
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9731Please respect copyright.PENANARRceCqapDe
9731Please respect copyright.PENANA1S3dxcUr2X
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9731Please respect copyright.PENANA6mIpYC6zmv
9731Please respect copyright.PENANAnnsPc6HlDw
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9731Please respect copyright.PENANAs7DbCWIKIT
9731Please respect copyright.PENANATLBbN7BPLT
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9731Please respect copyright.PENANADKnhNZyDg0
9731Please respect copyright.PENANAyothCfWDZH
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9731Please respect copyright.PENANAoL1aLpLZfS
9731Please respect copyright.PENANAc65DwU4410
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9731Please respect copyright.PENANAlnIdMDC3HV
9731Please respect copyright.PENANAGJDo4V0lyT
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9731Please respect copyright.PENANA6TtyGaU0qN
9731Please respect copyright.PENANADtcw3L3IF0
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9731Please respect copyright.PENANAnk5o6UUaLY
9731Please respect copyright.PENANAgX9QpaAxRf
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9731Please respect copyright.PENANACo7J7kwzU0
9731Please respect copyright.PENANAhbUVP8lW0l
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9731Please respect copyright.PENANAtMqPz4jgZQ
9731Please respect copyright.PENANACoAvtCxvT5
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9731Please respect copyright.PENANAZqSvELGomF
9731Please respect copyright.PENANA0Toxzu6M7O
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9731Please respect copyright.PENANAf33NAiUo4a
9731Please respect copyright.PENANAdBccvv22Fw
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9731Please respect copyright.PENANApAiJDercrp
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9731Please respect copyright.PENANA5YVbz1QOkg
9731Please respect copyright.PENANAsYQ7q7Yh6H
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9731Please respect copyright.PENANAX4s17xqZmN
9731Please respect copyright.PENANAcVPWCrACTU
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9731Please respect copyright.PENANAHKf8eC9om7
9731Please respect copyright.PENANA1b9ZEP7vau
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9731Please respect copyright.PENANAI1U7B3ijUJ
9731Please respect copyright.PENANARhINhtx261
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9731Please respect copyright.PENANAcTzAW4q1cY
9731Please respect copyright.PENANAcdYQyOtLmj
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9731Please respect copyright.PENANAxcNUfwlrEd
9731Please respect copyright.PENANAtPQNR7sh1l
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9731Please respect copyright.PENANA7me5q3CoJT
9731Please respect copyright.PENANAhSewQi2dhw
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9731Please respect copyright.PENANAfKyuePq5Bu
9731Please respect copyright.PENANA6iiDIdrmcI
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9731Please respect copyright.PENANAllNWZjwsCV
9731Please respect copyright.PENANA0QMf2SEshK
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9731Please respect copyright.PENANAnM6XE2TsNM
9731Please respect copyright.PENANAyUWwiXdp7c
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9731Please respect copyright.PENANAl4zUUpcUKq
9731Please respect copyright.PENANAME5zyKRuKX
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9731Please respect copyright.PENANA1KKJefqWNr
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9731Please respect copyright.PENANAf1lDstcswF
9731Please respect copyright.PENANAYmcNRf5uBh
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9731Please respect copyright.PENANAuwTbHYxxGN
9731Please respect copyright.PENANA4AEs0XTATe
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9731Please respect copyright.PENANAO9Gt3UKEjX
9731Please respect copyright.PENANAoHJPZZ6fTf
“Iya Bu…”
9731Please respect copyright.PENANAxPv4n88WeD
9731Please respect copyright.PENANAuYFMqHMPWQ
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9731Please respect copyright.PENANA0tGSzpLb3L
9731Please respect copyright.PENANAoxTgBoCANC
“Dibawa keluar Bu?”
