Namaku Salmiah. Aku seorang guru berusia 28 tahun. Di kampungku di daerah Terengganu, aku lebih dikenal dengan panggilan Bu Miah. Aku ingin menceritakan satu pengalaman hitam yang terjadi pada diriku sejak enam bulan yang lalu dan terus berlanjut hingga kini. Ini semua terjadi karena kesalahanku sendiri. Kisahnya begini, kira-kira enam bulan yang lalu aku mendengar cerita kalau suamiku ada hubungan gelap dengan seorang guru di sekolahnya.
1998Please respect copyright.PENANA7AKUA6LgOj
1998Please respect copyright.PENANAFUTwcUkm5F
1998Please respect copyright.PENANAiX8err9sJB
Suamiku juga seorang guru di sekolah menengah di kampungku. Dia lulusan perguruan tinggi lokal sedangkan aku cuma seorang guru pembantu. Tanpa mencek lebih lanjut kebenarannya, aku langsung mempercayai cerita tersebut. Yang terbayangkan saat itu cuma nasib dua anakku yang masih kecil. Secara fisik, sebetulnya aku masih menawan karena kedua anakku menyusu botol. Cuma biasalah yang namanya lelaki, walau secantik apapun isterinya, tetap akan terpikat dengan orang lain, pikirku.
1998Please respect copyright.PENANAtmtNjjAmu9
Diam-diam aku pergi ke rumah seorang dukun yang pernah kudengar ceritanya dari rekan-rekanku di sekolah. Aku pergi tanpa pengetahuan siapa pun, walau teman karibku sekalipun. Pak Itam adalah seorang dukun yang tinggal di kampung seberang, jadi tentulah orang-orang kampungku tidak akan tahu rahasia aku berjumpa dengannya. Di situlah berawalnya titik hitam dalam hidupku hingga hari ini.
1998Please respect copyright.PENANAmO4lge7l4B
Pak Itam orangnya kurus dan pendek. Tingginya mungkin tak jauh dari 150 cm. Kalau berdiri, ia hanya sedadaku. Usianya kutaksir sekitar 40-an, menjelang setengah abad. Ia mempunyai janggut putih yang cukup panjang. Gigi dan bibirnya menghitam karena suka merokok.
1998Please respect copyright.PENANAk1jbRga7n3
Aku masih ingat saat itu Pak Itam mengatakan bahwa suamiku telah terkena guna-guna orang. Ia lalu membuat suatu ramuan yang katanya air penawar untuk mengelakkan diriku dari terkena santet wanita tersebut dan menyuruhku meminumnya. Setelah kira-kira lima menit meminum air penawar tersebut kepalaku menjadi ringan. Perasaan gairah yang tidak dapat dibendung melanda diriku secara tiba-tiba.
1998Please respect copyright.PENANAlcdAevjn76
Pak Itam kemudian menyuruhku berbaring telentang di atas tikar ijuk di ruang tamu rumahnya. Setelah itu ia mulai membacakan sesuatu yang tidak kupahami dan menghembus berulang kali ke seluruh badanku. Saat itu aku masih lengkap berpakaian baju kurung untuk mengajar ke sekolah pada petangnya.
1998Please respect copyright.PENANAiJxvWksjkL
Setelah itu aku merasa agak mengkhayal. Antara terlena dan terjaga aku merasakan tangan Pak Itam bermain-main di kancing baju kurungku. Aku tidak berdaya berbuat apa-apa melainkan merasakan gairah yang amat sangat dan amat memerlukan belaian lelaki. Kedua buah dadaku terasa amat tegang di bawah braku. Putingku terasa menonjol. Celah kemaluanku terasa hangat dan mulai becek.
1998Please respect copyright.PENANAIjlWTokVBT
Aku dapat merasakan Pak Itam mengangkat kepalaku ke atas bantal sambil membetulkan tudungku. Selanjutnya ia menanggalkan pakaianku satu-persatu. Setelah aku berbaring tanpa sehelai pakaian pun kecuali tudungku, Pak itam mulai menjilat bagian dadaku dahulu dan selanjutnya mengulum puting tetekku dengan rakus. Ketika itu aku terasa amat berat untuk membuka mata.
