
Seminggu kemudian, ana mengantarkan istriku ke yayasan tersebut.
azzam: "assalamualaikum"
cecep: "waalaikum salam. masyaallah ada ustad azzam. gimana kabarnya nih? udah lama kita ga ketemu."1578Please respect copyright.PENANAyj5FKgQs3F
azzam: "alhamdulillah baik, antum sendiri gimana? kalau ga salah udah 3 tahun kita ga ketemu semenjak ana nikah sama maryam. afwan ya, ana tidak tau tentang antum di yayasan lama."
cecep: "alhamdulillah ana baik juga. gapapa stad, itu hanya angin lalu. tapi semenjak waktu itu, ana mau lanjut fokus dengan yayasan ini. tapi, ada apa nih kesini?"
azzam: "afwan, ana mau anter istri ana. kan istri antum ngajak maryam buat gabung ke yayasan ini."
cecep: "wah, kalau gitu mari silahkan masuk." lalu cecep mengajak kita masuk dan sampai di front desk. "silahkan duduk, tunggu sebentar ya ana ambilkan dulu formulirnya." kami pun duduk berdua.
aku melihat bahwa ruko yang ditempati yayasan ini terbilang sangat besar. ada 3 lantai dan terlihat sangat luas.
Setelah 10 menit menunggu, akhirnya dia datang bersama seorang akhwat bercadar.
cecep: "maaf menunggu agak lama. ini istriku sofia. kalian pasti sudah kenal dia."
sofia: "assalamualaikum. afwan ustad azzam, saya sofia yang dulu bareng dengan maryam."
azzam: "waalaikum salam. iya ana ingat. dulu juga maryam sering cerita tentang kamu sebagai teman seperjuangan mualaf. omong-omong, sudah berapa lama kalian menikah? ana sampai tidak tahu. "
sofia: "sudah sekitar 1 tahun stad. afwan kita tidak beri tahu karna kami menikah baru setelah kasus yang menimpa suami. jadi kami terpaksa menikah dengan sangat sederhana. hanya keluarga yang datang ke nikahan kami."
cecep: "cukup, kita masuk dulu ke dalam untuk melihat-lihat ruangan di yayasan ini sebelum . silahkan masuk ustad dan ustazah."
saya sempat berpikir kenapa kami baru keliling gedung setelah menunggu 10 menit. tapi ana berhusnuzon mungkin karna yayasan baru dan masih banyak yang harus dirapikan.
setelah masuk, kami sampai di lobby lantai 1 dan terlihat ada 10 ikhwan sekitar umur 20 tahun yang baru belajar mengaji karna terdengar dari bacaan mereka yang masih terbata-bata. mereka masing-masing diajari oleh 4 ikhwan dan 6 akhwat. ana merasa agak aneh kenapa mereka diajari oleh yang bukan mahram. ana juga sedikit heran kenapa temboknya dipasangi sound proof.
cecep: "nah ini lobby utama, biasa dipakai untuk mengajari ngaji para ikhwan dan juga untuk berbagai kegiatan. di sebelah kiri ada kantor untuk para pegawai ikhwan. sekarang kita lanjut ke lantai 2."
kami pun naik naik ke lantai 2. terlihat ada 2 akhwat sekitar umur 20-an yang sedang diajari mengaji oleh 2 akhwat bercadar. terlihat 2 mualaf tersebut masih memakai jilbab seadanya dan kaos lengan pendek. mungkin karna mereka baru mualaf.
cecep: "ini tempat untuk belajar islam buat mualaf yang akhwat.di sana ada ruang kantor untuk akhwat. mari kita ke sana sekalian mengenalkan untuk ustazah maryam sementara."
azzam:: "sementara? kenapa sementara ya stad?"
cecep: "karna lantai 1 itu akan dijadikan khusus untuk mushola dan melakukan prosesi menjadi mualaf. nanti ikhwan akan pindah ke sini dan akhwat akan di lantai 3. tapi sekarang belum bisa karna lantai 3 sedang dalam proses persiapan.. kalau begitu, mari kita lihat kantor akhwat" lalu kami pun masuk ke dalam.
di kantor akhwat, terdapat 1 meja besar dan beberapa kursi yang mengelilingi, ada juga meja komputer di pojok kanan ruangan. dan 2 sofa berwarna merah yang bentuknya aneh. bentuknya seperti bergelombang gitu. tapi ana berpikir mungkin itu untuk estetik saja jadi ana tidak permasalahkan.
cecep: "oke, kita sudah mengunjungi semua ruangan. mari kita kembali ke front desk." kami pun kembali ke front desk.
baru kita keluar dari kantor akhwat, tiba2 ana mendengar sesuatu dari lantai atas samar-samar.
