, nampak terkuak lebar, ditelusupi oleh jari-jari Shake yang sangat cekatan. Si Kecil Merah di lepitan di bahagian atas, kini sudah nampak jelas, berkilat diselaputi lendir tipis. Berkali-kali ujung jari tengah Shake bermain di sana, membuat Shima menggeliat kekiri-kekanan. Berkali-kali pula salah satu jari yang lain masuk menelusup ke liang cinta Shima yang sudah sangat basah itu.
Kedua tangan Shima erat merengkuh leher Shake , membuat lelaki ini semakin erat menindih tubuhnya. Salah satu kaki Shima terangkat sedikit ke atas, tersangkut di tangan sofa, membuat cipapnya semakin terkuak lebar, terpampang bebas. Tangan Shake semakin leluasa bermain di sana. Gairah Shima pun semakin membara. Tahu-tahu Shima merasa tubuhnya melayang. Shake membopong wanita molek ini dengan sekali rengkuh. Kuat sekali lelaki itu. Dengan santai ia membawa Shima ke ruang tidur utama sambil menciumi bibirnya. Shima tetap memejamkan mata, membiarkan sang pangeran membawanya ke peraduan cinta. Membiarkan pula bibirnya dilumat dan digigit mesra. Membiarkan segalanya terjadi begitu saja.
Membiarkan pula Nora bergabung di ruang tidur! Di bilik tidur, Shake menurunkan tubuh Shima dan mulai menelanjanginya. Shima berdiri saja diam seperti maneqquin yang sedang didandani. Sekejap tubuhnya sudah telanjang bulat, mulus menantang menakjubkan siapa pun yang melihatnya. Shake kemudian menciumi seluruh permukaan dada Shima dengan bergairah, membuat wanita ini menggelinjang kegelian. Shima pun merasakan dirinya melayang-layang di awan birahi di langit cinta yang luas. Ia terus memejamkan mata, seakan-akan takut terbangun dari mimpi yang menggairahkan ini. Rasa geli-nikmat memenuhi seluruh permukaan dadanya, membuatnya menggelinjang-gelinjang liar.
Lalu, samar-sama dirasakannya seseorang meraba-raba bahagian belakang tubuhnya. Siapa itu? Nora!!.. sejenak Shima panik memikirkan kemungkinan seorang wanita mencumbu dirinya. Sejenak tubuhnya menegang antara ingin menghentikan apa pun yang terjadi dan ingin melanjutkan. Di belakang, Nora menggigit l pantat Shima Oh, Shima terperangkap di antara dua serbuan-serbuan kenikmatan yang memenuhi seluruh tubuhnya. Berdirinya sudah limbung, untung tangan-tangan Shake kokoh menopang tubuhnya. Shima mengerang-erang saja, merintih-rintih nikmat, merasakan dua mulut panas membakar badannya. Segala kepanikan tiba-tiba saja sirna, berganti kenikmatan belaka. Lalu, satu tangan Nora bermain di cipapnya, mengusap-membelai bibir-bibirnya. Jelas sekali, sebagai wanita, Nora tahu di mana harus meraba. Ahhh,... Shima kegelian, membuka kedua pahanya semakin lebar. Mulut Shake telah pula sampai di salah satu putingnya. Oohh,... Shima mengerang mendorong dadanya semakin kedepan, mengundang Shake untuk lebih kuat mengenyot-menyedot.
Jari-jari Nora menguak bibir cipap Shima, lalu menggosok-gosok bahagian dalamnya. Satu tangan Shake merayap ke bawah, menemukan si Kecil Merah tak terjamah. Dengan jari tengah, Shake mengurut-menelusur tonjolan itu. Aaah..., Shima menjerit tertahan merasakan kenikmatan datang dari mana-mana.
"Oooh..., yess!" erang Shima ketika merasakan lidah Nora menjilati celah-celah bahagian belakangnya, turun perlahan menuju cipapnya yang telah mulai basah. Tanpa sadar ia menunggingkan tubuhnya, memberikan semakin banyak keleluasaan kepada gadis itu. Kini, sama sekali tidak ada panik di kepala Shima. Cuma ada kenikmatan dan keinginan untuk segera melanjutkan permainan cinta ini ke tingkat yang lebih liar lagi, lebih bergairah lagi.
