Revan bersepeda dengan perasaan campur aduk setelah kejadian tadi. Meskipun Bu Reni pernah mencium pipinya sekali, rasa canggung itu sulit untuk diulang. Belum jauh dari rumah Bu Reni, Revan memutuskan untuk mampir ke rumah neneknya, mengingat besok adalah hari libur dan ia bisa menginap semalam.
151Please respect copyright.PENANAOeHJzHkO7a
Rumah nenek Revan, yang bernama Nenek Surti, hanya berjarak beberapa puluh meter dari rumah Bu Reni, keduanya masih dalam satu desa. Nenek Surti telah hidup sebatang kara setelah kakeknya meninggal beberapa tahun lalu, sehingga beliau tinggal sendirian di rumah.
151Please respect copyright.PENANAXRbfdJEhFN
Dengan cepat, Revan sampai di rumah neneknya yang terletak tidak jauh dari jalan raya, dan tidak memerlukan waktu lama untuk mencapai tempat itu. Begitu tiba, Revan mengetuk pintu dan disambut hangat oleh neneknya.
151Please respect copyright.PENANA9RMXUQd16U
“Kamu dari mana, Van? Kenapa sendirian? Ayo masuk dulu,” tanya neneknya dengan senyuman sambil membuka pintu.
151Please respect copyright.PENANAiCwwBOHmYm
Revan pun melangkah masuk, merasa nyaman di rumah nenek yang telah ia anggap sebagai rumah sendiri, karena sering menginap di sana.
151Please respect copyright.PENANAYZ9IYgAnZk
“Dari rumah Bu Reni, Nek. Habis menjenguk beliau sambil tanya-tanya tentang pelajaran,” jawab Revan.
151Please respect copyright.PENANAsp5YZKAQgZ
“Bu Reni? Yang rumahnya di situ? Yang cantik itu, Van? Nenek baru tahu kalau itu gurumu,” ucap neneknya, terkejut.
151Please respect copyright.PENANAEMzbORAwY9
“Ya, benar itu, Nek,” Revan mengangguk.
151Please respect copyright.PENANAD3Nvd61cLS
“Baiklah, kamu mandi dulu, sudah sore. Bawa baju ganti atau tidak?” tanya neneknya dengan penuh perhatian.
151Please respect copyright.PENANApYUBe0cqst
“Enggak, Nek. Pakai baju ini saja, enggak apa-apa,” jawab Revan.
151Please respect copyright.PENANAizDNaWhniw
“Iya, sudah. Mungkin nanti Bapak atau kakakmu akan kesini untuk mengantarkan baju. Tapi kamu pamit tidak tadi?” tanya neneknya lagi.
151Please respect copyright.PENANAQNRrcBsrl5
“Enggak ada orang di rumah, tapi sudah bikin catatan juga sih, kalau mau ke rumah Bu Reni, terus mampir ke Nenek kalau pulang agak sore,” jawab Revan.
151Please respect copyright.PENANAPHAFwvrvS3
“Ya sudah, kamu mandi dulu kalau gitu,” kata neneknya.
151Please respect copyright.PENANAL3xknpyTV4
“Iya, Nek,” sahut Revan.
151Please respect copyright.PENANAZxz55D2PY8
Setelah menghabiskan waktu untuk mandi, neneknya membuatkan mie instan yang dimasak menggunakan kuali tanah, memberi cita rasa yang berbeda dari biasanya. Saat Revan selesai mandi, neneknya langsung menyuruhnya untuk makan.
151Please respect copyright.PENANADbvQZP9y4A
Akhirnya selama menyantap hidangan, sosok Bapak muncul di pintu, pulang lebih awal karena semua pekerjaan telah selesai. Revan langsung menghentikan makannya dan berlari menghampiri Bapak, mencium tangan beliau dengan penuh rasa hormat.
151Please respect copyright.PENANAKX1wfZUkWF
“Mau nginep atau pulang, Van?” Bapak bertanya.
151Please respect copyright.PENANAhCXqDinvbd
“Bapak bawakan baju, Revan tidak? Kalau bawakan, Revan mau nginep, Pak?” tanya Revan penuh harap.
151Please respect copyright.PENANAUFIedfW2rw
“Ya bawa, Bapak kesini memang mengantarkan baju ganti untuk Revan. Sudah makan belum?” jawab Bapak.
151Please respect copyright.PENANA4qkmsKfVtV
“Baru saja, Pak,” sahut Revan.
151Please respect copyright.PENANA9CnlIELdBy
“Ya sudah, ini baju gantinya. Bapak mau langsung pulang biar tidak kemalaman,” kata Bapak sambil menyerahkan kantong plastik hitam.
151Please respect copyright.PENANAMvxl5f9cBg
“Baik, Pak,” jawab Revan menerima baju tersebut.
151Please respect copyright.PENANA2pwOlizbS9
Setelah Bapak pamit, Revan melanjutkan makannya yang sempat tertinggal.
151Please respect copyright.PENANAIJ5GvJzIRn
Malam pun semakin larut, Nenek Surti menyuruhnya untuk segera tidur, dan Revan pun mengiyakan. Sebelum terlelap, pikiran tentang kejadian sore itu tak bisa lepas dari benaknya.
