
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9721Please respect copyright.PENANAHwybxJOV7H
9721Please respect copyright.PENANApa2Mk7BNgd
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9721Please respect copyright.PENANAyUXNvlAjbu
9721Please respect copyright.PENANAbO8npqEcxJ
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9721Please respect copyright.PENANAROf2ZhttL8
9721Please respect copyright.PENANA8LevcHOPD6
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9721Please respect copyright.PENANAQKMDuxJIze
9721Please respect copyright.PENANATdP2Y7a2du
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9721Please respect copyright.PENANAHfnHJC32LF
9721Please respect copyright.PENANA5QCIBe3Hs1
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9721Please respect copyright.PENANAErDL8OUVDs
9721Please respect copyright.PENANAQUwoL3Edlv
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9721Please respect copyright.PENANALf8zQvqxTG
9721Please respect copyright.PENANATLYzotY7Rh
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9721Please respect copyright.PENANAAzpicQB95k
9721Please respect copyright.PENANAzMaPl8OLbo
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9721Please respect copyright.PENANAAkEG0xaU89
9721Please respect copyright.PENANANbDw8gNnxX
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9721Please respect copyright.PENANAR9OWWqX5ur
9721Please respect copyright.PENANAhOn2skHu4s
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9721Please respect copyright.PENANAL6m29Sncfb
9721Please respect copyright.PENANA1XfLfHQqY2
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9721Please respect copyright.PENANAXu4X5257iL
9721Please respect copyright.PENANAxAeNHtsFoq
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9721Please respect copyright.PENANARpZIlCNIKY
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9721Please respect copyright.PENANAHHe3fdB1n3
9721Please respect copyright.PENANAh6zdS4YNB6
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9721Please respect copyright.PENANATiWFEPptvd
9721Please respect copyright.PENANAxwuTRk0zbq
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9721Please respect copyright.PENANAy8AR6dADSH
9721Please respect copyright.PENANAGYR9WFERe7
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9721Please respect copyright.PENANAm4JqTRkHH4
9721Please respect copyright.PENANAtTu0qYiUdW
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9721Please respect copyright.PENANAiGXkI2BGiF
9721Please respect copyright.PENANAyNYBbW6Abn
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9721Please respect copyright.PENANAV0Ewg6BZSA
9721Please respect copyright.PENANAgsc1e3bvEo
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9721Please respect copyright.PENANAVvcSPESmMd
9721Please respect copyright.PENANAkV6MSJyj3D
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9721Please respect copyright.PENANA7x1Rm8VT46
9721Please respect copyright.PENANADYGy7mOQse
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9721Please respect copyright.PENANAXKuKRzNKFX
9721Please respect copyright.PENANAw6sAClRgIX
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9721Please respect copyright.PENANAKFnQVkdsAF
9721Please respect copyright.PENANAjjPx9FwU3Q
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9721Please respect copyright.PENANAxmhQnjKcij
9721Please respect copyright.PENANANcURFsTRL2
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9721Please respect copyright.PENANAwAyvu5fahG
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9721Please respect copyright.PENANAgi3nlCK3eU
9721Please respect copyright.PENANAJ70F1xKsN9
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9721Please respect copyright.PENANASU2W5QzuZA
9721Please respect copyright.PENANA0b9VYQVYvM
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9721Please respect copyright.PENANAkqBsu9ocQC
9721Please respect copyright.PENANANod17Q36Tb
“Iya Bu…”
9721Please respect copyright.PENANAPGUMgKQwV6
9721Please respect copyright.PENANA9fmIoOW2SL
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9721Please respect copyright.PENANAiH8o0XsMnl
9721Please respect copyright.PENANAyz4s6v2SXd
“Dibawa keluar Bu?”