"Nggg...!" rintih Shima ketika ternyata Shake juga turun, menciumi perutnya, lalu mulai menjilati si Kecil Merah. Tubuh Shima terasa melayang-layang, dijilati dari depan dan belakang di bahagian-bahagian yang sangat sensitif. Satu tangannya mencengkram rambut Shake di depan, satu tangan lagi mencengkram rambut Nora di belakang. Oh...., kedua kakinya semakin terentang, dan ia semakin tak kuat menahan tubuhnya yang bergetar. Oh...., ia bagai sedang menunggang dua kuda sekaligus. Seorang satria wanita yang menuju perang bergelora. Tubuhnya berguncang-guncang merasakan serbuan-serbuan kenikmatan yang semakin lama semakin intensif.Apalagi kemudian ia merasakan lidah Nora yang kecil dan panas itu menelusup masuk, menjilati dinding-dinding permukaan cipapnya dari arah belakang. Shima mengerang keras ... setengah berteriak, bahkan.... merasakan geli-nikmat menyerbu masuk ke tubuhnya, datang dari lidah yang bergerak-gerak cepat, keluar-masuk, berkeliling-keliling. Sementara di depan, mulut Shake telah pula menghisap-hisap tonjolan kenikmatan yang memerah itu. Tak terkira rasanya! Nikmat sekali rasanya! ... Shima segera merasakan klimaks menyerbu, datang menderu. Sebuah sedotan kuat dari mulut Shake dan hujaman lidah Nora dari belakang menjebol tanggul orgasmenya. Bergulung-gulung kenikmatan tiada tara menyerbu seluruh tubuh Shima, membuat wanita ini berguncang-menggeliat-gelisah. Sebuah teriakan, bagai orang yang sedang melepaskan seluruh perasaannya, keluar dari mulut Shima.
Kalau tidak ada Shake , pastilah Shima sudah bergelimpangan di lantai. Dengan kedua tangannya yang kukuh, lelaki itu menahan pinggang Shima. Ia segera menghentikan ciumannya, lalu dengan sekali rengkuh mengangkat tubuh Shima ke tempat tidur king size yang masih ditutupi bed cover merah itu. Nora segera ikut naik ke katil, memposisikan dirinya di belakang Shima.
Shima akhirnya berbaring dalam posisi terlentang pasrah. Wanita ini benar-benar telah menyerahkan tubuhnya ke dua pasangan bercintanya. Segala perasaan kuatir yang tadinya memenuhi kepala Shima kini sirna sudah. Ia kini ingin sekali menikmati permainan cinta bertiga dengan seorang lelaki gagah dan seorang gadis montel molek.
Shake berbaring di sebelah kanan, sudah dalam keadaan telanjang. Entah kenapa ia melepas baju-bajunya, Shima tak pernah tahu kerana sepanjang percumbuan ia lebih banyak memejamkan mata. Kini Shake , menciumi leher, bahu dan teteknya. Shima mengerang-merintih merasakan geli-nikmat menyebar ke seluruh tubuh. Apalagi tangan lelaki itu meremas-remas pangkal teteknya, menimbulkan sedikit perih bercampur nikmat. Oh..., pandai sekali ia bercumbu.
Sementara itu, Shima juga tak peduli apa yang dilakukan Nora dengan cipapnya di bawah sana. Gadis itu juga nampak "profesional" sekali bercumbu bertiga seperti ini. Bagi Shima, ini adalah pengalamannya yang pertama, kerana itu sesungguhnya ia tak tahu harus berbuat apa selain membiarkan saja kedua pasangannya berbuat sekehendak hati. Lagipula, ia sendiri memang ingin menikmati saja permainan ini. Itu lah yang terbaik baginya saat ini!
Sudah tentu, bagi Shima, permainan cinta kali ini lebih nikmat dari biasanya. Kali ini, kenikmatan datang dari segala penjuru. Kalau bercinta dengan seorang lelaki, biasanya kenikmatan terkonsentrasi di salah satu bahagian tubuh. Kalau lelaki itu sedang mengulum putingnya, dari sanalah datang kenikmatan utama, walau tangannya juga bermain di bawah. Kalau lelaki itu sedang menjilati cipapnya, dari sanalah datang kenikmatan, walau tangannya menggerayangi dada. Kini, kedua tempat itu mendapat perlakukan erotis yang sama kuatnya. Mendatangkan dua kenikmatan sekaligus, berlipat-lipat ganda rasanya.