akhwat: " akh.. aaakhhh... aakkkhhh... ngan... ulu... sih... da... tamu"
'kenapa ada suara akhwat di atas? bukannya lantai 3 masih renovasi? terus kenapa suaranya agak aneh ya?' pikirku yang mulai curiga. ana pun berbisik ke maryam.
azzam: "ssttt mi, ummi denger ga ada suara dari atas?" bisikku ke maryam
maryam: "suara apa? ummi ga denger apa2" jawab istriku datar.
mungkin itu hanya imajinasiku. kami pun lanjut ke front desk. setelah sampai, kami pun duduk di sofa.
cecep: "jadi, bagaimana ustad dan ustazah? ustazah tetap gabung kan?
maryam: "gimana bi? abi ngijinin kan?" tanya maryam dengan nada yang menggebu gebu
azzam: "iya mi, oh iya stad. ana ngijinin istri ana gabung tapi tidak boleh untuk pergi jauh dari kota ini"
cecep: "tidak apa-apa stad. lagipula yayasan ini masih baru dan belum mengirim para ustad dan ustazah ke daerah luar. mungkin masih 1 tahun lagi baru ada program tersebut."
azzam: "baik, kalau begitu ana izinkan istri ana bergabung. semoga yayasan ini bisa berkembang lebih maju dan lebih baik. aamiin"
yang lain: "aamiin"
setelah mengurus semua berkas-berkas, kami pun pergi untuk mengisi tausyiah.
Seminggu kemudian, maryam mulai masuk kerja di yayasan tersebut.
saat sarapan
azzam: "mi, hari ini ummi udah mulai aktivitas di sana. ummi di sana tugasnya ngapain aja?"
maryam: "ummi tugasnya ngajarin baca al-qur'an dulu bi untuk awal-awal."
azzam: "untuk ikhwan atau akhwat? soalnya kemarin ada akhwat yang ngajarin ke ikhwan."
maryam: "untuk akhwat bi. ummi udah bilang ke mereka ummi maunya ngajar akhwat saja. abi ga perlu khawatir atau cemburu. hati ummi cuman buat abi"
azzam: "tentu abi cemburu mi, apalagi ummi kan ga pakai cadar. tar mereka jatuh cinta ke ummi."
maryam: "kan abi sendiri yang bebasin ummi masalah cadar, insyaallah kalau ummi udah siap ummi bakal pakai cadar."
azzam: "iya mi. sekarang abi anterin dulu ya ummi ke sana selama seminggu pertama. mumpung abi gak ada jadwal tausyiah pagi untuk sekarang."
maryam: "boleh bi, tapi nanti ummi pulang bareng akhwat lain aja, soalnya jadwal pulang gak tentu. takutnya ngeganggu jadwal abi."
azzam: :"emang ada akhwat yang pulangnya searah? rumah kita kan lumayan jauh dari sana." jarak rumah kami ke yayasan tersebut sekitar 5 km.
maryam: "searah tapi dia sedikit lebih dekat. jadi dia nganterin ummi sekalian. namanya melina."
azzam: "dia ga ada suami? ngerepotin ga?"
maryam: "insyaallah ga bi. dia juga masih belum nikah."
azzam: "yaudah kalau begitu. ayo kita berangkat, udah 7.30 nih."
maryam: "baik bi." kami pun berangkat menggunakan mobil ku.
kami punya 1 mobil dan 1 motor. biasanya ana pakai mobil karna lebih jauh. sedangkan maryam pakai motor karna hanya mengajar qur'an saat sore hari di sekitar kompleks.
sesampainya di sana, kami bertemu dengan 2 ikhwan yang terlihat seperti orang timur. yang 1 bapak bapak, yang 1 masih sekitar smp.
mereka: "assalamualaikum"
kami: "waaalaikum salam warahmatullah"
bocah: "ibu ustazah yang baru itu ya? asik ada ustazah baru." ana sedikit heran mendengar suaranya yang merasa senang. tapi ana membiarkan karna dia masih remaja.
maryam: "iya, nama ustazah itu maryam. kamu kesini bareng bapak ya... namanya siapa?"
bocah: "namaku tole ustazah. terus ini bapak ku namanya toga"
toga: "salam kenal ustazah. kalo ini siapa ya? ustad baru kah?"
azzam: "saya suaminya. tapi saya kesini hanya mengantarkan. kalian bukan berasal dari sini ya?"
tole: "bukan om, kami dari pulau M. kami di sini baru beberapa bulan dan jadi mualaf di yayasan ini."
azzam: "terus ibu kamu mana?"
tole: "ibu saya pergi om karna bapak saya bangkrut. jadinya kami ke sini untuk mencari rezeki."
azzam: "maaf ya, ana tidak tau. ana tidak bermaksud untuk membuka hal lama."
toga: "tidak apa apa pak. lagipula kami sudah cukup nyaman di sini. apalagi di yayasan ini saya kami cukup betah karna banyak bantuan dan teman."