9721Please respect copyright.PENANA3i8XPFASdd
9721Please respect copyright.PENANAS06w4zUGLU
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9721Please respect copyright.PENANAOKVdJDqI41
9721Please respect copyright.PENANAlVAfnGvlKI
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9721Please respect copyright.PENANAoO52veRctO
9721Please respect copyright.PENANAGafwVR0RfD
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9721Please respect copyright.PENANAwPoDqWw9mu
9721Please respect copyright.PENANA0s3w5kn9wX
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9721Please respect copyright.PENANACLKy28dG3a
9721Please respect copyright.PENANATqjTU5k8Yb
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9721Please respect copyright.PENANAsIASzZEe1L
9721Please respect copyright.PENANAAfUQGeMbEg
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9721Please respect copyright.PENANAEvrjiEe7mP
9721Please respect copyright.PENANASC3wElwFA9
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9721Please respect copyright.PENANAKB9kmfGYjy
9721Please respect copyright.PENANAb0nXnHbxPs
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9721Please respect copyright.PENANAze4euNO7PW
“oh..”
9721Please respect copyright.PENANAXuNoafWXaD
9721Please respect copyright.PENANAV5Qjpfkjnw
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9721Please respect copyright.PENANA7t8Mu54Z13
9721Please respect copyright.PENANA9EbnMaA9jg
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9721Please respect copyright.PENANA9Ztnxc4i8q
9721Please respect copyright.PENANAB1f9jgLpje
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9721Please respect copyright.PENANAJnXJoafQs6
9721Please respect copyright.PENANA5wkOaxKTT7
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9721Please respect copyright.PENANAM94CosDjDu
9721Please respect copyright.PENANAQ4JvC2h3SU
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9721Please respect copyright.PENANAnwbgodOJKd
9721Please respect copyright.PENANAn0bdhBV3qO
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9721Please respect copyright.PENANAVpLUO2gltf
9721Please respect copyright.PENANA5jUEJh5bA6
“I…Iya neng…”
9721Please respect copyright.PENANAb2l5S1ghhb
9721Please respect copyright.PENANAD1mC1ORbLT
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9721Please respect copyright.PENANAkTECP6m11c
9721Please respect copyright.PENANA9YGqqTftnO
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9721Please respect copyright.PENANA5Ae1eAcfBL
9721Please respect copyright.PENANAI4k30u90fF
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9721Please respect copyright.PENANATZxjuXAvsh
9721Please respect copyright.PENANAcnhk7uXnZT
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9721Please respect copyright.PENANAIflx7DfSjT
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9721Please respect copyright.PENANAZlUBM2j3oo
9721Please respect copyright.PENANAEDiXhaGDT5
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9721Please respect copyright.PENANAqfQxP3c5lt
9721Please respect copyright.PENANAdrjBW2ygPJ
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9721Please respect copyright.PENANAGMKpiI8asq
9721Please respect copyright.PENANAjN9vMZg1dF
“Tidak usah neng.. “
9721Please respect copyright.PENANAFkBvaP15mL
9721Please respect copyright.PENANASaRyzkOpde
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9721Please respect copyright.PENANAlAnciWhlcW
9721Please respect copyright.PENANAJ3Sv7oa0CC
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9721Please respect copyright.PENANAvW2xbU0pDI
9721Please respect copyright.PENANA7lbcVdTdJv
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9721Please respect copyright.PENANAHK3pxs44Fn
9721Please respect copyright.PENANA724oq6bbz2
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9721Please respect copyright.PENANA3G0w4FMyVi
9721Please respect copyright.PENANAeXN1sdZUGb
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9721Please respect copyright.PENANA71spCTkRRz
9721Please respect copyright.PENANAn6KPcAkZ3t
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9721Please respect copyright.PENANAv8YYsvpl81
9721Please respect copyright.PENANADa6hnhePDk
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9721Please respect copyright.PENANA811JcRqRya
9721Please respect copyright.PENANAZrNM0H36ar
9721Please respect copyright.PENANAnxLdsfk52S
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9721Please respect copyright.PENANA2xWviiIUOl
9721Please respect copyright.PENANA4W2qb0p1Jv
