Malam itu membuatku resah. Karena aku sudah berjanji untuk “melanjutkan” kejadian yang tadi pagi. Sudah berjanji bahwa kalau Papa dan Mama sudah tertidur, aku akan menyelundup ke dalam kamar Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAucKpRGwUiK
12826Please respect copyright.PENANA6043pYD4Ny
Aku harus yakin benar bahwa Papa dan Mama sudah tidur, baru kemudian menyelundup ke dalam kamar Tante Vivi yang letaknya cukup jauh dari kamar orang tuaku. Sebenarnya kamar yang dipakai oleh Tante Vivi itu pavilyun dari rumah ini. Tadinya suka dipakai sebagai ruang kerja oleh Mama. Tapi setelah Tante Vivi tinggal di rumah ini, maka pavilyun itu dijadikan kamar Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAdncaDWhpt9
12826Please respect copyright.PENANAJDPxxn36IS
Lewat tengah malam, sekitar jam 01.15 barulah aku berani keluar dari kamarku. Pintu kamarku sengaja kukunci dulu pelan-pelan, supaya kalau tiba-tiba Papa atau Mama terbangun, mereka akan mengiraku sedang tidur pulas. Padahal aku mulai berjalan mengendap-endap seperti pencuri, menuju pintu pavilyun.12826Please respect copyright.PENANA06oHHIhC5b
12826Please respect copyright.PENANARTkt6nUi67
Pintu kamar Tante Vivi tidak dikunci. Kubuka perlahan-lahan, lalu masuk ke dalam. Ternyata Tante Vivi belum tidur. Tampak gembira setelah aku masuk ke dalam kamarnya. Dan berkata perlahan, “Kuncikan dulu pintunya Ton.”12826Please respect copyright.PENANAr0JPaoaVsU
12826Please respect copyright.PENANABFQvbVTG4Q
Aku mengangguk. Lalu kukuncikan pintu kamar Tante Vivi perlahan sekali supaya tidak menimbulkan suara.12826Please respect copyright.PENANApLRuIHGgVL
12826Please respect copyright.PENANAdmR5jqIWWN
Tante Vivi memelukku dari belakang. Lalu terdengar bisikannya, “Tante bisa benar-benar ketagihan sama kamu Ton. Soalnya kamu hebat sekali. Gak nyangka.”12826Please respect copyright.PENANAIYcGmG7oiE
12826Please respect copyright.PENANAQFgCTjVDrA
“Aku juga,” sahutku setengah berbisik pula, “Mudah-mudahan Papa dan Mama jangan sampai tau, ya Tante.”12826Please respect copyright.PENANAqsPfimagRI
12826Please respect copyright.PENANAXvjqYEY0Wn
“Iya dong,” Tante Vivi mencium pipiku, “Kita harus rapi, Ton.”12826Please respect copyright.PENANAca5UjUiN3C
12826Please respect copyright.PENANANIYTeiHvwr
Saat itu Tante Vivi mengenakan kimono pink dengan corak bunga sakura putih. Tampak serasi dengan tubuhnya yang berkulit putih kekuning-kuningan. Aku sendiri mengenakan baju piyama. Sengaja saat itu aku tidak mengenakan celana dalam, supaya “mudah”.12826Please respect copyright.PENANAWBhiPn8z3Q
12826Please respect copyright.PENANAgskTtgcGWR
Tante Vivi seperti tak sabar lagi. Tangannya menyelinap ke balik celana piyamaku, lalu memegang batang kemaluanku yang sudah mulai agak menegang. Remasan-remasan lembut tangan Tante Vivi membuat batang kemaluanku makin menegang. Lalu ia tersenyum dan berbisik, “Anak muda sih gampang dihidupkan. Nggak seperti suami tante dulu...harus lama sekali tante rangsang supaya ngaceng.”12826Please respect copyright.PENANAMxZ0Yj9kUM
12826Please respect copyright.PENANAth1QvEenIl
Aku cuma tersenyum. Lalu melirik ke arah kasur Tante Vivi yang sudah dihamparkan di lantai. “Kasurnya digelar di lantai?”12826Please respect copyright.PENANApRaJqmBmHl
12826Please respect copyright.PENANAyJBv0nEyVv
“Iya,” sahut Tante Vivi sambil duduk di kasur, “Tempat tidurnya berisik...nanti derat deritnya terdengar ke kamar papamu.”12826Please respect copyright.PENANAJOit0YdURI
12826Please respect copyright.PENANA268CJcTVGt
Aku pun duduk di samping Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANA4Hh1kVs5aL
12826Please respect copyright.PENANA0ntiIoPmgW
Makin terasa tidak sabarannya Tante Vivi, karena begitu aku duduk dengan kaki dijulurkan, tangannya sudah menyelinap lagi ke balik celana piyamaku. Kembali menggenggam batang kemaluanku dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya berusaha melorotkan celana piyamaku.12826Please respect copyright.PENANA8Qb8Aq8hSz
12826Please respect copyright.PENANAPpO9CGRBG3
Celana piyamaku terlepas. Tante Vivi berbisik, “Kontolmu bikin tante gila, Ton.”12826Please respect copyright.PENANALlusFYLDZm
12826Please respect copyright.PENANAawcFPZucT7
Kemudian dengan binalnya Tente Vivi menciumi moncong kontolku, membuatku semakin bernapsu. Dan ketika Tante Vivi memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya, aku pun mulai melepaskan ikatan tali kimono adik ibu tiriku itu. Tanganku juga mulai beraksi. Mengelus kemaluan Tante Vivi yang sudah terasa hangat, bahkan lalu memasukkan jariku ke dalam memeknya. Dalam tempo singkat saja terasa liang kemaluan Tante Vivi mulai membasah. Terlebih setelah aku mulai intensif mengelus kelentitnya.12826Please respect copyright.PENANAKJfhvx2r6r
12826Please respect copyright.PENANAJJJbKUIOsy
Hanya sebentar Tante Vivi menyelomoti kontolku, kemudian berkata perlahan dan terengah, “Tante sudah kepengen dari tadi. Ayo masukkan aja Ton.”12826Please respect copyright.PENANAV4boqUYXXP
12826Please respect copyright.PENANA8tuKyCagkV
Tante Vivi menanggalkan kimononya, kemudian menelentang dalam keadaan yang sudah bugil total. Aku pun menanggalkan baju piyamaku, kemudian merayap ke atas tubuh Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAg2521xIjxh
12826Please respect copyright.PENANAh0NVfBrWiY
Kubiarkan Tante Vivi memegang batang kemaluanku yang diarahkan ke memeknya. Lalu terasa puncak kontolku sudah bertempelan dengan mulut memek Tante Vivi. Tanpa menunggu komando lagi, kudesakkan batang kemaluanku sekuatnya, sehingga terasa mulai melesak, membenam ke dalam liang vagina adik ibu tiriku.12826Please respect copyright.PENANAOUv88fIjY4
12826Please respect copyright.PENANASzgix61Vui
Tante Vivi memelukku erat-erat sambil mendesah perlahan, “Ooooh....sudah masuk, sayang...”12826Please respect copyright.PENANAAk11QozE29
12826Please respect copyright.PENANAaGaa3SaWG7
Permainan surgawi pun kumulai. Kutarik batang kemaluanku perlahan-lahan, kemudian kudorong lagi sampai membenam sepenuhnya....kutarik lagi, kudorong lagi dan begitu seterusnya, laksana gerakan pompa, batang kemaluanku maju-mundur di dalam jepitan liang kemaluan adik ibu tiriku.12826Please respect copyright.PENANA167YdGOzgg
12826Please respect copyright.PENANA4xsvqif0aD