1998Please respect copyright.PENANAajngZw0zeI
Setelah aku mendapat sedikit tenaga kembali, aku merasa sangat bergairah. Kemaluanku sudah mulai banjir. Aku berhasil menggerakkan tanganku dan terus menggapai kepala Pak Itam yang sedang berada di celah selangkanganku. Aku menekan-nekan kepala Pak Itam dengan agak kuat supaya jilatannya lidahnya masuk lebih dalam lagi. Aku mengerang sambil membuka mataku yang lama terpejam.
1998Please respect copyright.PENANA3QmxpVouOB
Alangkah terkejutnya aku saat aku membuka mataku terlihat dalam samar-samar ada dua sosok lain sedang duduk bersila menghadapku dan memandangku dengan mata yang tidak berkedip.
1998Please respect copyright.PENANAWacnfIgI1a
“Bu Miah,” tegur seorang lelaki yang masih belum kukenali, yang duduk di sebelah kanan badanku yang telanjang bulat. Setelah kuamat-amati barulah aku bisa mengenalinya.
1998Please respect copyright.PENANAyB1h5fq24T
“Leman,” jeritku dalam hati. Leman adalah anak Pak Semail tukang kebun sekolahku yang baru saja habis ujian akhirnya. Aku agak kalang kabut dan malu. Aku coba meronta untuk melepaskan diri dari genggaman Pak Itam.
1998Please respect copyright.PENANA5fpsHXmalq
Menyadari bahwa aku telah sadarkan diri, Pak Itam mengangkat kepalanya dari celah selangkanganku dan bersuara.
1998Please respect copyright.PENANAihbmqoweUT
“Tak apa Bu, mereka berdua ini anak murid saya,” ujarnya sambil jarinya bermain kembali menggosok-gosok kemaluanku yang basah kuyup.
1998Please respect copyright.PENANAhl6wedCnJq
1998Please respect copyright.PENANABseackbpNV
1998Please respect copyright.PENANAdzOpNXznMM
Sebelah lagi tangannya digunakan untuk mendorong kembali kepalaku ke bantal. Aku seperti orang yang sudah kena sihir terus berbaring kembali dan melebarkan kangkanganku tanpa disuruh. Aku memejamkan mata kembali. Pak Itam mengangkat kedua kakiku dan diletakkannya ke atas bahunya. Saat dia menegakkan bahunya, pantatku juga ikut terangkat.
1998Please respect copyright.PENANAnEqt4Bml2X
Pak Itam mulai menjilat kembali bibir vaginaku dengan rakus dan terus dijilat hingga ke ruang antara vagina dan duburku. Saat lidahnya yang basah itu tiba di bibir duburku, terasa sesuatu yang menggelikan bergetar-getar di situ. Aku merasa kegelian serta nikmat yang amat sangat.
1998Please respect copyright.PENANAYx1QJUS0aw
“Leman, Kau pergi ambil minyak putih di ujung tempat tidur. Kau Ramli, ambil kemenyan dan bekasnya sekalian di ujung itu,” perintah Pak Itam kepada kedua anak muridnya.
1998Please respect copyright.PENANAPtaDS4ULhX
Aku tersentak dan terus membuka mata.
1998Please respect copyright.PENANAWuS6d2pICg
“Bu ini rawatan pertama, duduk ya,” perintah Pak Itam kepadaku.
1998Please respect copyright.PENANAqdWekwkcnh
Aku seperti kerbau dicocok hidung langsung mengikuti perintah Pak Itam. Aku duduk sambil sebelah tangan menutup buah dadaku yang tegang dan sebelah lagi menggapai pakaianku yang berserakan untuk menutup bagian kemaluanku yang terbuka.
1998Please respect copyright.PENANAnBoqcn0qUd
Setelah menggapai baju kurungku, kututupi bagian pinggang ke bawah dan kemudian membetulkan tudungku untuk menutupi buah dadaku.