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9721Please respect copyright.PENANAYRSmsYZKF7
9721Please respect copyright.PENANAZVQLlAHMkg
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9721Please respect copyright.PENANAixk2eG55hu
9721Please respect copyright.PENANAF9paXG8FWA
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9721Please respect copyright.PENANAo7PkxCFxvw
9721Please respect copyright.PENANABgmAGR5jVf
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9721Please respect copyright.PENANAx3TJ17IfMC
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9721Please respect copyright.PENANAqSgfc19CXA
9721Please respect copyright.PENANAeWBWemGI9E
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9721Please respect copyright.PENANAXAGcsWPrKk
9721Please respect copyright.PENANAossWtRa3uZ
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9721Please respect copyright.PENANALb4RtpvRvf
9721Please respect copyright.PENANAgD7cC4ggHJ
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9721Please respect copyright.PENANAWrKk5URgjo
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9721Please respect copyright.PENANAQgyJyRr6W8
9721Please respect copyright.PENANAC0dJztNNmw
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9721Please respect copyright.PENANAIE75IVlDJs
9721Please respect copyright.PENANAeYLLAFTDag
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9721Please respect copyright.PENANAptQzL5Sict
9721Please respect copyright.PENANARLePgJp1Tz
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9721Please respect copyright.PENANAuDCPRr0nSM
9721Please respect copyright.PENANA5zDaX4lKnC
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9721Please respect copyright.PENANAwSwE8ua0wB
9721Please respect copyright.PENANAvTieqx7Vhe
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9721Please respect copyright.PENANAfShSdFVo0d
9721Please respect copyright.PENANAOacFNe0GET
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9721Please respect copyright.PENANAO6eG3lRUNo
9721Please respect copyright.PENANAgbO985Eu4N
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9721Please respect copyright.PENANAOmR3jvgASh
9721Please respect copyright.PENANATx4pXS4H66
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9721Please respect copyright.PENANAhBRc8Vd2Qn
9721Please respect copyright.PENANAOKsY32W481
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9721Please respect copyright.PENANA9w0H9imyR2
9721Please respect copyright.PENANARPMpOQFLUS
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9721Please respect copyright.PENANA9bPcilvzvL
9721Please respect copyright.PENANA0Fadiu1DI2
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9721Please respect copyright.PENANACj4UsfkSBf
9721Please respect copyright.PENANAvEx1QcSqio
“Kek… ?” Panggilku
9721Please respect copyright.PENANAKzuTcfOIBe
9721Please respect copyright.PENANA24CmKs3jO9
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9721Please respect copyright.PENANANa4kcRWqtH
9721Please respect copyright.PENANADRcJijO0lJ
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9721Please respect copyright.PENANACPAwYmlxaI
9721Please respect copyright.PENANA7pEkRCvNDv
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9721Please respect copyright.PENANAK8KE6ijQxQ
9721Please respect copyright.PENANAWW1Da3V8pm
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9721Please respect copyright.PENANA2xEel8lJke
9721Please respect copyright.PENANAvKt3HWchtz
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9721Please respect copyright.PENANAK5Ou6thOyZ
9721Please respect copyright.PENANAMo70vFZrJL
9721Please respect copyright.PENANAyYfO0EY6ys
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9721Please respect copyright.PENANA3rL8iLnyQC
9721Please respect copyright.PENANAJUJ9KdorfP
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9721Please respect copyright.PENANANgVQUoj4AI
9721Please respect copyright.PENANAXe6L2QzMFh
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9721Please respect copyright.PENANAtMzO4fH2PO
9721Please respect copyright.PENANARmm80qm1Bp
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9721Please respect copyright.PENANA1Eya2MqU4A
9721Please respect copyright.PENANAIje8SJUsAl
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9721Please respect copyright.PENANAVDl9iHbq30
9721Please respect copyright.PENANArrSodlPeR6
9721Please respect copyright.PENANAxJAUtisWXj
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9721Please respect copyright.PENANAVvSc85njDC