9731Please respect copyright.PENANAKe4ifwUzjN
9731Please respect copyright.PENANAVgkmQbcvz8
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9731Please respect copyright.PENANAqHC44Cuz4Q
9731Please respect copyright.PENANAlzmoxVXY6J
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9731Please respect copyright.PENANAf4upf4nFgk
9731Please respect copyright.PENANA92B77rRAJv
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9731Please respect copyright.PENANASDyhA9onbH
9731Please respect copyright.PENANA0Qk7vWD85q
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9731Please respect copyright.PENANAiKqaNBbN4F
9731Please respect copyright.PENANAybxJ1xjWml
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9731Please respect copyright.PENANAGX7o6wfuAt
9731Please respect copyright.PENANADlaTtZZvgu
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9731Please respect copyright.PENANAALNB8mEPVK
9731Please respect copyright.PENANAEA4gpgGplM
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9731Please respect copyright.PENANAojeSlln2hw
9731Please respect copyright.PENANAkhzII1ysyX
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9731Please respect copyright.PENANAiQIxkjtcZg
“oh..”
9731Please respect copyright.PENANAv6pOr53iMx
9731Please respect copyright.PENANAtwx58VTgCP
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9731Please respect copyright.PENANAZZyA64IuHT
9731Please respect copyright.PENANAgOJq3uiTWA
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9731Please respect copyright.PENANAzYMgcSpMaJ
9731Please respect copyright.PENANAMOyMqLXCeZ
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9731Please respect copyright.PENANAX7NN5ZCTDG
9731Please respect copyright.PENANAYQI9w3SxkH
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9731Please respect copyright.PENANAx9l66yuFbu
9731Please respect copyright.PENANAU8aqaMnnI9
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9731Please respect copyright.PENANATbHyPjKHME
9731Please respect copyright.PENANAp4maNaQvx9
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9731Please respect copyright.PENANAe18exm0DOw
9731Please respect copyright.PENANAgJcJQCHtKn
“I…Iya neng…”
9731Please respect copyright.PENANAUYYl9bPm8t
9731Please respect copyright.PENANATuh79WLsKy
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9731Please respect copyright.PENANA5otg6afIHj
9731Please respect copyright.PENANA4bCmUynpYO
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9731Please respect copyright.PENANA9T0oYKcLEk
9731Please respect copyright.PENANApzFbP3yh0J
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9731Please respect copyright.PENANA4dz1j02TfL
9731Please respect copyright.PENANAmLGLdpzYpP
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9731Please respect copyright.PENANAF6ulucrkjx
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9731Please respect copyright.PENANAaG6dlB9UP1
9731Please respect copyright.PENANAdFGnPpwGPD
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9731Please respect copyright.PENANAeiyOpab1Rl
9731Please respect copyright.PENANAvXuZJmnIOw
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9731Please respect copyright.PENANAWaa3a7GmKU
9731Please respect copyright.PENANA9GSCooG7QT
“Tidak usah neng.. “
9731Please respect copyright.PENANAz3DrBVljlu
9731Please respect copyright.PENANAgZM8iOqHEU
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9731Please respect copyright.PENANA8N8pTHkyoZ
9731Please respect copyright.PENANAvTgImd0qfn
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9731Please respect copyright.PENANAYonu65Arj4
9731Please respect copyright.PENANA6ku0smN1eg
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9731Please respect copyright.PENANAxpJZAEVqbg
9731Please respect copyright.PENANAHZwEEXc85C
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9731Please respect copyright.PENANAs7alNoRkQB
9731Please respect copyright.PENANAgylAdlo0Hu
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9731Please respect copyright.PENANAlOdBOFjgdQ
9731Please respect copyright.PENANA4jmmKYAbgS
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9731Please respect copyright.PENANAqHeTZk9PhT
9731Please respect copyright.PENANA1Atw7k4n4B
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9731Please respect copyright.PENANApU9WhWpBZu
9731Please respect copyright.PENANAGXiTuCtNKI
9731Please respect copyright.PENANA4iEztyZjyE
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9731Please respect copyright.PENANAWwSHl0c6mm
9731Please respect copyright.PENANAHfQZ1vXz8D
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9731Please respect copyright.PENANAMjJo0VtelN
9731Please respect copyright.PENANAIYgaigudl6
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9731Please respect copyright.PENANAyrpCs8RYSi
9731Please respect copyright.PENANAA9pK2fQ93q