Seperti tadi pagi, Tante Vivi tak mau tinggal diam waktu kusetubuhi begini. Tangannya menggapai-gapai dan meremas-remas ke sana sini. Terkadang membelai rambutku, terkadang juga meremasnya sampai acak-acakan. Sementara pinggulnya pun mulai lagi bergoyang-goyang dengan gerakan yang membuatku semakin nikmat, karena liang kemaluan Tante Vivi seolah memilin-milin batang kemaluanku, ooo...ini benar-benar nikmat !12826Please respect copyright.PENANAQIgUSYH7NS
12826Please respect copyright.PENANAXvbEzwd4dt
Ketika mulut Tante Vivi ternganga, seperti mau melontarkan erangan histeris, cepat kupagut bibirnya, lalu kulumat dengan ganas. Selain saling lumat begini terasa nikmat, sengaja aku lakukan ini supaya tidak ada “bunyi aneh” yang terlontar tanpa kendali dari mulut Tante Vivi. Soalnya aku takut kalau semuanya ini ketahuan oleh Papa atau Mama.12826Please respect copyright.PENANA5JiNehF8Uo
12826Please respect copyright.PENANAlufJj99xzQ
Kembali batinku serasa melayang-layang di langit kenikmatan. Enak sekali memaju-mundurkan batang kemaluan di dalam liang kemaluan Tante Vivi yang terasa menjepit dengan kehangatan dan kelicinannya, terlebih dengan ayunan pinggulnya yang begitu erotis membuatku sulit mengendalikan napasku sendiri.12826Please respect copyright.PENANAI1kEsBmxfa
12826Please respect copyright.PENANAbW681DFixi
“Iiih...enak sekali Ton...” bisik Tante Vivi di satu saat, sambil menedekapku erat-erat, tanpa menghentikan goyangan pinggulnya.12826Please respect copyright.PENANA6VNS5OyyP2
12826Please respect copyright.PENANAirvtsnngtK
Aku menjawabnya dengan bisikan pula, “Memek Tante juga enak sekali, iih....bener-bener enak, Tante....”12826Please respect copyright.PENANAenft5wE1p4
12826Please respect copyright.PENANADi3Q1R6ezW
Tapi tak lama kemudian terdengar bisikan Tante Vivi di telingaku, terengah-engah, “Oooh...tante sudah mau keluar, Ton...oooh...enak sekali.....oooohhhhhhh....”12826Please respect copyright.PENANABKqLITr5B9
12826Please respect copyright.PENANA4D0hr0sNai
Lalu Tante Vivi mengelojot, mengejang dan napasnya pun tertahan. Disusul dengan terasanya kedutan-kedutan di dalam liang memeknya, sebagai pertanda bahwa dia sedang mengalami orgasme.12826Please respect copyright.PENANAyyZNxhV2Xv
12826Please respect copyright.PENANALXu273IaJM
“Ntar...berhenti dulu....” kata Tante Vivi yang sudah mencapai orgasmenya. Aku heran, kenapa harus berhenti dulu? Tapi kemudian Tante Vivi berkata perlahan, “Sekarang tante yang di atas.”12826Please respect copyright.PENANAlOowhIKSjy
12826Please respect copyright.PENANAhi8uwALj6a
Aku pernah melakukan posisi di bawah dan Mama di atas. Karena itu aku pun dengan cepat mengerti apa yang diinginkan oleh Tante Vivi. Kemudian aku menggulingkan diri sambil memeluk badan Tante Vivi, tanpa mencabut batang kemaluanku dari memek Tante Vivi yang sudah agak becek itu.12826Please respect copyright.PENANAYLgsV2O6fa
12826Please respect copyright.PENANAo4DThJaAD4
Posisi ini ternyata lebih nikmat rasanya. Karena aku bisa sepuasnya memainkan buah dada Tante Vivi yang bergelantungan di atas dadaku. Sementara Tante Vivi dengan binalnya mulai mengayun pinggul, membuat batang kemaluanku seperti dipelintir-pelintir oleh liang memek Tante Vivi...ooo, sulit aku melukiskannya dengan kata-kata. Betapa nikmatnya persetubuhan di kamar Tante Vivi ini.12826Please respect copyright.PENANANbHylo9TwF
12826Please respect copyright.PENANASlVsdURsdf
Tapi aku tak kuasa menahan-nahan lagi. Baru 10 menitan kemi bersetubuh dengan posisi terbalik ini, tiba-tiba aku mengejang, batang kemaluanku pun ngecrot, crot,crot, tanpa bisa ditahan-tahan lagi.12826Please respect copyright.PENANAmEJfLiWEXZ
12826Please respect copyright.PENANAtiOGGMXO0e
“Iiih...kamu...kok cepet-cepet dilepasin?” bisik Tante Vivi sambil mencubit hidungku.12826Please respect copyright.PENANANpUNnWEG3f
12826Please respect copyright.PENANA0HNtua0UCO
“Ooooh....” aku menghela napas panjang, “Terlalu enak sih....”12826Please respect copyright.PENANAaisWTVqJRq
12826Please respect copyright.PENANAmJG7lnpNC8
Tante Vivi berguling ke sampingku. Berbisik lagi,“Kalau cuma ada kita berdua di rumah ini, jauh lebih enak lagi Ton.”12826Please respect copyright.PENANAeOCHQXz8P6
12826Please respect copyright.PENANAVzeuEcMJxW
Kujawab dengan suara perlahan sekali, “Iya Tante. Atau mungkin kita harus mencari tempat di mana kita bebas melakukannya.”12826Please respect copyright.PENANAyMx3w9GLZu
12826Please respect copyright.PENANAvoj8f7J1H1
“Hmm...” gumam Tante Vivi pada saat tangannya memainkan batang kemaluanku yang sudah lemas.12826Please respect copyright.PENANAefEnpOUaN0
12826Please respect copyright.PENANAvwfG68dTLl
Begitulah. Tante Vivi berusaha merangsangku, memainkan batang kemaluanku dengan remasan tangannya, bahkan lalu dengan mulutnya. Dan ketika batang kemaluanku sudah keras lagi, ia mengajakku bersetubuh dengan posisi doggy. Ia menungging, sementara aku mengentotnya sambil berlutut di depan pantatnya. Kali ini sangat lama aku bisa bertahan. Sehingga Tante Vivi mengajak untuk memilih posisi lain.12826Please respect copyright.PENANASI4Z0bf3rI
12826Please respect copyright.PENANAwnKqcvgQSe
Jam 4 pagi, aku keluar dari kamar Tante Vivi, dengan langkah mengendap-endap seperti pencuri. Tak lama kemudian aku terkapar di kamarku, tidur nyenyak sekali.12826Please respect copyright.PENANAbDWbVqj3hp
12826Please respect copyright.PENANAbnSqipE385
12826Please respect copyright.PENANA5WEXhgl6cd
12826Please respect copyright.PENANAoKgJmA7aKk
12826Please respect copyright.PENANA9ZboqcK92g
12826Please respect copyright.PENANARxUqjNMXr5
Aku mulai dapat menilai bahwa Tante Vivi seorang wanita yang bernapsu besar. Apakah ia tergolong hyper sex atau apalah namanya, aku tidak tahu. Yang jelas, Tante Vivi selalu mencari kesempatan untuk bersetubuh denganku. Kadang-kadang ia minta sampai 3 kali disetubuhi olehku dalam semalam. Tentu saja aku masih bisa melayaninya, meski terkadang aku merasa kepayahan. Karena jika sudah 3 kali bersetubuh dengan Tante Vivi, besoknya aku jadi ngantuk waktu kuliah.12826Please respect copyright.PENANAcpMJfBYwsj
12826Please respect copyright.PENANAdXTAy4Bo3j
Semua ini kuceritakan kepada Aldi, teman kuliah yang sudah jadi sahabat dekatku. Di antara aku dan Aldi sudah tiada rahasia lagi. Kalau dia mengalami suatu masalah, pasti dia curhat padaku. Demikian juga sebaliknya, aku selalu curhat padanya, meski mengenai masalah yang sangat pribadi, seperti masalah Tante Vivi itu misalnya.12826Please respect copyright.PENANAjaNmbGJPZm