9721Please respect copyright.PENANAUeoXDB5fpt
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9721Please respect copyright.PENANAE5mlgk1FDP
9721Please respect copyright.PENANAXGKgFnJzM8
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9721Please respect copyright.PENANA3qW9VsSkpJ
9721Please respect copyright.PENANA5iaMZjrnCZ
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9721Please respect copyright.PENANAGahTiIDF2b
9721Please respect copyright.PENANAouMobh0mHD
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9721Please respect copyright.PENANAoT6PCez3aU
9721Please respect copyright.PENANABZCTDFDSRg
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9721Please respect copyright.PENANAgfjsxAM842
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9721Please respect copyright.PENANAsHPErEYB9Q
9721Please respect copyright.PENANAG4UlOs8UGb
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9721Please respect copyright.PENANA3yTshrFeqW
9721Please respect copyright.PENANAhWG4d6CZLh
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9721Please respect copyright.PENANAeAlSk9Fkla
9721Please respect copyright.PENANARVYtcS5hBU
9721Please respect copyright.PENANAbzUTwYaPsK
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9721Please respect copyright.PENANAuyRcXNTl0a
9721Please respect copyright.PENANAFCNNlWqn3a
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAYzce6KdqJ0
9721Please respect copyright.PENANAKj9tuMEc7L
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9721Please respect copyright.PENANAr7913cp4GA
9721Please respect copyright.PENANABYScLITPOI
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9721Please respect copyright.PENANAa5jR6s1Af2
9721Please respect copyright.PENANAwbZqAhkEx6
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9721Please respect copyright.PENANAUMm6a5d7W6
9721Please respect copyright.PENANArpghJ61WQg
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9721Please respect copyright.PENANAVXTTKfzzT5
9721Please respect copyright.PENANAEzHd8ozQH8
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9721Please respect copyright.PENANA7ThyP6yTP3
9721Please respect copyright.PENANA2JVA5HK2sQ
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9721Please respect copyright.PENANAhHSKF8H7gL
9721Please respect copyright.PENANAHVQ6c5oWPP
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9721Please respect copyright.PENANA2wAaBBf8nN
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9721Please respect copyright.PENANAUKCVO1M4bx
9721Please respect copyright.PENANAlxC8aeDjAC
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9721Please respect copyright.PENANAFWlgBSZLgq
9721Please respect copyright.PENANA8cqk4WcDwT
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9721Please respect copyright.PENANAfl5MCOzq7a
9721Please respect copyright.PENANAeJTtkYR18s
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9721Please respect copyright.PENANAh9GdXsGcVm
9721Please respect copyright.PENANAu5RfPYMdwS
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9721Please respect copyright.PENANAZI2pZmn3bC
9721Please respect copyright.PENANA15PY7oWt7z
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9721Please respect copyright.PENANAKrxcWx9TS6
9721Please respect copyright.PENANAp9bky6pOwa
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9721Please respect copyright.PENANAPMVxbqHdgM
9721Please respect copyright.PENANA7rejSrwulb
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9721Please respect copyright.PENANA4Z4EVlatYe
9721Please respect copyright.PENANAmFMAGmNgzs
9721Please respect copyright.PENANA78HK1wz6TC
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9721Please respect copyright.PENANAu0HCyQ6Je7
9721Please respect copyright.PENANAgHmSFo1FbP
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAS3F8e4qBag
9721Please respect copyright.PENANAfxrN1Mt8pq
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9721Please respect copyright.PENANAeyY6uY0JWY
9721Please respect copyright.PENANAjPhxtxffrW
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9721Please respect copyright.PENANAJlY8IcsJeu
9721Please respect copyright.PENANAVO4QpLorUp
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9721Please respect copyright.PENANAxIWstybW7c
9721Please respect copyright.PENANAVYe1IA9kBm
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9721Please respect copyright.PENANA95QPCIqxf3
9721Please respect copyright.PENANATsBjjD0Mum
“A..anu neng..”
9721Please respect copyright.PENANAvILTsntSYh
9721Please respect copyright.PENANAHyU8yNpc4K
“Kenapa kek?”