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9731Please respect copyright.PENANA2X1T75NuqP
9731Please respect copyright.PENANAmnucaiIyjU
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9731Please respect copyright.PENANAF1JEfZoWOd
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9731Please respect copyright.PENANAofTfO2hUtl
9731Please respect copyright.PENANAwqEXjUvtZI
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9731Please respect copyright.PENANAffyFRalK80
9731Please respect copyright.PENANAEoGApP0nHW
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9731Please respect copyright.PENANAMdKTvqe6Ac
9731Please respect copyright.PENANAxAFC1VSAr5
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9731Please respect copyright.PENANA7dsD3r4DUn
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9731Please respect copyright.PENANAfbpIil2Tzf
9731Please respect copyright.PENANATioSFZnclZ
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9731Please respect copyright.PENANAbKBR2UHXJI
9731Please respect copyright.PENANAI6eXn955Mg
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9731Please respect copyright.PENANAFStSfU3grb
9731Please respect copyright.PENANA92Z3NLWHAM
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9731Please respect copyright.PENANAnN96yBTezQ
9731Please respect copyright.PENANAKB47IhWo4L
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9731Please respect copyright.PENANAqJygwPfsGg
9731Please respect copyright.PENANALdHnpr2fnx
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9731Please respect copyright.PENANAjLiIwCoZEX
9731Please respect copyright.PENANAVuOUWTf6zW
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9731Please respect copyright.PENANA1Zh77kCRwY
9731Please respect copyright.PENANAd1QWx15rP1
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9731Please respect copyright.PENANAbJUHUVmWoH
9731Please respect copyright.PENANANYu2Sd6V9Z
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9731Please respect copyright.PENANAbCuC4evTUU
9731Please respect copyright.PENANAtchx0SxUgd
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9731Please respect copyright.PENANAup66y3ghMv
9731Please respect copyright.PENANASeLyAFfXRj
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9731Please respect copyright.PENANAflut6hm8AG
9731Please respect copyright.PENANAPVrd6fg18L
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9731Please respect copyright.PENANAIjw6IAWBk9
9731Please respect copyright.PENANA4jRWIORnlY
“Kek… ?” Panggilku
9731Please respect copyright.PENANAParjCFBXfX
9731Please respect copyright.PENANAKnFed4FGTW
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9731Please respect copyright.PENANA8WT1PgB63V
9731Please respect copyright.PENANAXzGwljPncy
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9731Please respect copyright.PENANAn2krHO939o
9731Please respect copyright.PENANAyhdlCZase8
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9731Please respect copyright.PENANAK3CfWRaseF
9731Please respect copyright.PENANA0VrsuPlVsn
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9731Please respect copyright.PENANAQscJjYRPt6
9731Please respect copyright.PENANAFf1i4F5BPE
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9731Please respect copyright.PENANAqj6A5jy1wL
9731Please respect copyright.PENANAbn2YoykCmq
9731Please respect copyright.PENANAawApIWrJlu
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9731Please respect copyright.PENANAn41R2JnoIB
9731Please respect copyright.PENANAyYmZ2FtOvC
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9731Please respect copyright.PENANAUfHwLkrM7d
9731Please respect copyright.PENANAvkAf0TI18C
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9731Please respect copyright.PENANAEQlABShReb
9731Please respect copyright.PENANA0MmUQORP1E
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9731Please respect copyright.PENANAoWQBO4n60Z
9731Please respect copyright.PENANA5tgEolUlNk
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9731Please respect copyright.PENANAo6gy5x5Dob
9731Please respect copyright.PENANA0pplVDl8Vv
9731Please respect copyright.PENANA9XpcwDM643
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9731Please respect copyright.PENANAR7Owt8QqbA
9731Please respect copyright.PENANAsEgACS1Ns7
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9731Please respect copyright.PENANAiWKjRkYeD4
9731Please respect copyright.PENANA7tNHLgScrK
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9731Please respect copyright.PENANAiPscTTizUP
9731Please respect copyright.PENANAkwiCEmTraH
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9731Please respect copyright.PENANAyJK7nGVx8i
9731Please respect copyright.PENANAKvlJ5xt3GK
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9731Please respect copyright.PENANA1cZt3qjyZ8
9731Please respect copyright.PENANArlnJIWgqKp