Nora tahu betul apa yang harus dilakukannya di bawah sana. Tentu saja! Sebagai wanita, ia tahu persis bahagian-bahagian mana yang harus mendapat perlakuan halus-lembut, mana yang harus agak keras. Lidahnya yang kecil dan basah kini bermain-main di atas si Kecil Merah yang sudah sangat memerah itu. Ohh..., Shima merasa seperti dikelitiki oleh sejuta kupu-kupu yang terbang berkeliling-keliling di atas cipapnya. Lalu dua jari gadis itu sudah pula menyeruak ke dalam liang cintanya. Satu jari terasa mengurut-urut dinding bahagian atas, tempat adanya sebuah tonjolan yang mengeras, yang menjadi pusat saraf kenikmatan di bahagian dalam. Ohh..., Shima rasanya seperti berayun-ayun di awan sensei. Nora juga tak henti-hentinya mengeluarkan suara mendesah; dan nafasnya yang hangat menambah kenikmatan bagi Shima. Cipapnya serasa terbakar oleh birahi yang semakin lama semakin menggelegak. Apalagi ketika jari-jari Nora menguak bibir cipap itu, Shima merasa semakin lebar terpampang. Bahagian dalam cipapnya terasa bergerak-bergelora ketika kini lidah Nora mulai menelusup-nelusup. Mula-mula hanya di pinggir-pinggiran, di pembukaan liang basah yang berdenyut itu. Lalu agak masuk ke dalam, menyentuh-nyentuh dinding yang memerah, menimbulkan rasa geli sekaligus nikmat luar biasa. Melayang-layang rasanya tubuh Shima, di angkasa birahi yang luas tak berbatas.
"Ahhh...!" sebuah desah panjang lepas menghambur dari mulut Shima ketika ia merasakan orgasmenya datang menyerbu. Pinggangnya meregang, terangkat tinggi-tinggi, hampir saja membuat Nora terdorong keluar katil. Sementara itu Shake menyedot kuat salah satu putingnya, menimbulkan semacam ledakan kecil yang mengawali serangkaian ledakan-ledakan dahsyat di tubuh Shima. Bagai terlanda gelombang yang tak kelihatan, tubuh Shima terlontar-lontar di atas katil ketika klimaks menyerbu. Kalau saja Shake tak kuat menekan tubuh wanita itu, niscaya mereka bertiga sudah bergelimpangan ke luar katil."Ngggg...!" sebuah erangan keras menghambur pula dari mulut Shima kerana rasa geli dan nikmat yang sangat kuat melanda tubuhnya, kerana kedua pasangan bercumbunya tak berhenti menjilat dan menyedot. Seluruh urat syaraf di tubuhnya terasa meletup-letup.
Lalu, tiba-tiba Shake menyelusup ke bawah tubuh Shima, sehingga wanita itu kini terlentang di sepanjang tubuh lelaki yang kokoh itu. Entah bagaimana caranya Shake ber-"akrobat", laki-laki itu sungguh ahli dalam bercinta. Shima membiarkan saja tubuhnya diatur sedemikian rupa sehingga kini ia terlentang mengangkang di atas tubuh Shake . Samar-samar Shima merasakan Nora mengatur sesuatu di bawah sana, dan sebelum ia boleh berpikir lebih jauh, dirasakannya ujung batang Shake mulai menyeruak di permukaan liang cintanya. Oh! .. rupanya tangan Nora menuntun batang itu ke tempat yang tepat, dan ketika Shake menyorongkan pinggangnya ke atas, batang itu pun perlahan melesak. Oh!.. besar dan kenyal sekali batang itu, menerobos perlahan, meregangkan lebih jauh lagi dinding-dinding cipap Shima, membuat wanita itu menjerit nikmat. Sungguh seperti dibelah dua rasanya di bawah 2287Please respect copyright.PENANAx83jKYJavb
sana. Seperti diterobos oleh kekenyalan yang keras-kokoh, memenuhi seluruh rongga yang sudah basah dan berdenyut-denyut itu.