12826Please respect copyright.PENANAyAPDtehYSV
“Kalau gitu, kenapa gua gak diajak buat muasin tante lu, Ton ?” kata Aldi setelah selesai mendengarkan penuturanku.12826Please respect copyright.PENANAYhHs59KSxP
12826Please respect copyright.PENANAaDjyrPg9CX
“Maksud lu?” aku agak tercengang.12826Please respect copyright.PENANAeM2kmd1Jn6
12826Please respect copyright.PENANAX38baPbHPA
Aldi membisikkan sesuatu ke telingaku. Pada mulanya aku enggan menanggapi bisikannya. Tapi setelah berpikir lama, aku merasa ide Aldi itu bagus. Lalu tanyaku, “Siapa yang nanggung biaya hotelnya?” tanyaku ragu.12826Please respect copyright.PENANAoeDp0FVmu9
12826Please respect copyright.PENANArDUjihrWPd
“Hotel ?! Ngapain pake hotel ? Papa gua kan punya villa. Kita pesta di sana aja. Deal ?” Aldi menepuk bahuku.12826Please respect copyright.PENANAItdeDZXnQH
12826Please respect copyright.PENANAtLsA5NvXmo
Aku tercengang. Serasa diingatkan bahwa Aldi punya villa di luar kota (tempatnya takkan kusebutkan, untuk menjaga privasi orang yang terlibat dalam kisah nyata ini).12826Please respect copyright.PENANAUQ5g6cOIuG
12826Please respect copyright.PENANAPn2doZ7aCM
“Gua belum bisa janji,” kataku, “Soalnya gua harus berunding dulu sama tante gua. Belum tentu dia mau juga. “12826Please respect copyright.PENANA8RaY6ksTcg
12826Please respect copyright.PENANAjZe8NUtV6I
“Hehehe...yang penting lu usahain dia mau dong. Gua yang sediakan villa dan biaya selama di sana nanti.”12826Please respect copyright.PENANAQNrwuxYhZb
12826Please respect copyright.PENANAvlAKm1Wb8w
Kemudian kami berunding, tentang taktik yang harus kujalankan pada Tante Vivi nanti.12826Please respect copyright.PENANAz7yBc8MjcP
12826Please respect copyright.PENANA12Nn65dDYc
Sorenya, ketika aku sudah pulang, kebetulan Papa dan Mama sedang tidur siang. Ada kesempatan untuk menghampiri Tante Vivi yang sedang nonton TV di ruang depan.12826Please respect copyright.PENANAKpNsaD8YUr
12826Please respect copyright.PENANAYz58uebcXc
Tanpa banyak basa basi, aku langsung berkata setengah berbisik, “Ada kabar bagus, Tante.”12826Please respect copyright.PENANA4lmKQ4Wo11
12826Please respect copyright.PENANAwEyCsXlsqR
“Kabar apa?” Tante Vivi menoleh dengan senyum di bibir.12826Please respect copyright.PENANAM96eQxmBFS
12826Please respect copyright.PENANAx6XxzcKgjv
“Kita bisa pake villa punya temanku.”12826Please respect copyright.PENANAJYstxF83WF
12826Please respect copyright.PENANAL50la8zMqY
“Oya?!” Tante Vivi tampak jadi serius.12826Please respect copyright.PENANAA1Fbsmp2mU
12826Please respect copyright.PENANA22S9Zx6ZWW
“Temanku itu anak dokter, villanya jarang dipakai. Cuma lebaran atau tahun baru dipakainya.”12826Please respect copyright.PENANAJTiAF4SLZD
12826Please respect copyright.PENANAqgggvrIFbZ
“Terus?”12826Please respect copyright.PENANA4WnHVkECXL
12826Please respect copyright.PENANAeJs6isIWKF
“Dia sahabat yang paling dekat denganku. Dia izinkan kita memakai villanya, tapi dengan syarat...” aku ragu untuk menyelesaikan kata-kataku.12826Please respect copyright.PENANAok0DofBtUF
12826Please respect copyright.PENANAi2QGB5Ag1M
“Apaan syaratnya? Harus bayar?”12826Please respect copyright.PENANATxNkqMFxdx
12826Please respect copyright.PENANADnB2N7s2xc
“Bukan,” aku menggeleng, “Dia... dia... mmm... dia pengen nonton kita... gakpapa kan ?”12826Please respect copyright.PENANAcaTZZkg6Vy
12826Please respect copyright.PENANA73CRo9tQkE
“Nonton kita ?! ” Tante Vivi melotot, “Maksudmu... nonton kita begituan?!” suara Tante Vivi terdengar ditahan, supaya jangan sampai terdengar orang tuaku.12826Please respect copyright.PENANAcfO36qrF15
12826Please respect copyright.PENANApvabeXhYPV
“Iya,” aku mengangguk, “Dia anak baik Tante. Gak akan kurang ajar deh. Dijamin. Lagian dia itu sahabat yang paling dekat denganku di kampus.”12826Please respect copyright.PENANAAL9IsAzP1r
12826Please respect copyright.PENANA6lL2A6AjKU
“Emang kamu ceritain rahasia kita sama dia ?” Tante Vivi menatapku tajam.12826Please respect copyright.PENANALfL7slY3LA
12826Please respect copyright.PENANAKrEMRYMP5O
“Iya. Antara aku dan dia sudah nggak ada rahasia lagi, Tante.”12826Please respect copyright.PENANAKBH8kmbOrP
12826Please respect copyright.PENANAYNPbmAZrIK
“Gila, kamu bikin tante malu aja.”12826Please respect copyright.PENANAsImmO6A5rW
12826Please respect copyright.PENANADs8RgX8DBJ
“Dia juga kalau ada rahasia suka diceritakan padaku. Tapi kami tidak pernah saling bocorkan rahasia.”12826Please respect copyright.PENANAxpwCjii1yX
12826Please respect copyright.PENANAq2nr23gM6w
Tante Vivi tertunduk, seperti ada yang dipikirkan.12826Please respect copyright.PENANA0QpnGKi2mc
12826Please respect copyright.PENANAdRNvpno8eH
“Gimana, Tante? Kan kita pengen suasana yang bebas. Di villa itu kita bisa sebebas-bebasnya tanpa takut ketahuan Papa dan Mama.”12826Please respect copyright.PENANAx1KST3bz3A
12826Please respect copyright.PENANAPkd9OeJFNN
“Tapi teman kamu itu.... masa mau kita biarkan melihat perbuatan kita?”12826Please respect copyright.PENANAjtR6gcHKi1
12826Please respect copyright.PENANAmjJuzlrwO8
“Gakpapa Tante. Dia sahabatku, dia bisa pegang rahasia. Dijamin.”12826Please respect copyright.PENANAUqLAbgijp3
12826Please respect copyright.PENANALc23VI0ylX
“Bukan masalah itu. Yang tante pikirkan, bagaimana kalau dia tergiur... lalu kepengen juga?”12826Please respect copyright.PENANAIuG2nwSJDc
12826Please respect copyright.PENANAf3EeUauG3c
“Kita bikin pesta aja sekalian, Tante. Tapi itu juga kalau Tante gak keberatan. Anaknya tampan kok. Terus terang, dia lebih tampan daripada aku...”12826Please respect copyright.PENANAFUhP4scLju
12826Please respect copyright.PENANA6J5DKnb5Hg
“Hihihi... kamu gila, Ton...” Tante Vivi mencubit lenganku.12826Please respect copyright.PENANA12yH26COdB
12826Please respect copyright.PENANAKcpOoehuLK
“Kan mumpung Tante belum punya suami lagi... apa salahnya?”12826Please respect copyright.PENANAMW3MQWvlnH
12826Please respect copyright.PENANASHrgnvwi7T
Tante Vivi gigit bibir. Memejamkan matanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.12826Please respect copyright.PENANAiXdQ1VAdmU
12826Please respect copyright.PENANAGkSiIcmJuQ
Tak lama kemudian Tante Vivi berkata dengan suara hampir tak terdengar, “Emang kapan rencananya?”12826Please respect copyright.PENANA3HVYu4Z7Fc