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9731Please respect copyright.PENANABIfM3uO8ZZ
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9731Please respect copyright.PENANAQCN1YChpyK
9731Please respect copyright.PENANAW3Xnzvz3U0
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9731Please respect copyright.PENANAvpy3VQDt7f
9731Please respect copyright.PENANA3gEUIhY0Sj
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9731Please respect copyright.PENANAOzVjlrZAGC
9731Please respect copyright.PENANAtZKg1vuMZC
9731Please respect copyright.PENANADsp2L7NVw0
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9731Please respect copyright.PENANAdPtuN3IgQb
9731Please respect copyright.PENANAnpLykQjslm
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9731Please respect copyright.PENANACj31acV9FW
9731Please respect copyright.PENANA6iHaFZ1ulk
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9731Please respect copyright.PENANAtlDCOzKPFi
9731Please respect copyright.PENANA2PD4C0sGrN
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9731Please respect copyright.PENANAo3J6SunS3s
9731Please respect copyright.PENANAm59nbCTxeG
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9731Please respect copyright.PENANAjZpau233ir
9731Please respect copyright.PENANAFfsUN4sucz
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9731Please respect copyright.PENANA4EjDAQl3ks
9731Please respect copyright.PENANAoBllHV77pJ
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9731Please respect copyright.PENANAkgWlMUqohC
9731Please respect copyright.PENANAgRXYGPRv5X
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9731Please respect copyright.PENANAlVE5TyCmkE
9731Please respect copyright.PENANAHP6PzVZ1Wl
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9731Please respect copyright.PENANAPzxM1QPs6b
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9731Please respect copyright.PENANA1surSFaKeD
9731Please respect copyright.PENANAaRXwYwvVUy
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9731Please respect copyright.PENANADUanoYKU4D
9731Please respect copyright.PENANACu9Tc2oB4C
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9731Please respect copyright.PENANAZTBiFyVbPV
9731Please respect copyright.PENANA3f1tuEoWzF
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9731Please respect copyright.PENANAP4YpGqYoU3
9731Please respect copyright.PENANAniTLNewvOD
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9731Please respect copyright.PENANAfFdxLwdS0a
9731Please respect copyright.PENANACeCxXFovqB
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9731Please respect copyright.PENANAcyNJh7kYk7
9731Please respect copyright.PENANAa7Xsbed6kn
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9731Please respect copyright.PENANAfq8FEULlk0
9731Please respect copyright.PENANAB7JxdHHpKU
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9731Please respect copyright.PENANADsZM3XqbWj
9731Please respect copyright.PENANADiLsqRMjay
9731Please respect copyright.PENANATPNSbROgxq
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9731Please respect copyright.PENANAehhzI67ige
9731Please respect copyright.PENANAMkRQJ644sc
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9731Please respect copyright.PENANAy1eGO5hk5S
9731Please respect copyright.PENANAf01c6TXnd5
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9731Please respect copyright.PENANAplyVfsUsKn
9731Please respect copyright.PENANAC6EoEudCb8
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9731Please respect copyright.PENANADaP19IXw6v
9731Please respect copyright.PENANABYpV2UxHxz
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9731Please respect copyright.PENANAdowT4e0Ej9
9731Please respect copyright.PENANAIRGSG26iaJ
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9731Please respect copyright.PENANAWVZgaZ8NmX
9731Please respect copyright.PENANAiyLvxETuIy
“A..anu neng..”
9731Please respect copyright.PENANAhw9U9FG7HY
9731Please respect copyright.PENANAdOLGGJPfC9
“Kenapa kek?”
9731Please respect copyright.PENANAgvBj2xGcqe
9731Please respect copyright.PENANAoso7lrYSad
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9731Please respect copyright.PENANAqbFWhWEjvO
9731Please respect copyright.PENANAB83sJd06sR
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9731Please respect copyright.PENANAPYEdFStR7r
9731Please respect copyright.PENANAWIxT3ppiKx
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9731Please respect copyright.PENANAM2SHCrqga3
9731Please respect copyright.PENANADclbEgTRDf
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9731Please respect copyright.PENANA9WzV3xA3ER
9731Please respect copyright.PENANAhTsNgzR8JO
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9731Please respect copyright.PENANAQbSh51N9hH
9731Please respect copyright.PENANArhnDEOe38P
9731Please respect copyright.PENANAxXPYHJ3WHw
“Neng…? Panggil si kakek.