Lalu Shake mendorong punggung Shima perlahan-lahan, sehingga akhirnya Shima berada dalam posisi duduk mengangkangi pangkuan Shake . Oh!... Shima kini bagai sedang menunggang kuda tetapi menghadap ke belakang. Batang Shake kini tertanam dalam-dalam, menyentuh dinding paling belakang dari cipap Shima. Belum apa-apa, Shima sudah merasakan klimaksnya mulai terbentuk lagi. Padahal klimaks yang sebelumnya belum lagi reda!
Secara naluriah, Shima mulai menggoyang-goyangkan pinggangnya. Maju-mundur, kekiri-kekanan, berputar-putar. Oh!.. seluruh liang cipapnya seperti disodok-sodok batang kenyal-panas yang menimbulkan gelora birahi berkepanjangan. Badan Shima mulai bergetar keras merasakan serbuan-serbuan kenikmatan menyebar ke seluruh tubuh. Terlebih lagi, lidah Nora kini , bermain di tonjolan kecil yang sudah sangat terangsang itu. Gila!.. Shima rasanya seperti mengalami klimaks yang tak henti-hentinya, tak putus-putusnya.Lalu Shima mulai bergerak naik turun. Batang Shake yang tegak-tegang kini keluar masuk, menimbulkan suara-suara sensual bagai lesung yang sedang disodok-sodokan ke palung becek. Akibat gerakan ini pula, si Kecil Merah terasa semakin geli tersentuh-sentuh lidah Nora yang hangat dan lembut. Belum pernah Shima mengalami kenikmatan begitu dahsyat seperti saat ini. Gerakan naik turunnya menjadi semakin cepat. Semakin cepat dan semakin liar.
Kedua tangan Shima bertelektekan di lututnya sendiri. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik dengan rona kemerahan. Matanya kini setengah terbuka, tetapi pandangannya menerawang. Mulutnya terbuka lebar, tetapi hanya dengusan nafas yang keluar menderu-deru. Seluruh tubuhnya menegang seperti orang mengejan. Seperti seorang lifter (atlit angkat besi) yang sedang berusaha mengangkat beban terberat.Lalu Shima menjerit keras sekali. Suaranya bagai sapi yang sedang disembelih. Kalau tidak dalam keadaan begini, pastilah Shima ngeri sendiri mendengar suara itu. Tetapi dalam keadaan orgasme yang memuncak seperti ini, teriakan itu justru melegakan. Teriakan itu justru menandai tercapainya puncak kenikmatan yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari puncak-puncak yang selama ini didakinya. Jauh lebih dahsyat pula gemuruh lahar yang tumpah ruah dari gunung birahinya. Meledak-ledak seperti paip pecah di Jalan Cheras tempoh hari yang mampu mengguncang-guncang katil yang terbuat dari besi.
Di tengah-tengah klimaks, Nora melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia menggigit si Kecil Merah, tidak terlalu keras, tetapi mampu menimbulkan perasaan yang tak terkira dalam diri Shima. Sambil terus mengerang, ia menengok ke bawah, melihat apa yang terjadi di cipapnya. Dilihatnya Nora menyedot kuat-kuat, menjepit si Kecil Merah di antara bibirnya yang seksi. Oh!... pemandangan yang sensual itu, ditambah gigitan kecil itu ...ditambah sodokan-sodokan batang Shake ... . Oh!.. Oh!.. Oh!...emmm annhhhh ohhhh emmmmm ahhhhhh Shima tak sanggup lagi berpikir. Dunia terasa meledak lagi, berkeping-keping. Setiap kepingannya adalah sebentuk kenikmatan tiada tara.
Entah apa yang terjadi, dalam 10 detik Shima kehilangan sedarnya. Tubuhnya yang molek terhempas ke katil, ke sebelah Shake . Keringat membanjir, berleleran di mana-mana, mengalir seperti sungai kecil di antara bukit-bukit dadanya yang turun-naik dengan cepat. Shima setengah mampus.