1998Please respect copyright.PENANAJxTW0vXW1E
Setelah barang-barang yang diminta tersedia di hadapan Pak Itam, beliau menerangkan rawatannya. Kedua muridnya malu-malu mencuri pandang ke arah dadaku yang kucoba tutupi dengan tudung tetapi tetap jelas kelihatan kedua payudaraku yang besar dan bulat di bawah tudung tersebut.
1998Please respect copyright.PENANAJrpqhX0OoR
“Ini saya beritahu Ibu bahwa ada sihir yang sudah mengenai bagian-bagian tertentu di badan Ibu. Pantat Ibu sudah terkena penutup nafsu dan perlu dibuang.”
1998Please respect copyright.PENANAgy6a7AbwBJ
Aku cuma mengangguk.
1998Please respect copyright.PENANAd5a19XQZLi
“Sekarang Ibu silakan tengkurep.”
1998Please respect copyright.PENANAZ0LpeU9JPK
Aku memandang tepat ke arah Pak itam dan kemudian pandanganku beralih kepada Leman dan Ramli.
1998Please respect copyright.PENANASdYGiNvnJW
“Nggak apa-apa, Bu… mereka ini sedang belajar, haruslah mereka lihat,” balas Pak Itam seakan-akan mengerti perasaanku.
1998Please respect copyright.PENANAdhWoV9UUcg
Aku pun lalu tengkurep di atas tikar ijuk itu. Pak Itam menarik kain baju kurungku yang dirasa mengganggunya lalu dilempar ke samping. Perlahan-lahan dia mengurut pantatku yang pejal putih berisi dengan minyak yang tadi diambilkan Leman. Aku merasa berkhayal kembali, pantatku terasa tegang menahan kenikmatan lumuran minyak Pak Itam. Kemudian kurasakan tangan Pak Itam menarik bagian pinggangku ke atas seakan-akan menyuruh aku menungging dalam keadaan tengkurep tersebut. Aku memandang ke arah Pak itam yang duduk di sebelah kiri pantatku.
1998Please respect copyright.PENANArvpeV5WQ6d
“Ya, angkat pantatnya,” jelasnya seakan memahami keraguanku.
1998Please respect copyright.PENANAypAY50HVUR
Aku menurut kemauannya. Sekarang aku berada dalam posisi tengkurep, muka dan dada di atas tikar sambil pantatku terangkat ke atas. Pak Itam mendorong kedua kakiku agar berjauhan dan mulai melumurkan minyak ke celah-celah bagian rekahan pantatku yang terbuka.
1998Please respect copyright.PENANA4AG8Ct86N9
Tanpa dapat dikontrol, satu erangan kenikmatan terluncur dari mulutku. Pak Itam menambahkan lagi minyak di tangannya dan mulai bermain di bibir duburku. Aku meremas bantal karena kenikmatan. Sambil melakukan itu, jarinya berusaha mencolok lubang duburku.
1998Please respect copyright.PENANA6XDmQAEbPz
“Jangan tegang, biarkan saja,” terdengar suara Pak Itam yang agak serak.
1998Please respect copyright.PENANAK3ZBBVWLpi
1998Please respect copyright.PENANARPTHGRRHWy
1998Please respect copyright.PENANAW3sVnEbHAd
Aku coba merilekskan otot duburku dan menakjubkan… jari Pak Itam yang licin berminyak dengan mudah masuk sehingga ke pangkal. Setelah berhasil memasukkan jarinya, Pak Itam mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lubang duburku.
1998Please respect copyright.PENANAlW2Y1ahDRB
Aku coba membuka mataku yang kuyu karena kenikmatan untuk melihat Leman dan Ramli yang sedang membetulkan sesuatu di dalam celana mereka. Aku jadi merasakan semacam kenikmatan pula melihat mereka sedang memperhatikan aku diterapi Pak Itam. Perasaan malu terhadap kedua muridku berubah menjadi gairah tersembunyi yang seolah melompat keluar setelah lama terkekang!