12826Please respect copyright.PENANA2F8dmbiCpB
“Terserah Tante.”12826Please respect copyright.PENANAtWHLdPsoRD
12826Please respect copyright.PENANAYhEXyqA9zB
“Kan harus cari alasan dulu sama Papa dan Mama...apalagi kalau kita pergi bareng-bareng...takut mereka curiga nanti.”12826Please respect copyright.PENANAI7KBHVzOob
12826Please respect copyright.PENANAD9xSUB5JO9
“Perginya jangan bareng-bareng. Tante pergi duluan, atau saya yang pergi duluan, terus kita ketemu di mana gitu. Jadi seolah-olah kita gak pergi bareng-bareng. Pulangnya juga jangan bareng-bareng, biar Papa dan Mama gak curiga.”12826Please respect copyright.PENANA0oYPjn9iWe
12826Please respect copyright.PENANAE5CljCg17B
“Villanya jauh?”12826Please respect copyright.PENANAynx53uAhet
12826Please respect copyright.PENANAu0NYH5ZCjJ
“Nggak. Cuma duapuluh kiloan gitu. Nanti Tante dibonceng di motorku aja.”12826Please respect copyright.PENANAexF0JL7vWS
12826Please respect copyright.PENANAdGTZvovph9
“Hmm...nanti deh tante pikirin dulu.”12826Please respect copyright.PENANAdDE1cKT2zG
12826Please respect copyright.PENANAQNaY9QtoGl
12826Please respect copyright.PENANAu0lRAG8ojE
12826Please respect copyright.PENANAiz0GijW9bw
Esoknya sahabatku menanyakan rencana itu, “Bagaimana? Tante lu mau?” tanyanya.12826Please respect copyright.PENANA83GdqvHSht
12826Please respect copyright.PENANAVluBftnMpa
Aku mengangguk sambil tersenyum.12826Please respect copyright.PENANA07YJqCa8Gd
12826Please respect copyright.PENANAOekdh4pBQx
“Good !!! ” Aldi menepuk bahuku, tampak bersemangat sekali, “Kapan mau kita laksanakan?”12826Please respect copyright.PENANAUPSXNxLjh4
12826Please respect copyright.PENANAst6xPeCkCu
“Malam Minggu gimana?”12826Please respect copyright.PENANA8hgj6T9Yk9
12826Please respect copyright.PENANAPOLHd93VMR
“Maksud lu malam Minggu yang akan datang ini ?”12826Please respect copyright.PENANAMT0IeKh2XY
12826Please respect copyright.PENANABKHQxNfIhN
“Iya,” aku mengangguk, “Kalau kelamaan takut keburu berubah lagi pikirannya.”12826Please respect copyright.PENANAjla7VFyIMM
12826Please respect copyright.PENANA92JZzSRVmI
“Oke... ” Aldi mengangguk sambil tersenyum, “Lalu bagaimana rencananya? Apakah kita mau pergi bareng-bareng atau gua pergi duluan?”12826Please respect copyright.PENANAUcFdaSDMBH
12826Please respect copyright.PENANAlmwNE7iUae
“Harusnya malah gua yang duluan,” sahutku, “Soalnya kalau lu duluan ada di sana, tante gua jadi canggung nanti. Kalau gua sama dia sudah setengah jalan, terus lu datang, lebih enak suasananya.”12826Please respect copyright.PENANA4Rzo0hTEGQ
12826Please respect copyright.PENANAYivoM21jTy
“Boleh, lu duluan yang ke sana juga gakpapa. Besok gua kasihin kuncinya. Pokoknya villa gua ada tulisan Purple Roses dengan lambang bunga rose ungu tiga tangkai. Gak bakal nyasar deh.”12826Please respect copyright.PENANAM0Yf7f2A53
12826Please respect copyright.PENANASZ0mlJx0U4
“Emang villa lu gak ada yang nunggu?”12826Please respect copyright.PENANAPhTJitVbH5
12826Please respect copyright.PENANAWUOc2E4yfa
“Ada, dua hari sekali dia bersih-bersih. Cuma pagi doang. Siangnya udah pulang. Dia juga pegang kunci duplikat.”12826Please respect copyright.PENANA85mEKCgQHo
12826Please respect copyright.PENANA29WOrk8F8t
Kemudian kami berunding, mematangkan rencana untuk malam Minggu nanti.12826Please respect copyright.PENANAXOxa6UFTah
12826Please respect copyright.PENANAUM1ew7ZszK
“Yang penting jangan kasar nanti,” kataku setelah selesai merundingkan “skenario” untuk malam Minggu itu, “Soalnya dia tante gua sendiri... walaupun tante tiri, tapi gua sendiri gak berani main kasar sama dia.”12826Please respect copyright.PENANAg6Mc1bSKXi
12826Please respect copyright.PENANAdovFYmcIz3
“Gak lah. Kayak belum tau gua aja. Gua kan selalu menjaga etika, Ton.”12826Please respect copyright.PENANA6LQ1mNoPE6
12826Please respect copyright.PENANAbdkZ88OYZd
“Gua percaya. Makanya gua mau sama lu. Kalau orang lain gua gak mau.”12826Please respect copyright.PENANALhRxehNovH
12826Please respect copyright.PENANAlH9g94jMTx
12826Please respect copyright.PENANAqJpDySKLDc
12826Please respect copyright.PENANASDyChlobru
Menunggu datangnya hari Sabtu terasa lama sekali. Tapi akhirnya hari yang kutunggu datang juga. Hari itu aku dan Aldi kuliah seperti biasa. Jam dua siang kami sudah keluar dari kampus. Kami berunding lagi untuk terakhir kalinya. Kemudian berpisah. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan menuju tempat yang sudah dijanjikan dengan Tante Vivi. Sebuah rumah makan yang Tante Vivi sudah tahu, tak jauh dari kampusku.12826Please respect copyright.PENANAbx8tOwWK48
12826Please respect copyright.PENANAgMx09CMDZV
Tepat jam 14.30 Tante Vivi tampak turun dari taksi. Lalu masuk ke dalam rumah makan itu, menghampiriku dengan senyum manis. Saat itu Tante Vivi mengenakan kaus putih dengan celana panjang biru tua yang ketat, sehingga pinggulnya yang besar tampak demonstratif di balik celana ketatnya. Ia menjinjing tas traveling, mungkin berisi pakaian untuk ganti, karena rencana kami mau menginap di villa itu.12826Please respect copyright.PENANAWMKEMyiFGq
12826Please respect copyright.PENANA090EytfguS
“Sudah lama nunggu?” tanyanya sambil duduk di depanku.12826Please respect copyright.PENANApHwWSa80k6
12826Please respect copyright.PENANAlgBu20z7T8
“Ada setengah jam, tapi udah makan siang segala,” sahutku, “Tante mau makan dulu?”12826Please respect copyright.PENANAW43bHF0NiW
12826Please respect copyright.PENANArSE0Qrxqt0
“Nggak ah,” Tante Vivi menggeleng, “Tadi udah makan dulu di rumah.”12826Please respect copyright.PENANAwOmRGm8Hgb
12826Please respect copyright.PENANAAdr0vcTY50
“Kalau gitu kita langsung berangkat aja ya,” kataku sambil bangkit dari kursiku.12826Please respect copyright.PENANAlUX6xk4dBZ
12826Please respect copyright.PENANA9pKd0eT6zy
Tante Vivi mengangguk. Aku menghampiri kasir dan membayar makan siangku.12826Please respect copyright.PENANAgocJjHFXfS
12826Please respect copyright.PENANAqdPa0AMQVO
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, dengan Tante Vivi di belakangku, meluncur dengan kecepatan sedang menuju ke luar kota.12826Please respect copyright.PENANAc8hTmZF5dl
12826Please respect copyright.PENANAl2SY8ozZyq
“Teman kamu itu mana?” tanya Tante Vivi waktu kami sudah melewati batas kota.12826Please respect copyright.PENANA2c6eurCALi
12826Please respect copyright.PENANAwNt13EqwTR