Sementara itu Shake juga sudah sangat terangsang. Gerakan-gerakan Shima membuat batangnya terasa sangat-sangat tegang. Ia segera menarik tubuh Nora ke atas tubuhnya. Gadis itu pun juga sudah sangat terpesona dan ingin segera melanjutkan permainan. Ia segera mengangkangi Shake, menuntun batang lelaki itu tepat ke depan liang surgawinya. Lalu, dengan sekali gerakan ia mendudukkan dirinya di pangkuan Shake ."Aaaah....!" Nora mengerang panjang ketika merasakan otot kenyal-keras-panas menyeruak masuk ke dalam cipapnya yang sempit. Sebagai wanita melayu, tentu saja liang cipapnya setengah kali lebih sempit daripada milik Shima. Bagi Shake, pergantian ini sungguh sebuah kejutan yang nikmat. Dari liang yang berdenyut-denyut liar, kini batangnya pindah ke sebuah gua daging yang kesat-liat.
Dengan kedua tangan mencengkram pinggang Nora, lelaki itu pun mengendalikan permainan cinta yang bergelora ini. Nora membiarkan Shake menaik-turunkan tubuhnya. Lelaki itu sangat perkasa. Tubuhnya terasa ringan dinaik-turunkan sepanjang batang yang tegak-tegang itu. Nora bergidik-bergetar merasakan klimaksnya sudah datang dengan cepatnya. Setiap kali tubuhnya bergerak naik-turun, setiap kali pula kenikmatan bertambah intens terasa. Hujung batang Shake yang keras-kenyal membentur-bentur dinding terdalam cipap Nora, membuat gadis ini mengerang-erang keenakan.
"Yes.. yes.. yes!" jerit Nora setiap kali tubuhnya menghujam ke bawah. Suaranya melengking manja. Matanya membelalak indah, menatap ke wajah Shake yang juga menatapnya dengan mata bersinar bergairah. Kedua teteknya berguncang-guncang hebat setiap kali tubuh mungilnya bergerak naik-turun dengan cepat.
Shake merasakan batangnya seperti diremas-diurut oleh liang licin-basah yang kenyal. Wow!... tak kuasa ia menahan gemuruh di dalam tubuhnya, yang bagai air bah meminta jalan keluar. Sejak tadi ia berusaha mengendalikan diri untuk memberikan klimaks kepada Shima. Tetapi kini ia tidak tahan lagi. Dengan erangan keras, ia tarik ke bawah tubuh Nora sekuat tenaga."Aaaaaah!" gadis itu menjerit keras, bukan kerana kesakitan, melainkan kerana ia tak kuasa pula menahan ledakan klimaks ketika cipapnya berbenturan dengan pangkal batang Shake . Gadis itu menghenyakkan pula tubuhnya ke bawah sekuat tenaga, lalu menekan dengan segala daya, memutar-mutar pinggangnya. Klimaks datang dengan cepat, membuat tubuhnya meregang-regang. Berguncang-guncang hebat. Menggelepar-gelepar. Mengeliat-gelinjang. Di sebelah pasangan yang sedang asyik itu, Shima membuka matanya. Pemandangan yang ditemuinya sungguh menakjubkan. Nora, yang tubuhnya sangat padat mempesona, nampak berkeringat dengan kedua buah dada yang tegak menantang, dan dua puting coklat-kehitaman yang mencuat. Shake yang badannya sebahagian ditumbuhi bulu lebat juga nampak penuh keringat, sedang meregang sepanjang badan. Keduanya nampak tak terkendali. Keduanya mengerang-menggeram berkali-kali. Lalu keduanya terhempas di katil, menimbulkan suara berderit yang ramai.
Sejenak suasana mereda. Shake terletak dengan senyum kepuasan tipis menghias wajahnya. Lelaki itu terlentang di antara dua wanita yang juga terletak dengan wajah penuh kepuasan. Ketiganya berkeringat seperti para pelari marathon yang baru saja mencapai garisan final. Shima merasakan tubuhnya mulai pulih setelah hal tadi terasa pecah berkeping-keping. Bersamaan dengan itu, ia merasakan birahinya telah pula datang kembali. Masih ada rasa geli-gatal di sekitar cipapnya. Masih ingin rasanya ia dijilat dan digigit di bahagian itu. Maka tanpa tunggu ia berbisik, "Let's do it again ..."