9721Please respect copyright.PENANAlnFwVLNA7E
9721Please respect copyright.PENANAfkugdNi606
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9721Please respect copyright.PENANAVjKX4ypKCE
9721Please respect copyright.PENANAQ4slHTQU8Z
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9721Please respect copyright.PENANA6WVCf7TYAT
9721Please respect copyright.PENANAmcSI1AgfPX
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9721Please respect copyright.PENANAxkrRn9vVZb
9721Please respect copyright.PENANAOtQYa0NUeg
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9721Please respect copyright.PENANAjcIt5oKEOm
9721Please respect copyright.PENANAoOLzAQlErd
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9721Please respect copyright.PENANAMAwKdzmLb7
9721Please respect copyright.PENANAavWKi9jx2k
9721Please respect copyright.PENANAilWkm1BGnz
“Neng…? Panggil si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAPAJHPEBdMl
9721Please respect copyright.PENANAZVpt9xyBQz
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9721Please respect copyright.PENANASVNI9iED8v
9721Please respect copyright.PENANAx4tDWPaF0x
9721Please respect copyright.PENANAzYrul9KXOD
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9721Please respect copyright.PENANARu6jBHkjzA
9721Please respect copyright.PENANAVAPO4ixozX
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9721Please respect copyright.PENANA0lzJ5VsPW7
9721Please respect copyright.PENANAvyJYEk9tPL
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9721Please respect copyright.PENANAU551peNXX0
9721Please respect copyright.PENANAnypunqyH3G
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9721Please respect copyright.PENANAGwrQ8w68cF
9721Please respect copyright.PENANAZYUGAO8mQp
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9721Please respect copyright.PENANADp6xki70CM
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAyX0dyIOJJ4
9721Please respect copyright.PENANAL6tATI2g1p
9721Please respect copyright.PENANAxuVnLMu3zo
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9721Please respect copyright.PENANAkTM9cF4tIB
9721Please respect copyright.PENANA3X2vX1Jbbb
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAZsmhIWOwQN
9721Please respect copyright.PENANACxc7teyVMt
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9721Please respect copyright.PENANAimgD90xQDr
9721Please respect copyright.PENANA22M9VoNKab
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9721Please respect copyright.PENANAjba4y281Yf
9721Please respect copyright.PENANAU8pHnyIFD0
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9721Please respect copyright.PENANAq7QRVFX5oo
9721Please respect copyright.PENANAu8SOzHlvlB
“Tidak apa-apa kok kek”
9721Please respect copyright.PENANA6gPabWloyV
9721Please respect copyright.PENANA67GF5jnTCG
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9721Please respect copyright.PENANAgNP10xEPRg
9721Please respect copyright.PENANAsA50c8FqTt
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9721Please respect copyright.PENANAJWRQj8oTbo
9721Please respect copyright.PENANAqPZbpzCH9m
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9721Please respect copyright.PENANAuyWlAyWIpD
9721Please respect copyright.PENANAPTJgqmGG5f
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9721Please respect copyright.PENANAVoUNdqlAvA
9721Please respect copyright.PENANAbKb52PkIqO
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9721Please respect copyright.PENANAvBrRN82h8u
9721Please respect copyright.PENANAgmfAvI3wjc
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9721Please respect copyright.PENANA0PpXAKYJcz
9721Please respect copyright.PENANA4hxgcEhnxk
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9721Please respect copyright.PENANAuvttKaSWJk
9721Please respect copyright.PENANAjJ3Ul724RV
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9721Please respect copyright.PENANANROpfBzK6g
9721Please respect copyright.PENANAKTB0Fgtkus
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9721Please respect copyright.PENANA2dMSfvHFqO
9721Please respect copyright.PENANAt3oTyFG5pt
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9721Please respect copyright.PENANAXcwt2R45pL
9721Please respect copyright.PENANARzE57WrBfq
“Enak yah kek?”
9721Please respect copyright.PENANAg3N32ubZfH
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9721Please respect copyright.PENANAzFEhyXM0bZ
9721Please respect copyright.PENANAK10bA9JK7a
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9721Please respect copyright.PENANAoAhfmCVcNU
9721Please respect copyright.PENANAejb2wZgm9Z
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9721Please respect copyright.PENANA0VhCLdImhz
9721Please respect copyright.PENANAAwLLIfz0Hh
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAsKhJiBOT4W
9721Please respect copyright.PENANASM6bsMCQLz
“Neng… boleh saya remes?”
9721Please respect copyright.PENANA7NpKvPplYT
9721Please respect copyright.PENANAECy1gZtYTO
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9721Please respect copyright.PENANAboMHJN4nFd
9721Please respect copyright.PENANA2e2X3DoMBl
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9721Please respect copyright.PENANAFHl09oOjzI
9721Please respect copyright.PENANAtUW6qMfX3l
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9721Please respect copyright.PENANAmVTWjtEP5c
9721Please respect copyright.PENANAAE8FqlgTyI
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9721Please respect copyright.PENANAmF6vJbZwlZ
9721Please respect copyright.PENANAwpjoAR67dC
“Boleh neng?”