9731Please respect copyright.PENANAJh1GvVIrmm
9731Please respect copyright.PENANAG1kvD0OvFX
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9731Please respect copyright.PENANAlqcwhq2jaP
9731Please respect copyright.PENANAUcc6P9p5en
9731Please respect copyright.PENANAweWgTLswLA
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9731Please respect copyright.PENANA7B5n7mzo9A
9731Please respect copyright.PENANA7qoXO2O5sV
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9731Please respect copyright.PENANAA0cmnbPSAA
9731Please respect copyright.PENANAsFyb3o7HKJ
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9731Please respect copyright.PENANAayHfeGdWaM
9731Please respect copyright.PENANAhR9ITqMAV1
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9731Please respect copyright.PENANAppI5EtDUjS
9731Please respect copyright.PENANAZrerp1mkg4
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9731Please respect copyright.PENANAqEt190Yp3T
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9731Please respect copyright.PENANAzJxfDXU6rQ
9731Please respect copyright.PENANAUS0LBuJCl2
9731Please respect copyright.PENANAbl8m0UElWs
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9731Please respect copyright.PENANAYRl8gfWo08
9731Please respect copyright.PENANAx4By3wmoNa
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9731Please respect copyright.PENANANrrYu1BL0o
9731Please respect copyright.PENANAJ0WNKMuAhu
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9731Please respect copyright.PENANAP4roazm5Wq
9731Please respect copyright.PENANAutUKVTx8hA
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9731Please respect copyright.PENANAVKnm8Kxwes
9731Please respect copyright.PENANAbvt8pzXBzL
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9731Please respect copyright.PENANAwAUqbR79SQ
9731Please respect copyright.PENANAPfpsZ4ug2T
“Tidak apa-apa kok kek”
9731Please respect copyright.PENANALGR7N6eeAT
9731Please respect copyright.PENANAcsWpDUgjlz
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9731Please respect copyright.PENANAyg5OyplNRf
9731Please respect copyright.PENANAHOLOnLAuJ3
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9731Please respect copyright.PENANADUtg8jCZ1t
9731Please respect copyright.PENANAQSgmbH6q1h
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9731Please respect copyright.PENANA7LlI9fw2TJ
9731Please respect copyright.PENANAcXVhZrRXWo
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9731Please respect copyright.PENANAmUViU56Ndb
9731Please respect copyright.PENANAfFz8gsvVdb
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9731Please respect copyright.PENANApKhhtep1Ek
9731Please respect copyright.PENANAsf7t6xeLLH
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9731Please respect copyright.PENANA0WHZWcnSTe
9731Please respect copyright.PENANAwxMZe11DOk
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9731Please respect copyright.PENANADMUNvwie21
9731Please respect copyright.PENANAjyccCpLD2S
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9731Please respect copyright.PENANAQJImdltZM0
9731Please respect copyright.PENANAAkDCjJLqQ1
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9731Please respect copyright.PENANAwVzEZkNm0u
9731Please respect copyright.PENANANyFPGqIS2d
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9731Please respect copyright.PENANA4r1YFlr7rU
9731Please respect copyright.PENANAZXUwBtG26H
“Enak yah kek?”
9731Please respect copyright.PENANAEsfYpp4gZy
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9731Please respect copyright.PENANATFs9IcAPmQ
9731Please respect copyright.PENANAlwaybmTNm8
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9731Please respect copyright.PENANA5tOzOHDV8c
9731Please respect copyright.PENANA16hl9imHuh
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9731Please respect copyright.PENANA6TkvoiJGb9
9731Please respect copyright.PENANAVCyDsjYIEF
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9731Please respect copyright.PENANA38frHY2DPo
9731Please respect copyright.PENANAgUsYl3IPKh
“Neng… boleh saya remes?”