Dan Nora juga belum kehabisan energy. Gairahnya masih menggebu-gebu. Mendengar desah setengah memohon dari Shima, gadis ini bergulingan melewati tubuh Shake . Sekejap ia sudah berada di bawah, dan langsung menjilati cipap Shima. "Aahh... !" jerit Shima antara terdiam dan senang. Ia sebetulnya tak mengarahkan permintaannya ke gadis itu, tetapi seketika lidah kecil yang hangat itu bermain di bawah sana, seketika itu pula segala pertimbangan rasionya hilang. Seketika itu pula Shima membiarkan tubuhnya menerima cumbuan yang menggairahkan dari Nora, dan pikirannya pun bagai tertutup rapat. Yang ada cuma gairah dan birahi. Shake terpesona memandang adegan di sebelahnya. Dua wanita yang sangat seksi terlibat dalam percumbuan yang bergelora! Bukan main...., ia tadinya ragu bahwa Shima akan menyukai permainan yang telah lama ditunggunya ini. Ia tadinya setengah berjudi ketika mengajak Nora ke pesta Shima malam ini. Namun kini Shake bersukur tidak membatalkan rencananya di tengah jalan. Ternyata segala sesuatunya berjalan lancar! Gairah Shake dengan cepat bangkit kembali. Diraihnya selembar tisu yang tadi ia lihat terletak di meja di dekat katil. Dengan tisu itu, ia membersihkan sisa-sisa air mani cinta yang masih melekat di batangnya. Kini otot kenyal itu bersih sudah, dan mulai menegang pula! Di tengah-tengah gelombang kenikmatan yang datang dari lidah Nora, Shima melihat Shake telah bergairah kembali. Oh..., lelaki itu memerlukan cumbuan ku, pikir Shima. Maka ia berbisik, "Come here..", sambil menarik tangan Shake .
Shake memposisikan dirinya dekat kepala Shima. Dalam hati ia berharap agar Shima memanggilnya untuk melakukan sesuatu yang memang ia inginkan pula. Harapan itu ternyata tak sia-sia! Mulut Shima yang seksi dan basah itu dengan cepat telah mengulum batang Shake . Wow!... Shake tersentak ketika merasakan kelembutan-kehangatan menyelimuti oto-kenyalnya.
Percumbuan pun berlanjut dengan saling hisap dan saling mengulum. Secara otomatis, ketiganya membentuk segitiga dengan masing-masing kepala berada di selangkangan pasangannya. Nora mendesah-desah menjilati cipap Shima, 2287Please respect copyright.PENANAyZVnkuFKdE
sementara wanita itu sendiri sibuk mengulum-ulum batang Shake , dan lelaki satu-satunya dalam permainan ini asyik pula menjilati cipap Nora. Suara-suara desah dan decap memenuhi bilik, seksi sekali! Bagi Shima, inilah permainan yang sangat mengasyikkan. Kalau tadi ia kuatir tidak akan boleh melakukannya, kini ia sudah merasa menjadi ahlinya! Ia biarkan saja kekuatiran itu sirna oleh datangnya birahi yang menggebu-gebu. Dengan bersemangat ia mengemut-menyedot batang Shake . Apalagi ketika kemudian ia merasakan klimaks datang dari lidah dan jari-jari Nora yang aktif. Sambil mengerang-erang, Shima membiarkan tubuhnya didera gelombang orgasme yang melenakan itu. Oh!... betapa nikmat rasanya seluruh tubuh diterpa orgasme.
Ketika orgasme mencapai puncak, Shima tak sanggup lagi mengulum-menyedot. Ia menjerit keras, lalu mengerang-erang kerana Nora tak berhenti menyedot sambil menggigit-gigit kecil. Akibatnya, batang Shake terlepas dari kemutan Shima, dan lelaki itu segera bangkit memposisikan dirinya di belakang Nora. Kini giliran Nora yang menjerit manja ketika merasakan batang Shake menyeruak masuk tanpa order atau isyarat. Terpaksalah gadis itu melepaskan mulutnya dari cipap Shima yang sedang menggeliat-geliat menikmati orgasmenya. Kini konsentrasi Nora ke dirinya sendiri. Ia pun kini berada dalam posisi merangkak, bertelektekan dengan kedua kaki dan kedua tangan, bersiap-siap menyambut datangnya orgasme. Shake telah tegak di kedua lututnya, menghujam-hujamkan batangnya dari belakang.