“Nanti dia datang belakangan, Tante,” sahutku, “Kunci villanya sudah dikasihkan sejak hari Kamis.”12826Please respect copyright.PENANARJVVq4T7JK
12826Please respect copyright.PENANAnlUVTTXZ6z
“Ih, kamu bikin aku deg-degan,” kata Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAnuWz1GOT7Z
12826Please respect copyright.PENANAh2e5LTSqdR
“Deg-degan kenapa?”12826Please respect copyright.PENANAVqRwTARJVv
12826Please respect copyright.PENANAG06LSBNJHn
“Gara-gara akan hadirnya temanmu itu.”12826Please respect copyright.PENANAfaN486yPuZ
12826Please respect copyright.PENANALiMEf3dAxX
“Santai aja, Tante. Temanku itu baik kok. Kalau tante suruh pergi, dia bakal nurut aja.”12826Please respect copyright.PENANAldS862xZPs
12826Please respect copyright.PENANAX6xknLPg0a
“Ngaco kamu, masa mau mengusir pemilik villa itu sendiri?”12826Please respect copyright.PENANADMKOO3VSlf
12826Please respect copyright.PENANADn5N6xNAT8
“Maksudnya, sahabatku itu akan memegang etika. Apa yang Tante gak suka, takkan dia lakukan. Nah... itu dia villanya....”12826Please respect copyright.PENANA1Owv0SA5SQ
12826Please respect copyright.PENANAU15sB3kVnK
Aku sudah menemukan villa Purple Roses, yang letaknya agak ke dalam, tapi ada jalan khusus menuju villa itu.12826Please respect copyright.PENANAgKheB6TSuy
12826Please respect copyright.PENANAtPNF5RabcT
Setelah motorku berhenti di depan villa itu, Tante Vivi turun duluan dari belakangku, sambil berkomentar, “Wah, megah sekali villanya. Ayah teman kamu itu pasti orang kaya.”12826Please respect copyright.PENANAy9LFMICWXu
12826Please respect copyright.PENANAoDxmfxRaXz
“Iya, ayah Aldi seorang ahli bedah jantung yang sangat terkenal,” sahutku sambil mematikan mesin motor dan memasang standardnya. Kukeluarkan kunci villa yang Aldi titipkan, kemudian melangkah ke pintu depan villa itu.12826Please respect copyright.PENANAz0QfjIo3hf
12826Please respect copyright.PENANA3c4A1NDVM2
Begitu masuk ke ruang depan, Tante Vivi tampak kagum dengan keadaan di dalam villa itu. Segala furniture dan asesori di ruang depan itu tampak mewah dan artistik, ditata secara apik pula.12826Please respect copyright.PENANAg1pZ9lnNf2
12826Please respect copyright.PENANAF0fEMGLqIP
“Kalau kita boleh sering-sering pake villa ini, asyik juga Ton,” kata Tante Vivi sambil meletakkan tas travelingnya di lantai berkarpet merah hati, kemudian duduk di sofa panjang.12826Please respect copyright.PENANAlQERnoXB7f
12826Please respect copyright.PENANA6Ogo92ATB5
Aku pun lalu duduk di sampingnya, “Asal kita bisa beli hatinya Aldi, gampang saja, Tante. Kita bisa pakai villa ini sesuka hati. Orangtuanya hanya pakai setahun sekali kok. Paling juga malem tahun baru doang. Kan baik ayah maupun ibu si Aldi sama-sama dokter. Ayahnya spesialis bedah jantung, ibunya spesialis anak.”12826Please respect copyright.PENANADzEMh50IJY
12826Please respect copyright.PENANAzV6gatkkK7
“Tapi kalau pakai tempat ini berarti temanmu itu harus diajak juga kan?” Tante Vivi mencubit lenganku.12826Please respect copyright.PENANAg8Qo0vzZc2
12826Please respect copyright.PENANAHr3TTCAnjI
“Iya sih,” sahutku, “Tapi kalau Tante sudah lihat anaknya, pasti suka deh...nah..itu mobilnya datang...”12826Please respect copyright.PENANAVKRfa7Sst3
12826Please respect copyright.PENANAKfNmFAkduB
Aku bangkit karena mendengar suara mesin mobil memasuki pekarangan villa. Aku berdiri di ambang pintu depan. Memang Grand Cherokee Aldi yang datang.12826Please respect copyright.PENANAiAAXkC6hCn
12826Please respect copyright.PENANAnJoPfquE6s
“Sudah lama lu di sini?” tanya Aldi setelah keluar dari mobilnya.12826Please respect copyright.PENANAYdv7ymPJep
12826Please respect copyright.PENANAOXL7IvKLyr
“Baru aja nyampe,” sahutku, “Dia telat datangnya. Gua nunggu di rumah makan langganan kita itu sampe setengah jam tadi.”12826Please respect copyright.PENANAQzNiTEENzv
12826Please respect copyright.PENANAuvEZl3YQLK
“Wah, belum ngapa-ngapain dong,” bisik Aldi sambil menepuk bahuku.12826Please respect copyright.PENANASdbkZxere0
12826Please respect copyright.PENANAcsWkfMHLZS
“Belum,” aku menggeleng sambil tersenyum.12826Please respect copyright.PENANA2AJf0KXStt
12826Please respect copyright.PENANAzn9cEw4DBL
“Eh, sorry, aku bawa makanan dan minuman di mobil. Bantuin angkat Ton,” kata Aldi sambil melangkah kembali ke mobilnya.12826Please respect copyright.PENANAYYZP4KElx3
12826Please respect copyright.PENANAGrd5ZqlkVE
Aku mengikuti langkah Aldi. Membuka pintu belakang. “Wah, perbekalannya banyak bener. Lu bawa apa aja Al?”12826Please respect copyright.PENANAln5NKEEAz4
12826Please respect copyright.PENANA1OXhyifpLJ
“Buat bekal sampai besok malam. Atau siapa tahu kita kerasan di sini, bisa Senin pagi kita pulangnya. Sampai air minum juga aku beli sekarton tuh.”12826Please respect copyright.PENANAyOUrzqu1BP
12826Please respect copyright.PENANAhtKWOrtTRO
Dengan sigap kuangkut semua makanan dan minuman yang Aldi bekal. Kemudian Aldi kukenalkan kepada Tante Vivi, “Kenalan dulu dong...”12826Please respect copyright.PENANAKAjPhWdAQ9
12826Please respect copyright.PENANAsefwdwBXzP
Tante Vivi tersenyum malu-malu waktu berjabatan tangan dengan Aldi. Tapi waktu Aldi masuk ke dalam, Tante Vivi berbisik padaku, “Gile... temanmu itu tampan banget, Ton.”12826Please respect copyright.PENANAnnihTbBWK3
12826Please respect copyright.PENANAGYjoeBiL6y
Aku ketawa kecil, “Makanya Tante takkan kecewa deh...” kataku sambil mencolek pipi adik ibu tiriku yang cantik dan seksi itu.12826Please respect copyright.PENANASo2eJmma19
12826Please respect copyright.PENANA4oyOLZYW3H
Tak lama kemudian Aldi sudah muncul lagi di ruang depan. Memandang Tante Vivi dengan senyum, lalu berkata setengah berbisik padaku, “You're right, friend. She was very pretty and sexy.”12826Please respect copyright.PENANAGKjlDg7aZz
12826Please respect copyright.PENANAvMnNkZnmd0
Tante Vivi tidak mendengar ucapan pujian Aldi itu, karena aku dan Aldi sedang agak jauh dari Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANATXdzYhpQgM
12826Please respect copyright.PENANAViEfNSH7lx
“Bagaimana tempatnya nyaman nggak Mbak... eh... tante... ah... rasanya belum pantes dipanggil tante,” kata Aldi sambil duduk di samping kanan Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAT0itFhkenX
12826Please respect copyright.PENANAD0fswcnUfJ