1998Please respect copyright.PENANAH3MzfHX7y9
Setelah perjalanan jari Pak Itam lancar keluar masuk duburku dan duburku mulai beradaptasi, dia mulai berdiri di belakangku sambil jarinya masih terbenam mantap dalam duburku. Aku memandang Pak Itam yang sekarang menyingkap kain sarungnya ke atas dengan satu tangannya yang masih bebas. Terhunuslah kemaluannya yang panjang dan bengkok ke atas itu. Tampak sudah sekeras batang kayu!
1998Please respect copyright.PENANAv7GsEZHcaL
“Bbbbuat apa ini, Pak….” tanyaku dengan gugup.
1998Please respect copyright.PENANA7nYVCY7fdJ
“Jangan risau… ini buat buang sihir,” katanya sambil melumur minyak ke batang kemaluannya yang cukup besar bagi seorang yang kurus dan pendek. Selesai berkata-kata, Pak Itam menarik jarinya keluar dan sebagai gantinya langsung menusukkan batangnya ke lubang duburku.
1998Please respect copyright.PENANAI0qTjPrxHx
“ARRrgggghhggh…” spontan aku terjerit kengiluan sambil mengangkat kepala dan dadaku ke atas. Kaki bawahku pun refleks terangkat ke atas.
1998Please respect copyright.PENANA0hkbwOFmTB
“Jangan tegang, lemaskan sedikit!” perintah Pak Itam sambil merenggangkan daging pantatku. Aku berusaha menuruti perintahnya. Setelah aku melemaskan sedikit ototku, hampir separuh batang Pak Itam terbenam ke dalam duburku.
1998Please respect copyright.PENANAC29AGEhamh
Aku melihat Leman dan Ramli sedang meremas sesuatu di dalam celana masing-masing. Setelah berhasil memasukkan setengah zakarnya Pak itam menariknya keluar kembali dan lalu memasukkannya kembali sehingga semua zakarnya masuk ke dalam rongga duburku. Dia berhenti di situ.
1998Please respect copyright.PENANATjCd3Wi2ed
“Sekarang Ibu merangkak mengelilingi bara kemenyan ini tiga kali,” perintahnya sambil zakarnya masih terbenam mantap dalam duburku.
1998Please respect copyright.PENANAib4JGAIegx
Aku sekarang seakan-akan binatang yang berjalan merangkak sambil zakar Pak Itam masih tertanam dengan mantapnya di dalam duburku. Pak Itam bergerak mengikutiku sambil memegangi pinggangku.
1998Please respect copyright.PENANAtIteJqrOoc
“Pelan-pelan saja, Bu,” perintahnya sambil menahan pinggangku supaya tidak bergerak terlalu cepat. Rupanya ia takut penisnya terlepas keluar dari lubang duburku saat aku bergerak. Aku pun mematuhinya dengan bergerak secara perlahan.
1998Please respect copyright.PENANAHGbQeKuptJ
Kulihat kedua murid Pak Itam sekarang telah mengeluarkan zakar masing-masing sambil bermasturbasi dengan melihat tingkahku. Aku merasa sangat malu tetapi di lain pihak terlalu nikmat rasanya. Zakar Pak Itam terasa berdenyut-denyut di dalam duburku. Aku terbayang wajah suamiku seakan-akan sedang memperhatikan tingkah lakuku yang sama seperti binatang itu.
1998Please respect copyright.PENANAlI85Q2dx3h
1998Please respect copyright.PENANAmBv58JjbUQ
1998Please respect copyright.PENANACOIfykKFNH
Sementara aku merangkak sesekali Pak Itam menyuruhku berhenti sejenak lalu menarik senjatanya keluar dan lalu menusukku kembali dengan ganas sambil mengucapkan mantera-mantera. Setiap kali menerima tusukan Pak Itam setiap kali itu pula aku mengerang kenikmatan. Lalu Pak Itam pun akan menyuruhku untuk kembali merangkak maju. Demikian berulang-ulang ritual yang kami lakukan sehingga tiga keliling pun terasa cukup lama.