Entah kenapa, Shima perlahan-lahan menyelinap ke bawah tubuh Nora yang sedang berguncang-guncang diterjang hujaman Shake . Posisinya sedemikian rupa sehingga kini Shima terlentang dengan kepala tepat berada di selangkangan Nora, di antara kedua pahanya. Dari posisi ini, Shima boleh melihat dengan jelas bagaimana batang Shake menerobos keluar-masuk cipap Nora. Sebuah pemandangan yang sangat erotis dari jarak sangat dekat! Kerana posisi itu pula, kepala Nora berada di antara selangkangan Shima. Segera gadis ini membenamkan mukanya di cipap Shima, menjilat dan menyedot lagi dengan sangat bersemangat. Orgasmenya mulai datang dalam gelombang-gelombang panjang, dan setiap hujaman Shake ditimpalinya dengan menyedot-nyedot si Kecil Merah milik Shima.
Shima pun tak ingin tinggal diam. Dijulurkannya lidahnya, menyentuh tonjolan milik Nora yang agak tersembunyi. Digerak-gerakannya lidahnya ketika ia mendengar gadis itu mengerang. Dirinya sendiri sudah sangat kegelian. Setiap kali Nora menjilat dirinya, Shima membalas dengan menjilati pula gadis itu. Oh!... ini memang kerjasama yang menakjubkan. Nora tidak tahan lagi. Ia terpaksa mengangkat muka dari selangkanan Shima kerana ia harus menjerit mengeluarkan segala perasaannya. Klimaks kali ini sangat kuat terasa, datang tidak saja dari liang cipapnya yang dihujam-hujam oleh otot kenyal-panas, tetapi juga dari tonjolan kecil yang dijlati dan sesekali dikulum oleh Shima. Dengan sepenuh hati, gadis ini menjeritkan, "Ah!" yang panjang, disambung rintihan kecil ketika puncak klimaks sudah terlewati.
Shake merasakan liang kenyal milik Nora berdenyut-denyut. Oh!.. ia pun merasa bagai diremas-remas di bawah sana. Segera saja rasa nikmat menyelimuti tubuhnya. Ah!.. orgasmenya sudah pula datang dengan cepat dan kuat, menderu-deru hendak menyerbu keluar.Cepat-cepat ia menarik keluar batangnya. Setelah tadi menumpahkan air mani cinta di liang surgawi milik Nora, kini Shake merasa tak adil jika , berejakulasi di tempat yang sama. Segera ia merubah posisi, menarik tubuh Shima dari bawah tubuh Nora yang langsung terjerembab-tertelungkup. Lalu, dengan sekali dorong, Shake menghujamkan batangnya ke liang surgawi Shima.
"Yessss!", Shima mendesis merasakan batang Shake menyeruak masuk. Sudah sangat tegang dan keras batang itu. Hebat sekali lelaki ini, dalam waktu cepat boleh mencapai orgasme dua kali! Shima merasakan betapa dinding-dinding cipapnya digosok-gosok oleh batang yang kokoh itu. Shima juga merasakan dengan jelas betapa batang itu sesaat seperti menggembung besar sekali, lalu ........ srrrrt!... Shima merasakan semprotan panas memenuhi rongga cipapya. Semprotan itu bagai sebuah picu yang menyebabkan meledaknya sebuah dinamit di dalam tubuh Shima.
Tubuh keduanya meregang-mengejang. Berguncang-guncang hebat. Shima mencengkram punggung Shake , tak sengaja meremas terlalu keras sehingga kulit lelaki itu agak terkelupas. Kedua pahanya yang mulus menjepit pinggang lelaki itu, menarik tubuh lelaki itu rapat-rapat ke tubuhnya. Shake pun mengerang, antara memprotes kerana sakit di punggungnya dan menyampaikan terimakasih atas kenikmatan luar biasa yang diterimanya. Lalu dunia seperti berputar-putar di mata Shima. Warna-warni pelangi memenuhi pandangannya, sejalan dengan menyebarnya rasa nikmat dari pinggang ke seluruh tubuh. Dari ujung jempol kaki sampai ujung rambut. Nikmat luar biasa! Dan kerana itu, Shima tak kan pernah melupakan malam yang sangat sensual ini!
ns18.191.163.22da2