“Emang,” kataku sambil duduk di samping kiri Tante Vivi, “Tanteku ini masih muda banget. Tapi karena dia adik mamaku, ya aku tetap harus manggil tante.”12826Please respect copyright.PENANAdLoIBI9CW1
12826Please respect copyright.PENANAkik1auZuZe
Tante Vivi cuma tersenyum-senyum canggung. Tapi aku melihat dia berkali-kali melayangkan lirikan ke arah Aldi.12826Please respect copyright.PENANAgVDtb91W4B
12826Please respect copyright.PENANAiXNDGYnxGc
“Toilet di sebelah mana?” tanya Tante Vivi tiba-tiba.12826Please respect copyright.PENANAccrUvWGHRI
12826Please respect copyright.PENANA3r84Vd1zyw
“Itu...” sahut Aldi sambil menunjuk ke salah satu pintu.12826Please respect copyright.PENANAHA13ySHEpE
12826Please respect copyright.PENANAi2310Qk0z1
Tante Vivi bergidik, “Iiih... kedinginan... pengen pipis dulu ah... ” Tante Vivi bangkit dari sofa. Kemudian melangkah ke arah pintu yang Aldi tunjukkan tadi.12826Please respect copyright.PENANAeWv9p2wdne
12826Please respect copyright.PENANATZIzM4PaUa
Setelah Tante Vivi masuk ke toilet, Aldi berbisik, “Tantemu emang keren abissss.... tapi kita lanjutkan ngobrolnya di sana, biar asyik.” Aldi menunjuk ke pintu lain.12826Please respect copyright.PENANAgGViteXDJH
12826Please respect copyright.PENANAO37Ob3YkPR
Aku cuma mengiyakan. Lalu bangkit dan melangkah ke arah pintu yang ditunjukkan oleh Aldi. Kubuka pin tu itu, karena ingin tahu keadaannya. Wah, memang bagus penataannya. Ruangan yang cukup luas, mungkin berukuran 6 X 5 meter. Tapi sekujur lantainya ditutupi kasur semua. Kasur itu ditilami seprai yang terbuat dari kain beludru. Mungkin untuk mengurangi hawa dingin di daerah villa ini. Dindingnya juga dilapisi busa berbalut plastik jok (oscar). Ada dua meja kecil yang muncul dari dinding, tanpa kaki. Di tiap meja sudah terhidang bir hitam kalengan dan beberapa jenis minuman keras. Puluhan bantal dan guling serta selimut ditata sangat rapi. Ruangan ini jelas sangat pribadi, karena tiada jendela satu pun. Hanya ada ventilasi di dinding bagian atasnya. Sound system pun terpasang menembus dinding, sehingga tiada benda-benda yang menghalangi langkah di dalam ruangan ini, kecuali dua meja kecil itu. Ada pintu lain di dalam kamar ini, yang ternyata menuju kamar mandi dengan peralatan yang serba import. Hebat villa ini, pikirku.12826Please respect copyright.PENANAxbDgiBOrKr
12826Please respect copyright.PENANAgZRF1VuccT
Aku menoleh ke arah Aldi sambil mengacungkan jempol. Aldi cuma tersenyum. Dan Tante Vivi pun muncul lagi dari dalam pintu toilet.12826Please respect copyright.PENANAoMSGi9ggaf
12826Please respect copyright.PENANAqRdbmACA5s
“Tante, kita ngobrolnya di sini aja yok,” ajakku sambil membuka pintu ruangan khusus itu lebar-lebar.12826Please respect copyright.PENANABLaD5YQBcF
12826Please respect copyright.PENANA8bKzU0LGA9
Tante Vivi menurut saja. Menghampiriku dan melongok ke dalam kamar luas itu.12826Please respect copyright.PENANAHACO09Jb8B
12826Please respect copyright.PENANAmIS6TU6fej
Begitu melihat keadaan ruangan itu, terutama melihat lantainya yang ditutupi kasur sekujurnya, Tante Vivi tersenyum sambil mencubit lenganku. “Ini sih benar-benar kamar buat perang...” cetusnya sambil melepaskan sepatunya, kemudian melangkah ke ruangan berlantai kasur itu. Aku dan Aldi pun mengikuti langkah Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANACwDGabogWw
12826Please respect copyright.PENANAPVTwD4ylZS
Tante Vivi duduk di lantai berkasur sambil menjulurkan kakinya. Aldi rebah, menelungkup di samping kanan Tante Vivi, sementara aku tergiur oleh minuman yang tersedia di atas meja kecil itu. Kutuangkan ke gelas kecil yang tersedia.12826Please respect copyright.PENANAF0xLqIR6Zd
12826Please respect copyright.PENANAqGDE7Jpv9Y
Tante Vivi tidak mempedulikanku. Malah tampak saling pandang dengan Aldi dengan senyum di bibir. Hmm...kelihatannya rencana kami takkan mengalami kendala. Kelihatannya Tante Vivi suka pada Aldi. Masa dia tak suka pada cowok setampan Aldi?12826Please respect copyright.PENANABrlknSGDz7
12826Please respect copyright.PENANA2QAI4MzxmA
“Tante mau minum apa?” tanyaku setelah meneguk isi gelas kecilku, kemudian mengisinya lagi.12826Please respect copyright.PENANAAqwnsHL7r1
12826Please respect copyright.PENANAX531v4C7xV
“Ada martini gak?” Tante Vivi balik bertanya.12826Please respect copyright.PENANAU10pyo0sOC
12826Please respect copyright.PENANAn7NJ6h5gwQ
“Gak ada,” Aldi yang menyahut, “Tapi ada yang lebih enak. White French Wine itu.”12826Please respect copyright.PENANA1pXXkeldk8
12826Please respect copyright.PENANAFW9J0qBOn0
“Boleh, asal jangan terlalu keras,” kata Tante Vivi sambil menyibakkan rambutnya yang sebahu.12826Please respect copyright.PENANAijMfQjijxd
12826Please respect copyright.PENANAKY8C6PVUuW
Waktu aku menuangkan wine ke gelas kecil untuk Tante Vivi, kudengar adik ibu tiriku itu mulai berbincang dengan Aldi.12826Please respect copyright.PENANAc8RhJCi1kT
12826Please respect copyright.PENANACKXokNFa9M
“Kenapa kamu mau lihat kami begituan?” tanya Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANA5ZFQ8PQrmb
12826Please respect copyright.PENANATS08vS9D72
“Pengen aja Mbak, eh Tante...sudah kebayang bakal hot sekali nanti,” sahut Aldi.12826Please respect copyright.PENANArLlmfWAsfq
12826Please respect copyright.PENANAeN0HI6V3vN
“Terus... kalau kamu terangsang nanti gimana?” tanya Tante Vivi waktu aku menyerahkan gelas berisi wine putih itu padanya.12826Please respect copyright.PENANAew3lzejfRk
12826Please respect copyright.PENANAi3qjdtKjkb
“Bagusnya bagaimana?” Aldi balik bertanya, sambil menerima gelas berisi minuman dariku.12826Please respect copyright.PENANAHWW4nGjszz
12826Please respect copyright.PENANAOZwRbmvJhr
“Nggak tau.... hihihi...” Tante Vivi tertawa kecil setelah meneguk winenya. Dan diam-diam Tante Vivi mulai menanggalkan baju kausnya, disusul dengan pelepasan celana panjangnya. Aku suka melihatnya, karena hal itu berarti bahwa Tante Vivi sudah mengusir kecanggungannya. Mungkin akibat wine yang sudah diteguknya.12826Please respect copyright.PENANAb9EulqECSI
12826Please respect copyright.PENANAChPRNhd1QM
“Tubuhku bagus nggak?” tanya Tante Vivi kepada Aldi yang sedang ternganga seperti sedang mengagumi Tante Vivi yang tinggal mengenakan beha dan celana dalam yang sama-sama berwarna pink.12826Please respect copyright.PENANADelcAqiUYL
12826Please respect copyright.PENANAZr05QGdYgu
