“Menggantikanmu? Mak… maksudmu apa, Las?”
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuRvwPz2kK
Suaraku nyaris tak terdengar, bergetar, seperti baru saja terhempas dari tempat tinggi. Aku bahkan tak mengenali suara itu sendiri campuran dari keterkejutan, kemarahan, dan sesuatu yang tak bisa langsung kusebut: rasa takut.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzViLdgzcz
Lasmini menunduk, bahunya mulai terguncang. Butir air mata jatuh dari sudut matanya, membasahi kerudung polos yang sejak tadi ia genggam erat.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjb1HE6Y7N
“Maaf, Mbak…” suaranya serak, nyaris tercekat.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtuccRq9joE
“Aku tahu ini gila. Tapi aku bener-bener nggak tahu harus gimana lagi. Aku takut, Mbak… aku takut kehilangan Herman.”
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKaFKpEdGPq
Aku masih membeku. Ingin menepis, ingin marah, tapi bibirku tak mampu bergerak. Aku seperti lumpuh oleh absurditas dari semua ini.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAV8CVWGOjD
“Aku tahu Mas Herman laki-laki yang sehat… dan kuat. Nafsu dia besar, Mbak. Aku… aku udah nggak bisa ngimbangin. Sejak keguguran terakhir, tubuhku berubah. Rasanya... perih tiap kali aku paksain diri. Tapi dia tetap butuh, Mbak. Butuh perempuan. Butuh kehangatan."
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3t6Y9l44P5
Ia mendekat. Matanya bengkak, tapi kini menatapku langsung, seolah mengiba dari dasar luka paling dalam.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcWZRp3hNKE
"Aku tahu Mas Herman nggak akan tahan lama begini. Dan aku takut, kalau dia tergelincir, malah jatuh ke perempuan lain yang cuma mau hartanya. Hancur nanti keluargaku, Mbak. Kamu tahu sendiri dia kerja keras, bisnisnya makin maju, uang mulai banyak… perempuan licik itu kayak semut ngendus gula."
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMcEdWfErTy
Aku mencengkeram kain sulamanku yang sejak tadi tak tersentuh. Jarum dan benang menggelinding dari pangkuanku ke lantai, tak kuhiraukan.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1AsqFQ7Gkz
"Las, apa kamu sadar apa yang kamu minta?"
Suaraku pelan, namun terasa getir.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrpXGVe8Je6
Dia mengangguk pelan. Dan justru di situlah tubuhku menggigil.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvx0UYjTZjZ
"Mbak…" katanya pelan,
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHuyC5H7HZ3
"kita sama-sama perempuan. Sama-sama satu keturunan. Nafsu kita besar, kan? Aku tahu, Mbak… Aku tahu Mbak juga punya hasrat yang udah lama ketahan. Udah tiga tahun Mbak sendiri. Aku nggak bodoh. Aku lihat caramu sesekali melamun, caramu meremas-remas bantal malam-malam. Aku tahu rasanya, Mbak…"
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioFINHxKxt
"Apa salahnya kita saling bantu?" ucapnya, lebih lirih, namun terasa menohok.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHHtwXfWLN
Aku terperanjat, bukan hanya oleh ucapannya, tapi juga oleh betapa benarnya itu. Aku benci mengakuinya, tapi tubuhku bereaksi. Ada sesuatu di dadaku yang seperti pecah—sebuah pengakuan sunyi yang tak pernah berani aku katakan bahkan pada diriku sendiri.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlynwDdTcSp
“Las… jangan bicara begitu…”
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWcSyasYQV
Tapi dia malah mendekat, menggenggam tanganku erat.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDg7ZYvThR
“Mbak, Herman… dia luar biasa di ranjang.”
Matanya berkilat, bukan karena air mata saja. “Ukuran dia besar, Mbak. Panas, keras, dan tahan lama. Kadang aku kewalahan sendiri, apalagi pas dia lagi benar-benar pengen.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMRAs2vHF2
Dia tahu gimana nyentuh perempuan, Mbak. Lidahnya... jemarinya... semuanya.”
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXWkFWOypVS
Aku tersentak. Jantungku berdegup kencang, bukan hanya karena malu, tapi karena rasa panas yang tiba-tiba merambat dari dada ke leher dan turun ke perut. Aku memejamkan mata, menahan gejolak yang datang seperti badai yang tak diundang.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhmgbcd0tmQ
"Las… stop..." bisikku, lebih sebagai permintaan pada diriku sendiri daripada padanya.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWk30mWBED1
"Aku cuma minta Mbak mikir… bukan sekarang jawabannya. Tapi jangan tutup mata. Aku tahu Mbak juga perempuan… bukan batu. Kalau bukan Mbak yang aku percaya, siapa lagi? Mbak itu kakakku, dan aku tahu… Herman juga, dia... dia pernah bilang, Mbak itu cantik. Lebih dari cantik."
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnEJ6qMpfEr
Aku menoleh, wajahku memanas. Tapi tak ada cermin untuk melihat bagaimana rona merah menjalar dari pipi ke leherku.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhUrX1Isxqf
Lasmini berdiri perlahan, suaranya kembali melembut. “Aku tinggal dulu ya, Mbak. Pikirin aja. Aku cuma pengen keluarga ini utuh. Aku cuma… pengen kamu bantu aku, sebagai sesama perempuan.”
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOVCz7plTsl
Tanpa menunggu jawabanku, dia melangkah pergi, menyisakan aroma samar dari minyak rambutnya dan udara yang tiba-tiba menjadi berat.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ96UEYSKa1I
Aku terduduk. Kain sulaman di pangkuanku kini terasa seperti beban. Aku memandang kosong ke arah pintu yang tertutup pelan.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiqFDNgvyS
Permintaannya menggema di kepalaku seperti suara genta. Menggantikan adikku di ranjang bersama suaminya? Itu bukan cuma gila. Itu dosa. Itu tak masuk akal.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyXNyKxkFh
Tapi tubuhku... tubuhku bereaksi sebaliknya. Aku gemetar. Bukan karena takut. Tapi karena bagian dari diriku yang selama ini kutahan dengan susah payah... tiba-tiba bergidik.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPzSj2lDcj
Aku janda. Sudah tiga tahun. Dan selama itu pula aku hanya berteman sunyi dan ranjang dingin. Pernikahanku dulu… tidak buruk, tapi juga tidak pernah memberi kebahagiaan. Suamiku… terlalu cepat, terlalu biasa. Nafsu besar tapi tak tahu cara mengendalikannya. Ukurannya pun... ya, biasa saja. Aku jarang, hampir tak pernah, mencapai apa yang disebut puncak.
230Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaD5xQZRdwd
Dan kini, Lasmini menyodorkanku kemungkinan yang absurd... namun menggoda. Dalam segala keanehannya, aku terbangun dari tidur panjang. Dan itu membuatku takut. Karena aku belum tahu… apakah aku akan menolaknya, atau justru menyambutnya.
Dukung dan Follow juga di
https://victie.com/novels/gairah_di_balik_luka
ns216.73.216.85da2