azzam: "alhamdulillah kalau begitu. baik, kalau gitu saya pulang dulu untuk pergi ke toko. ummi abi pulang dulu ya, assalamualaikum."
mereka: " waalaikum salam." lalu mereka pun masuk ke dalam.
saat ana mau masuk ke mobil, ana melihat siluet dari pintu dan melihat sesuatu yang aneh. ana seperti melihat tangan tole meraih bokong istriku. terdengar pula suara samar-samar
"ih, jangan dulu, kita masuk ke lobby dulu.". tapi lagi-lagi ana berusaha tidak curiga. tidak mungkin juga mereka berani begitu di yayasan sepertr ini. lalu ana pun ke toko.
saat jam 6 malam. ana mulai khawatir karna istriku belum pulang dan tidak ada kabar sama sekali. lalu ana menelpon istriku.
azzam: "assalamualaikum mi, ummi belum pulang?"
maryam: "ini... ntar... lagi... bi... bis magh...ib" suara istriku kurang terdengar jelas karna ada berisik di sekitar maryam.
azzam: "itu lagi ada apa mi? kok rame banget?"
maryam: "oh.. tu... agi... da... cara... uat... anak anak.... mualaf" suaranya mulai reda karna sudah terdengar azan maghrib.
azzam: "baik kalo gitu mi, hati-hati ya pulangnya." lalu telfon tiba-tiba terputus.
azzam: "pantas saja banyak yang masuk islam di yayasan tersebut. mereka memiliki banyak acara untuk menarik perhatian. yah selama gaada acara yang aneh-aneh insyaallah berkah." pikir ana tanpa rasa curiga sedikitpun.
sekitar sebelum isya. maryam pulang bersama melina naik motor. melina pun langsung pulang lagi tanpa mampir dulu. maryam terlihat kecapean dan agak berantakan.
azzam: "ummi kenapa terlihat lelah sekali? terus juga bajunya terlihat agak kusut."
maryam: "oh ini bi. itu anak-anak banyak yang menempel ke ummi. ternyata banyak anak-anak kalau sore setelah pulang sekolah."
azzam: "oh gitu mi. yaudah ummi langsung mandi gih, udah mau isya. abi juga mau ke masjid dulu."
maryam: "baik bi." dia langsung menuju kamar mandi dan ana langsung pergi ke masjid.
saat malam. ana mengajak istri untuk berhubungan di atas kasur. dia pun mengiyakan tapi terlihat agak lesu.
azzam: "mi, ummi udah lemes? ga apa apa deh gausah dulu hari ini." kataku sambil duduk di samping dia.
maryam: "ga apa apa bi? kan kita udah sebulan belum jima." memang, selama sebulan ini kami belum jima karna jadwal tausyiah ana lagi banyak dan toko sedang ramai.
akhirnya kami tidur tanpa jima.
1578Please respect copyright.PENANAQqzNKBcN7l
selama seminggu. ana antarkan istri ana ke sana. terlihat bahwa mualaf ikhwan lebih banyak dari yang akhwat. saat kutanyakan istri ana, dia menjawab karna para mualaf tersebut kebanyakan menjadi islam untuk mencari istri, soalnya mereka merasa wanita berjilbab lebih baik akhlaknya. Selama seminggu pula, dia selalu pulang sekitar jam 7 sampai jam 8 malam. dia beralasan bahwa tenaga yayasan masih kurang banyak sehingga cukup sibuk.
pada hari ke delapan. saat sarapan
azzam: "mi, ummi bisa ga di sana sampai sebelum ashar saja? soalnya abi liat ummi selalu kelelahan."
maryam: "kayaknya ga bisa bi, ummi soalnya senang dengan anak-anak. dan mereka baru ada sekitar sore hari. untuk masalah lelah, insyaallah ummi tetep kuat dan ummi berharap keringat ummi jadi pahala."
azzam: "kalau begitu, abi izinkan. tapi bagaimana dengan pengajian di komplek?"
maryam: "hmm uimmi juga kurang tau bi. ummi juga udah nyaman soalnya di yayasan itu"
azzam: "mungkin, baiknya ummi pindah jadwal aja. pagi ummi di pengajian kompleks dan siang baru ke yayasan."
maryam: "nanti ummi pikir lagi".1578Please respect copyright.PENANAMo2OyRz7gJ
seminggu kemudian, dia mulai pergi ke yayasan ba'da (setelah) zuhur. kalau senin, rabu, jumat dia pergi mengisi pengajian komplek. selasa, kamis, sabtu dan ahad dia membantu menjaga toko bersama adik ana.
1578Please respect copyright.PENANAlqhXCoCgSG
1578Please respect copyright.PENANASwxKinODwa
1578Please respect copyright.PENANAke2yF0DbPE
1578Please respect copyright.PENANAQt6DJSb4mQ