“Wah... bukan main... luar biasa seksinya Tante !!!” seru Aldi yang seakan tak mau berkedip menyaksikan kemulusan tubuh Tante Vivi. Aku tertawa di dalam hati. Membayangkan apa yang akan terjadi setelah Tante Vivi bertelanjang bulat nanti.12826Please respect copyright.PENANAhzzQYpBV24
12826Please respect copyright.PENANAMLviizEF20
“Kamu ingin lihat aku telanjang bulat kan?” tanya Tante Vivi dengan pandangan dan senyum menggoda ke arah Aldi.12826Please respect copyright.PENANAnDIHl0zKIT
12826Please respect copyright.PENANAAEwhOknroU
“I... iya...” sahut Aldi tampak canggung.12826Please respect copyright.PENANAYPn4ZyvjkL
12826Please respect copyright.PENANA0BULiHVlBW
“Tapi kalian gak boleh curang dong. Kalau aku telanjang, kalian juga harus telanjang,” kata Tante Vivi sambil melepaskan behanya, sehingga payudaranya yang montok itu terbuka penuh di depan mataku dan mata Aldi.12826Please respect copyright.PENANAasSFkFYdXT
12826Please respect copyright.PENANAxEfwEFUtAu
Aldi melotot. Tante Vivi tersenyum padanya. Aku merasa sukses “ngerjain” mereka. Dan aku tidak sungkan-sungkan menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhku, karena aku sudah terbiasa bertelanjang di depan Tante Vivi. Tapi Aldi masih tampak ragu. Ia tanggalkan baju dan celana jeansnya. Tapi ia tidak menanggalkan celana dalamnya.12826Please respect copyright.PENANAaGn37kUSAA
12826Please respect copyright.PENANACj4lIn3LdL
Tante Vivi melirik ke arah penisku yang memang masih lemas. Kemudian memandang ke bawah perut Aldi sambil tersenyum. Kemudian merangkak ke arah Aldi, “Jangan licik dong...kalau kamu nggak buka semua, aku juga nggak mau buka semua,” kata Tante Vivi sambil menarik celana dalam Aldi sampai terlepas dari kakinya. Tampak jelas batang kemaluan Aldi sudah ngaceng !12826Please respect copyright.PENANAGYwygxiUL9
12826Please respect copyright.PENANAkriMvRZqI6
“Hihihi,” Tante Vivi ketawa kecil sambil memegang batang kemaluan Aldi, lalu menoleh padaku sambil berkata, “Punya temanmu malah sudah duluan ngaceng, Ton...”12826Please respect copyright.PENANAVFKHZPVcM1
12826Please respect copyright.PENANAkjXyQPHy9d
Aku mengangguk dengan senyum. Lalu menghampiri mereka. Aldi dengan canggung duduk di atas kasur, sementara Tante Vivi masih memegang batang kemaluan sahabatku itu.12826Please respect copyright.PENANACADdjCdHn3
12826Please respect copyright.PENANAhZr1xNjec1
“Duh...Tante...” terdengar suara Aldi ketika kulihat batang kemaluannya mulai diremas-remas oleh Tante Vivi. Ini di luar dugaanku. Bahwa Tante Vivi langsung “lancar” merangsang Aldi. Tadinya kupikir Tante Vivi akan sulit mengikuti skenario yang telah kurencanakan bersama Aldi.12826Please respect copyright.PENANAMuAnYcPQkB
12826Please respect copyright.PENANAttMI98OJpZ
“Ton,” Tante Vivi menoleh padaku, “Kayaknya Aldi harus dikasih duluan nih. Kasihan, kontolnya udah ngaceng berat gini. Gakpapa?”12826Please respect copyright.PENANAKz5AEK8DI5
12826Please respect copyright.PENANANk6hyMzP5t
“Iya Tante, gak apa-apa. Kita kan emang mau senang-senang di sini semalam suntuk. Yang udah kebelet mending didahulukan. Hihihi...” sahutku sambil memainkan payudara Tante Vivi yang salalu saja enak buat diremas-remas.12826Please respect copyright.PENANAI0KX5DmPy9
12826Please respect copyright.PENANApnZvusVrc8
Pandangan Tante Vivi tertuju ke Aldi, “Mau duluan?”12826Please respect copyright.PENANAjPWjVAf4Hy
12826Please respect copyright.PENANAmBBneRd4dn
“Ma...mau Tante...” sahut Aldi tampak polos.12826Please respect copyright.PENANAKEr3mY1EAg
12826Please respect copyright.PENANALTkDZiDCc1
“Jadinya bukan mau nonton doang dong. Apalagi dikasih duluan,” kata Tante Vivi tanpa melepaskan genggamannya di batang kemaluan Aldi yang tampak benar-benar siap tempur.12826Please respect copyright.PENANAbkJu7N4vai
12826Please respect copyright.PENANAefURrmVoKp
“Boleh gua duluan Ton?” Aldi menoleh padaku.12826Please respect copyright.PENANAbmsimIZleb
12826Please respect copyright.PENANAREI0cUrdaR
“Oke...demi persahabatan kita, gua ngalah,” sahutku sambil melepaskan tanganku dari payudara Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAIZaYHe5pS1
12826Please respect copyright.PENANAIhRT774QcI
Kubiarkan mereka berbuat apa yang mereka kehendaki. Aku malah lebih bersemangat untuk menambah minumanku. Lalu aku duduk bersandar ke dinding yang empuk ini, sambil meneguk minumanku sedikit demi sedikit.12826Please respect copyright.PENANAy59CsLoSpM
12826Please respect copyright.PENANAqMJLxeifUz
Kulihat Aldi mulai asyik memainkan payudara montok Tante Vivi, sementara adik ibu tiriku itu makin asyik memainkan batang kemaluan Aldi yang besar dan panjangnya hampir sama dengan penisku.12826Please respect copyright.PENANA3nK5GZ59FU
12826Please respect copyright.PENANAbpdTUyESys
Lalu kulihat Aldi mulai agresif. Ia menarik celana dalam Tante Vivi, sebagai satu-satunya benda yang masih melekat di tubuh adik ibu tiriku itu.12826Please respect copyright.PENANAqOmoRM0Bdf
12826Please respect copyright.PENANAXGmTHho2Pr
Aldi semakin berani. Menyerudukkan wajahnya ke kemaluan Tante Vivi yang bulunya sangat lebat itu. Tante Vivi mulai menggelinjang-gelinjang keenakan.12826Please respect copyright.PENANAHijReYo0fK
12826Please respect copyright.PENANA5lBSNSSSaz
Aku pun merasa makin asyik menyaksikan perbuatan mereka. Kuletakkan gelas minuman yang sudah kosong. Dengan pandangan agak bergoyang, karena mulai dipengaruhi alkohol, aku mendekati mereka. Aldi masih asyik menjilati memek Tante Vivi, sementara aku pun mulai menciumi buah dada Tante Vivi, lalu mengemut pentil payudaranya yang sebelah kiri.12826Please respect copyright.PENANAv9N4rm1fLA
12826Please respect copyright.PENANA3FGUlo5vJD
Terasa benar Tante Vivi sangat menikmati tindakan aku dan Aldi. Terasa tubuhnya bergetar-getar, terkadang ia meremas rambutku, terkadang meremas rambut Aldi yang berada di bawah perutnya.12826Please respect copyright.PENANABTz5UW9O1E
12826Please respect copyright.PENANATd4iFsTGih
Sampai akhirnya Tante Vivi menarik kepala Aldi agar naik ke atas. Mungkin Tante Vivi sudah ingin segera memulai persetubuhan yang sebenarnya. Aku pun melepaskan kulumanku di payudara Tante Vivi, karena takut mengganggu pergerakan Aldi.12826Please respect copyright.PENANAmwNT24427c
12826Please respect copyright.PENANA0rsWNdqk5X