9721Please respect copyright.PENANAvcGhh7yHK0
9721Please respect copyright.PENANAJYt7MzTIo1
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9721Please respect copyright.PENANAiwNhiC5EZP
9721Please respect copyright.PENANAjt17gjKPrb
“Eneng yakin?”
9721Please respect copyright.PENANAztKWaNSZPt
9721Please respect copyright.PENANApxbiuHFqvq
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9721Please respect copyright.PENANAvmhWqc9XMC
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9721Please respect copyright.PENANAGV318oJhXw
9721Please respect copyright.PENANAyofoldA5fQ
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9721Please respect copyright.PENANAVx1do4yE3q
9721Please respect copyright.PENANAubbi7WQGeE
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9721Please respect copyright.PENANAMgZ6Ou3JDi
9721Please respect copyright.PENANAp4rfWd8uEV
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9721Please respect copyright.PENANAk564KSK8kD
9721Please respect copyright.PENANADvO7qguffW
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9721Please respect copyright.PENANAzRlmDWHYCw
9721Please respect copyright.PENANAmnaFsazJbs
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9721Please respect copyright.PENANAbqTy8lZxPQ
9721Please respect copyright.PENANAufvglDgbii
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9721Please respect copyright.PENANAon1wE1RXUe
9721Please respect copyright.PENANAU4PU3K3RAE
9721Please respect copyright.PENANADBWQ5uIReh
9721Please respect copyright.PENANA3OCCeqAbWn
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9721Please respect copyright.PENANA81xVa4zWPV
9721Please respect copyright.PENANAye3oKgcHqj
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9721Please respect copyright.PENANAQRXfXKbkTb
9721Please respect copyright.PENANAWdcMmddnBl
9721Please respect copyright.PENANA0QKGUnZOF0
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9721Please respect copyright.PENANAmSMXlwfEbr
9721Please respect copyright.PENANAGPbhCZpQwp
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9721Please respect copyright.PENANACv3l2Lqsf0
9721Please respect copyright.PENANAfBgih7nnip
9721Please respect copyright.PENANAgWBFeCYYhR
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9721Please respect copyright.PENANAvAKQpI04jS
9721Please respect copyright.PENANAS1NfuvfW7q
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9721Please respect copyright.PENANA6yfizCQWAQ
9721Please respect copyright.PENANA9jAWFC4ZKr
“Sudah kek?”
9721Please respect copyright.PENANABJq50uDhEd
9721Please respect copyright.PENANAbsFHLXU4Rr
“Iya neng..”
9721Please respect copyright.PENANAC61K8CSd0u
9721Please respect copyright.PENANAFD0hWCAyfl
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9721Please respect copyright.PENANAFWDp4wD4jn
9721Please respect copyright.PENANAApOD6rM4QI
“Maafin saya yah neng?”
9721Please respect copyright.PENANA5Vr8eMfnqu
9721Please respect copyright.PENANAsdgSR52jHw
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9721Please respect copyright.PENANAiapvdpSVlQ
9721Please respect copyright.PENANAYeYmEQRymo
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9721Please respect copyright.PENANAg0AnZsTv3S
9721Please respect copyright.PENANAdDajQsibJH
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9721Please respect copyright.PENANAJwhBgCYM6g
9721Please respect copyright.PENANAEvQ9whlGjd
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9721Please respect copyright.PENANAluEjbEqZTS
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9721Please respect copyright.PENANALIaY50K8kC
9721Please respect copyright.PENANAxeh11YaUMM
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9721Please respect copyright.PENANA8bHEADcUo5
9721Please respect copyright.PENANA0GzsHjQDfl
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9721Please respect copyright.PENANApNEETwIBIm
9721Please respect copyright.PENANAyoowXhhnpn
9721Please respect copyright.PENANAHShHTMRS5m
-TAMAT-
ns216.73.216.65da2