9731Please respect copyright.PENANAY2RMzHxfmP
9731Please respect copyright.PENANAEiplBgmyIz
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9731Please respect copyright.PENANA4His5HGyw4
9731Please respect copyright.PENANAMWUe22b0ES
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9731Please respect copyright.PENANA7ppTOgM3ic
9731Please respect copyright.PENANA0WIHwIgbur
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9731Please respect copyright.PENANAWiWe3uJ7sc
9731Please respect copyright.PENANAv7uo0JwZtw
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9731Please respect copyright.PENANAjg8o9RllOF
9731Please respect copyright.PENANAEDcoZCxPdq
“Boleh neng?”
9731Please respect copyright.PENANAoOCPnWi5rU
9731Please respect copyright.PENANAXBEboeB1Ki
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9731Please respect copyright.PENANAh2wBidd15Z
9731Please respect copyright.PENANAfq9avMYgqx
“Eneng yakin?”
9731Please respect copyright.PENANAvshxGRr647
9731Please respect copyright.PENANArgS6GWvY61
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9731Please respect copyright.PENANAlFrZBkUbW2
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9731Please respect copyright.PENANAzHTI5uGg4y
9731Please respect copyright.PENANA5HlKuIBZk8
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9731Please respect copyright.PENANAtcRtdFyQUL
9731Please respect copyright.PENANAn4OxGUetBR
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9731Please respect copyright.PENANAFVQfjYQYsH
9731Please respect copyright.PENANAdhXHBFxDiM
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9731Please respect copyright.PENANA1UYP7yTiCa
9731Please respect copyright.PENANArhzJRE1jcB
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9731Please respect copyright.PENANAqaoaLztNbF
9731Please respect copyright.PENANALLCM9GeDwQ
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9731Please respect copyright.PENANAHVIdwvqzoW
9731Please respect copyright.PENANAzWcmouO6zG
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9731Please respect copyright.PENANA12cc706wG6
9731Please respect copyright.PENANALwTnirFpV1
9731Please respect copyright.PENANAcRVErN1vXi
9731Please respect copyright.PENANARkK05eUixO
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9731Please respect copyright.PENANADrBPH5Rteb
9731Please respect copyright.PENANAOZR1ZDxsQ9
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9731Please respect copyright.PENANAXWbeMfXaDE
9731Please respect copyright.PENANAnUgUGW8Bip
9731Please respect copyright.PENANAIJyquEwucs
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9731Please respect copyright.PENANAYBlqO0m7VF
9731Please respect copyright.PENANAEW7mh2OVS9
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9731Please respect copyright.PENANA8ePkLbxACD
9731Please respect copyright.PENANAd32wSG7XID
9731Please respect copyright.PENANAD4ga09DP4G
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9731Please respect copyright.PENANAP81F4kLDKM
9731Please respect copyright.PENANATwx2cq9aLT
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9731Please respect copyright.PENANALjvgehGDGV
9731Please respect copyright.PENANANbTlvkWyVh
“Sudah kek?”
9731Please respect copyright.PENANABhLqivYuQT
9731Please respect copyright.PENANAUgkDGpaUbB
“Iya neng..”
9731Please respect copyright.PENANANIWSgB6Rya
9731Please respect copyright.PENANABtrY7KGZ2A
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9731Please respect copyright.PENANAwrHS8c7eII
9731Please respect copyright.PENANAxZKDH0ufq1
“Maafin saya yah neng?”
9731Please respect copyright.PENANAvhNoHcyS5l
9731Please respect copyright.PENANAmPrQ6AD8sq
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9731Please respect copyright.PENANAjZHrRJfRZ0
9731Please respect copyright.PENANAuIrV3YrLk0
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9731Please respect copyright.PENANAaYxbx21KUk
9731Please respect copyright.PENANAOTfB3Vw0du
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9731Please respect copyright.PENANABsnLozdErC
9731Please respect copyright.PENANASIx0FJGzu4
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9731Please respect copyright.PENANA1vtkvOO2sv
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9731Please respect copyright.PENANACKWeOLdwaC
9731Please respect copyright.PENANAOR8FHbQ1BL
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9731Please respect copyright.PENANAHMxefvF5lL
9731Please respect copyright.PENANAspNV3B32sS
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9731Please respect copyright.PENANAlVOk7GY9rq
9731Please respect copyright.PENANArkdPaSHKHL
9731Please respect copyright.PENANA2OSU9ZLhBZ
-TAMAT-
ns216.73.216.85da2