1998Please respect copyright.PENANA8KnpG36iA3
Setelah selesai tiga keliling, Pak Itam menyuruhku berhenti dan mulai menyetubuhiku di dubur dengan cepat. Sebelah tangannya memegang pinggangku kuat-kuat dan sebelah lagi menarik tudungku ke belakang seperti peserta rodeo. Aku menurut gerakan Pak Itam sambil menggoyang-goyangkan pantatku ke atas dan ke bawah.
1998Please respect copyright.PENANAoAWfKLafmw
Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang panas mengalir di dalam rongga duburku. Banyak sekali kurasakan cairan tersebut. Aku memainkan kelentitku dengan jariku sendiri sambil Pak Itam merapatkan badannya memelukku dari belakang. Tiba-tiba sisi kiri pinggangku pun terasa panas dan basah. Leman rupanya baru saja orgasme dan air maninya muncrat membasahi tubuhku.
1998Please respect copyright.PENANA3mQwGicgVa
Lalu giliran Ramli mendekatiku dan merapatkan zakarnya yang berwarna gelap ke sisi buah dadaku. Tak lama kemudian air maninya muncrat membasahi ujung putingku. Aku terus mengemut-ngemut zakar Pak Itam yang masih tertanam di dalam duburku dan bekerja keras untuk mencapai klimaks.
1998Please respect copyright.PENANATo5pktmI1E
“Arghhhhhhhrgh…” Aku pun akhirnya klimaks sambil tengkurep di atas tikar ijuk.
1998Please respect copyright.PENANAPlnVzE6QWQ
“Ya, bagus, Bu…” kata Pak Itam yang mengetahui kalau aku mengalami orgasme. “Dengan begitu nanti guna-gunanya akan cepat hilang.”
1998Please respect copyright.PENANAvAdsYo79jF
Pak Itam lalu mencabut zakarnya dan melumurkan semua cairan yang melekat di zakarnya ke atas pantatku sampai batangnya cukup kering.
1998Please respect copyright.PENANAjDqrPMZr26
“Jangan basuh ini sampai waktu magrib ya,” katanya mengingatkanku sambil membetulkan kain sarungnya.
1998Please respect copyright.PENANAeOJWJ5YRzv
Aku masih lagi tengkurep dengan tudung kepalaku sudah tertarik hingga ke leher. Aku merasakan bibir duburku sudah longgar dan berusaha mengemut untuk menetralkannya kembali. Setelah itu aku bangun dan memunguti pakaianku yang berserakan satu per satu.
1998Please respect copyright.PENANAG97DLKFKXp
1998Please respect copyright.PENANAc0SPmO3Bgq
1998Please respect copyright.PENANAbOg9NCfgHp
Selesai mengenakan pakaian dan bersiap untuk pulang setelah dipermalukan sedemikian rupa, Pak Itam berpesan.
1998Please respect copyright.PENANAtEadp6kENh
“Besok pagi datang lagi ya, bawa sedikit beras bakar.”
1998Please respect copyright.PENANAV4qDUtTkJQ
Aku seperti orang bodoh hanya mengangguk dan memungut tas sekolahku lalu terus menuruni tangga rumah Pak itam.
1998Please respect copyright.PENANAlAYnuBnbCM
Sejak itu sampai hari ini, dua kali seminggu aku rutin mengunjungi Pak Itam untuk menjalani terapi yang bermacam-macam. Leman dan Ramli yang sedang belajar pada Pak Itam sedikit demi sedikit juga mulai ditugaskan Pak Itam untuk ikut menterapiku. Walaupun tidak tahu pasti, aku merasa bahwa suamiku perlahan-lahan mulai meninggalkan affairnya. Yang pasti, kini sulit rasanya bagiku untuk menyudahi terapiku bersama Pak Itam dan murid-muridnya. Sepertinya aku sudah kecanduan untuk menikmati terapi seperti itu.
ns52.15.120.29da2