x
Sudah beberapa hari berlalu sejak kepulangan Rania. Rumah besar disebuah perkebunan itu kini kembali dipenuhi tawa tiga sepupu yang tak terpisahkan. Pagi hingga malam, ruang keluarga tak pernah sepi dari canda mereka.
Tapi di balik kehangatan itu, ada sesuatu yang menggelitik pikiran Nada.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0uqNiHFHP
"Semakin hari, kok mereka berdua raut wajahnya terlihat lelah ya? Padahal kita kan gak pernah jarang ngobrol sampai begadang..." batin Nada suatu pagi, sambil mengamati lingkaran hitam samar di bawah mata Dania dan Rania.
Rasa penasaran itu terus menggerogoti, membuat indra pendengarannya semakin tajam.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmI7wZG2yW
Akhir-akhir ini, Nada sering terbangun oleh suara langkah kaki ringan di depan kamarnya di tengah malam.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiet1BCCR27
Tap... tap...
Suara itu kadang berhenti tiba-tiba, membuatnya bingung. "Mungkin salah satu dari mereka haus dan turun ke dapur," pikir Nada.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJx5C2UpBKP
Tapi semakin hari Nada sering sekali mendengar suara langkah kaki yang keluar dari salah satu kamar malah kadang seperti bergantian.. “Untuk apa keluar kamar malam ya?” batin Nada.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQa6r1T363P
Malam berikutnya, Nada sengaja terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menunggu.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHZEWPAiqM
Tap... tap...
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ImsB4hh52
Lagi! Suara itu muncul sekitar jam 2 pagi. Nada menahan napas, berharap bisa mendengar lebih jelas. Tapi seperti sebelumnya, suara itu menghilang begitu saja.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO7eFL5wdXm
"Ughhh tidur aja deh besok aku tanya mereka ajaaaaa!!..." batin Nada kesal, memutar badan dan memeluk gulingnya erat.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXuOd8WH9B
***
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwNCBiaypSE
Keesokan Harinya
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HKMD7Hxjv
"Kak Dania, Rania, kalian sering denger gak sih suara langkah kaki malem-malem?" tanya Nada sambil mengaduk nasi goreng di piringnya.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAi541Kje6
Uhuk.. uhukk
Dania dan Rania tersedak bersamaan.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnR0zzlZLN
"Hah? Suara kaki?" Tanya Dania, matanya berkedip cepat.
"Ngg..ngghhhh jangan bikin takut ah Nada!" Rania menambahkan dengan suara sedikit lebih tinggi dari biasanya.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdYtxV1wsQr
Nada mengerutkan kening. Reaksi mereka aneh. "Iya.. kadang aku terbangun denger suara langkah kaki. Aku pikir salah satu dari kalian. Tapi kok aneh ya? Sekali aku dengar, suaranya hilang begitu saja..."
Dania bermain-main dengan sendoknya. "Hah... itu.. beneran orang kan?"
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7l1t2K8VJ
"Ya mana aku tahu kak! Aku gak berani keluar lihat. Kalau ternyata maling trus aku diperkosa gimana?" balas Nada dengan mata melotok.
Rania menggigil. "Ughh serem juga ya kalau gitu... ah kamu mah bikin aku takut aja Nada!"
"Apa kita minta tolong Mang Joko atau Mang Yono untuk jaga rumah?" usul Nada.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRA9ciFIaE
Hemmm...
Dania dan Rania terdiam, saling melirik dengan ekspresi aneh.
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzua83SUa1e
74Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMxzNyKBpO5
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.85da2