Aku bangkit dan bergerak ke arah sound system yang dipasang tembus dinding itu. Kuaktifkan MP3nya. Dan mulai terdengar suara Mick Jaggger dalam lagu Party Doll (yang saat itu sedang ngetop).12826Please respect copyright.PENANAzKTQcvlbTe
12826Please respect copyright.PENANAdEUXdCFp6T
Aldi dan Tante Vivi jadi tambah asyik dengan berkumandangnya musik di ruangan itu.12826Please respect copyright.PENANAmtGn4V3i40
12826Please respect copyright.PENANAQXnf1XFSOC
Kulihat batang kemaluan Aldi memang sudah membenam ke dalam memek Tante Vivi, bahkan mulai diayun, mulai digeser-geserkan maju mundur…membuat Tante Vivi mulai meraung-raung histeris, “Ooooh….oooh….iya….oooh…iya…yessss….fuck me Al…yesss…yesss….”12826Please respect copyright.PENANA7fURvYY4cy
12826Please respect copyright.PENANAqIc3u4v4xu
Sepasang paha Tante Vivi menjulur ke atas, sehingga kakinya mulai melingkari pinggang Aldi. Aku sudah tahu bahwa dengan cara seperti itu batang kemaluan Aldi bisa terbenam seluruhnya pada waktu didorong. Pemandangan yang sangat mengasyikkan, ketika sahabatku sedang mengentot memek Tante Vivi, aku malah menuangkan lagi minuman ke gelasku yang sudah kosong. Lalu meneguknya lagi sedikit demi sedikit, sambil mendekati mereka yang sedang asyik bersetubuh.12826Please respect copyright.PENANApW0avWJ7Hx
12826Please respect copyright.PENANAt2YPc3m2AD
Memang menyaksikan “pertunjukan live” begini jauh lebih merangsang daripada nonton bokep. Soalnya aku bisa menyentuh Tante Vivi kapan saja aku mau. Dan diam-diam batang kemaluanku sudah tegang sekali. Tapi aku harus bersabar menunggu Aldi “selesai”.12826Please respect copyright.PENANASyiFGCFW1b
12826Please respect copyright.PENANAtmftajx5ox
Maka aku pun lalu duduk di samping Tante Vivi sambil menggoda Aldi yang sedang ngos-ngosan mengayun batang kemaluannya. Tampaknya Tante Vivi menyadari bahwa batang kemaluanku sudah ngaceng berat. Mungkin dia merasa kasihan juga padaku, karena tangan kanannya merayap ke arah batang kemaluanku, kemudian menggenggamnya, meremasnya dengan lembut, sementara Aldi makin ganas mengayun batang kemaluannya, sehingga terkadang genggaman Tante Vivi terasa kencang sekali, tapi tidak membuatku sakit. Malah enak.12826Please respect copyright.PENANALQ44GdWdiP
12826Please respect copyright.PENANAjvIS9zK2bR
Aldi tak peduli dengan semuanya itu. Ia tetap asyik mengayun batang kemaluannya sambil memejamkan matanya, dengan napas berdengus-dengus. Geli juga aku menyaksikan semuanya ini. Karena memang ini untuk pertama kalinya aku melihat sahabatku dalam keadaan sedang bersetubuh dengan perempuan. Tapi batang kemaluanku makin ngaceng, rasanya tak sabar lagi, ingin secepatnya dientotkan ke dalam liang memek Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANAZ4sQrpih6e
12826Please respect copyright.PENANAEkqAPoT135
Maka kusentuh bahu Aldi sambil berkata, “Mau gantian dulu? Lu bisa istirahat dulu, Al.”12826Please respect copyright.PENANAJRLnJJZqDC
12826Please respect copyright.PENANAkD1bmjjv1H
Aldi menoleh padaku. Lalu mengangguk dan mencabut batang kemaluannya dari memek Tante Vivi. Kemudian bergerak menuju meja kecil yang ada beberapa botol minuman keras itu.12826Please respect copyright.PENANAisN3pxvHMt
12826Please respect copyright.PENANABl8InrSroL
Tante Vivi diam saja, malah tersenyum padaku yang sudah siap menyetubuhinya.12826Please respect copyright.PENANAFAKnTzOM3o
12826Please respect copyright.PENANAk0BWhx3us2
Dengan agak mudah kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang vagina Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANALw7DDXsqg8
12826Please respect copyright.PENANACKDx1UuYIP
“Sudah gak tahan ya?” bisik Tante Vivi waktu aku belum mengayun batang kemaluanku.12826Please respect copyright.PENANAxObQQZyfsF
12826Please respect copyright.PENANAgY5Id5yvzD
“Iya....” sahutku sambil mulai menggerak-gerakkan zakarku, maju mundur di dalam jepitan liang kemaluan Tante Vivi.12826Please respect copyright.PENANA4sG6L2CFAR
12826Please respect copyright.PENANAG4d1YyWGme
Tante Vivi menyambut entotanku dengan goyang pinggul dan pelukan hangatnya.12826Please respect copyright.PENANAoAAlnvM9kz
12826Please respect copyright.PENANAkOyk4ZmnMM
Tapi tak lama kemudian Tante Vivi membisikiku, “Mau posisi doggy lagi?”12826Please respect copyright.PENANAXmxOv67SVQ
12826Please respect copyright.PENANAuOJgnHtgNn
“Mau,” sahutku senang.12826Please respect copyright.PENANApmvNuae1KV
12826Please respect copyright.PENANAzGsjUl5fBD
Lalu kucabut dulu batang kemaluanku, membiarkan Tante Vivi bergerak jadi menungging. Aku pun berlutut di depan pantatnya dan meletakkan moncong batang kemaluanku pada belahan memek Tante Vivi yang tampak agak ternganga dalam posisi seperti itu.12826Please respect copyright.PENANAsF5XtZYxT0
12826Please respect copyright.PENANAboAf21af6g
Blesss....batang kemaluanku membenam ke dalam liang kemaluan Tante Vivi dari arah belakang. Kemudian aku pun mulai mengentotnya sambil berpegangan ke buah pinggulnya.12826Please respect copyright.PENANAedj7D1j3vJ
12826Please respect copyright.PENANAwnHU1G98SW
Aldi membawa gelas berisi minuman ke dekatku. Tante Vivi melirik ke arah temanku, kemudian berkata, “Kamu celentang di sini...kakinya rentangkan.” Tante Vivi menepuk kasur di depannya.12826Please respect copyright.PENANA78S69lCqzf
12826Please respect copyright.PENANAVnv33Tt9ir
Tampaknya Aldi mengerti apa yang diinginkan oleh Tante Vivi. Setelah menghabiskan minumannya, ia melemparkan gelas ke kasur agak jauh dari tempat kami, kemudian rebah terlentang di depan Tante Vivi yang sedang menungging.12826Please respect copyright.PENANAwjQgdVzMri
12826Please respect copyright.PENANAic0KNfTL6Q
Aku tetap asyik mengayun batang penisku di dalam jepitan liang memek Tante Vivi, sementara Tante Vivi mulai memegang batang kemaluan Aldi...dan mulai mengulumnya.12826Please respect copyright.PENANAeo6hxZG9WJ
12826Please respect copyright.PENANAbjEgz2ZuLk
Aldi melenguh-lenguh, “Duuuh... enak Tante....”12826Please respect copyright.PENANArc79KopwWH
12826Please respect copyright.PENANAHepqxJmvNZ
Tante Vivi trampil sekali. Ia bisa menerima entotanku sambil menyelomoti batang kemaluan sahabatku.12826Please respect copyright.PENANAYerPVrYMaS
12826Please respect copyright.PENANAOM6QUlReAw
Rasanya meriah sekali persetubuhan yang kami lakukan ini. Bahkan setelah aku dan Aldi sama-sama ngecrot, nafsuku bangkit lagi, karena melihat Aldi sudah menyetubuhi Tante Vivi lagi...... ! 12826Please respect copyright.PENANA2lDmuzOFmK