Farel Bintang POV926Please respect copyright.PENANABjj1Je1g4i
926Please respect copyright.PENANAjhz8sORT52
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
926Please respect copyright.PENANAJaDCLDojCU
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
926Please respect copyright.PENANA0OApwlLuRO
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
926Please respect copyright.PENANAORruLVt2ZU
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
926Please respect copyright.PENANAX4HdIpE7Xa
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
926Please respect copyright.PENANAYMW2tqmL0K
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
926Please respect copyright.PENANAC6a4EKLopb
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
926Please respect copyright.PENANAFyXoh3Nr9O
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
926Please respect copyright.PENANAux2KLi86ue
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
926Please respect copyright.PENANA7W8D4GlbSK
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
926Please respect copyright.PENANABYN2W05MBD
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
926Please respect copyright.PENANAVbzMQUpOnx
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
926Please respect copyright.PENANAYux5QBT8Zd
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
926Please respect copyright.PENANAtx0HgMq5Xj
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
926Please respect copyright.PENANAsdlpAa8xVN
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
926Please respect copyright.PENANASpS61l4IUt
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
926Please respect copyright.PENANAJ90EBR6UFp
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
926Please respect copyright.PENANAa0VJmRX1su
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
926Please respect copyright.PENANAP42HkNtnmA
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
926Please respect copyright.PENANAb3VEtyqD6q
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
926Please respect copyright.PENANAqDgya73Nbt
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
926Please respect copyright.PENANAKf033vp4sS
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
926Please respect copyright.PENANAW7WdIe6IAp
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
926Please respect copyright.PENANAKp070Hq007
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
926Please respect copyright.PENANAihnvkBckVC
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
926Please respect copyright.PENANAw4DGJGwFph
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
926Please respect copyright.PENANAhpkex9NkpD
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
926Please respect copyright.PENANArdHE741sVZ
926Please respect copyright.PENANAHO52Q6JDSV
926Please respect copyright.PENANAfIvMzdzy2h
926Please respect copyright.PENANAQHPo9nnaoa
926Please respect copyright.PENANAbpNjNrg8oQ
926Please respect copyright.PENANAo7uGine4de
926Please respect copyright.PENANAfLzZoTPANK
926Please respect copyright.PENANAHGETvxBDcG
926Please respect copyright.PENANAOdGtr2hQWO
926Please respect copyright.PENANAcT7L6tTuxs
926Please respect copyright.PENANAluvt3Ztytr
926Please respect copyright.PENANAMc1umC287M
926Please respect copyright.PENANAQa3SJFBpcr
926Please respect copyright.PENANA7R3TC9KfB7
926Please respect copyright.PENANAfcq07w7xSo
926Please respect copyright.PENANAdpWP8kW7Sb
926Please respect copyright.PENANAVCv8uBsA21
926Please respect copyright.PENANAjFCva7uDR7
926Please respect copyright.PENANAG6fM73Y9tV
926Please respect copyright.PENANA7HvWAubPz3
926Please respect copyright.PENANABEP2oILC7O
926Please respect copyright.PENANAPfAQbuUbFQ
926Please respect copyright.PENANA2IiJNLFhzO
926Please respect copyright.PENANAsfIgw6Pju1
926Please respect copyright.PENANAf7QSYlMkCN
926Please respect copyright.PENANAxT9LY8NFY0
926Please respect copyright.PENANAMIVgAe6MXJ
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
926Please respect copyright.PENANAIXRFC1wDeU
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
926Please respect copyright.PENANAZHbyp1QYRd
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
926Please respect copyright.PENANAbUkLlHkRWF
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
926Please respect copyright.PENANAOQl29zDDPD
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
926Please respect copyright.PENANA6M1NLYNV5d
"Kau, kan?" tanyaku.
926Please respect copyright.PENANA23lA4M4Mns
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
926Please respect copyright.PENANA91SFfY8e61
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
926Please respect copyright.PENANA0Z2unz39bu
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
926Please respect copyright.PENANA3LkErg9b9W
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
926Please respect copyright.PENANAKl9M57gJcT
Ia benar-benar membenciku.
926Please respect copyright.PENANAnnzAVohoe4
***
926Please respect copyright.PENANA46yq4fo4OE
ns216.73.216.65da2