151Please respect copyright.PENANA04loEEYzAz
Tak lama kemudian, Revan terlelap dan dalam mimpinya, ia kembali ke rumah Bu Reni. Di sana, hanya ada mereka berdua, bermain kejar-kejaran. Namun, secara tiba-tiba Bu Reni menarik Revan ke dalam kamarnya, berlanjut dengan momen intim yang membuat Revan terbangun dengan kaget.
151Please respect copyright.PENANAhLbofElc7D
Astaga, ternyata itu adalah mimpi basah pertamanya, menandakan bahwa ia telah memasuki usia remaja. Meskipun bingung dan sedikit malu, Revan memutuskan untuk melanjutkan tidurnya, terlelap dalam keheningan malam.
151Please respect copyright.PENANAQ7KK86Ixqq
Pagi menyapa dengan lembut, dan Revan pun terbangun dari tidurnya. Ia segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan mencuci bajunya sendiri, sesuatu yang jarang ia lakukan. Biasanya, nenek yang selalu setia mengurusnya, tetapi kali ini, Revan merasa harus menjaga rahasia dari malam yang telah berlalu.
151Please respect copyright.PENANAqmMrCAsHij
"Le, kok tiba-tiba mencuci sendiri? Biasanya, kalau nginap, Nenek yang nyuci," tanya neneknya dengan nada curiga.
151Please respect copyright.PENANAC1364OWSk5
"Iya, Nek. Tidak apa-apa. Hari ini Revan pengen nyuci sendiri," jawabnya, berusaha terdengar meyakinkan.
151Please respect copyright.PENANA9cVOgszi2p
"Oh, ya sudah kalau begitu," sahut neneknya, kembali melanjutkan aktivitasnya.
151Please respect copyright.PENANAGP7bPF351Y
Setelah menyelesaikan mandi dan mencuci bajunya, nenek menyuruhnya untuk sarapan.
151Please respect copyright.PENANAfsypSGrpje
---
151Please respect copyright.PENANA7xWOXatYf0
Saat matahari mulai condong ke barat, Revan pamit kepada neneknya untuk pulang agar tidak keburu gelap. Neneknya merestui dan ia menitipkan bajunya yang belum kering, meminta nenek menyimpannya hingga kering. Dengan cepat, Revan bergegas pulang.
151Please respect copyright.PENANAcZ1GsXEhgE
Sesampainya di rumah, ia disambut oleh Mamak dan adiknya yang kecil. Si adik selalu setia mendampingi mamaknya bekerja serabutan, membantu tetangga yang membutuhkan. Karena usianya yang masih sangat muda, adiknya belum bersekolah, sehingga selalu dibawa-bawa.
151Please respect copyright.PENANA9aF5mdhNvu
---
151Please respect copyright.PENANAdDSmlBHONJ
Dua minggu berlalu, dan kini saatnya menghadapi hasil ujian akhir semester ganjil. Seminggu ke depan diisi dengan berbagai perlombaan dan kegiatan kebersihan sekolah, menyambut libur semester yang akan datang. Hari pengambilan rapor pun tiba, dan Revan datang bersama Mamak dan adiknya.
151Please respect copyright.PENANAe6dvqq48zX
Mereka memasuki kelas untuk mengambil rapor sesuai urutan nama. Ketika gilirannya dipanggil, mereka bertiga maju ke depan. Rasa tegang menyelimuti hatinya, namun ketika melihat hasilnya, ia mendapati bahwa ia mendapatkan peringkat ketiga. Hasil yang cukup memuaskan mengingat banyaknya murid di kelasnya.
151Please respect copyright.PENANAQAYfL8LGYw
Setelah menerima rapor, mereka bergegas keluar dan bersiap untuk pulang. Namun, sebelum meluncur kembali, Revan meminta izin kepada Mamak untuk berpamitan kepada Bu Reni terlebih dahulu.
151Please respect copyright.PENANAhUrs1jAxCN
Mamak mengizinkannya, dan Revan segera berlari menuju Bu Reni. Dengan hangat, Bu Reni memeluknya sambil memberikan nasihat agar tidak nakal selama libur panjang tiga minggu ke depan. Revan mengangguk, berjanji untuk mendengarkan nasihatnya.
151Please respect copyright.PENANAwpK6xSwDst
Usai berpamitan, ia segera melesat ke parkiran sepeda, di mana Mamak dan adiknya sudah menunggu. Mereka pun berangkat pulang bersama, dengan adiknya dibonceng mamaknya sementara Revan mengayuh sepeda sendiri.
151Please respect copyright.PENANA3yEjHEMS1N
Sesampainya di rumah, Revan meminta izin selama libur untuk menginap di rumah neneknya, sekaligus menemani nenek yang sebatang kara. Mamak memperbolehkannya, dengan satu syarat, Revan tidak boleh membawa sepeda sendiri agar tidak pergi terlalu jauh dari rumah nenek. Dengan penuh semangat, Revan menyetujui dan segera menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke rumah nenek keesokan hari.
ns216.73.216.42da2