
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9720Please respect copyright.PENANACF3ZCE1ZN1
9720Please respect copyright.PENANAm3nioCSyPG
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9720Please respect copyright.PENANA3Zu1QkRCIG
9720Please respect copyright.PENANATmvhWHDqOy
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9720Please respect copyright.PENANAv2P4cN65c1
9720Please respect copyright.PENANAl5wL2kUCns
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9720Please respect copyright.PENANAqA29rwmhbK
9720Please respect copyright.PENANAo1213le5kT
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9720Please respect copyright.PENANA0EI0OYkuMQ
9720Please respect copyright.PENANARtt0d5EuhU
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9720Please respect copyright.PENANADs3FXYmde2
9720Please respect copyright.PENANAImlMejRcZ4
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9720Please respect copyright.PENANAQtAYbyCBxq
9720Please respect copyright.PENANAPorwtROywB
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9720Please respect copyright.PENANAgKSJAuJ2Ku
9720Please respect copyright.PENANAhg9d78T4Sg
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9720Please respect copyright.PENANAqVqGoLxNHE
9720Please respect copyright.PENANAVoG5zhrSP8
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9720Please respect copyright.PENANA7QOIoyJci8
9720Please respect copyright.PENANA3XgCPcsAns
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9720Please respect copyright.PENANAfM0iFrrwCL
9720Please respect copyright.PENANAhZNqvLsJ4M
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9720Please respect copyright.PENANA8btHVl0rWk
9720Please respect copyright.PENANAoJnoOYDIWe
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9720Please respect copyright.PENANAaC0ablh3VI
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9720Please respect copyright.PENANAgE2d9QekdP
9720Please respect copyright.PENANAqzUtGcJDSf
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9720Please respect copyright.PENANA7zmrpywoxE
9720Please respect copyright.PENANA9fjCEpBNa2
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9720Please respect copyright.PENANAVGyiyjUfTn
9720Please respect copyright.PENANAWvk6YkyV7P
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9720Please respect copyright.PENANAM2dOMdwTZC
9720Please respect copyright.PENANAWWRf60pkRS
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9720Please respect copyright.PENANAupoWU1FRFa
9720Please respect copyright.PENANACfSL8R3cN8
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9720Please respect copyright.PENANAKbeekh4TRi
9720Please respect copyright.PENANA7cRCWQKENu
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9720Please respect copyright.PENANA8x9ueNfEpN
9720Please respect copyright.PENANArVjTao5xwt
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9720Please respect copyright.PENANAPaz9SNLWck
9720Please respect copyright.PENANAipJjbTpPlL
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9720Please respect copyright.PENANAHKTGpSPKhy
9720Please respect copyright.PENANAtFXbbz2Y2N
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9720Please respect copyright.PENANAbZh8uL4bhg
9720Please respect copyright.PENANABNofKtFRRf
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9720Please respect copyright.PENANAj1JQ37h3tS
9720Please respect copyright.PENANA1Z6JlfdBCz
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9720Please respect copyright.PENANAb7o2mmy4H5
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9720Please respect copyright.PENANALU2Mu4MFmE
9720Please respect copyright.PENANA1VFPR5nG5w
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9720Please respect copyright.PENANAl97Buv1VHN
9720Please respect copyright.PENANAOsjzHeGqaI
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9720Please respect copyright.PENANAZp3XIigaXe
9720Please respect copyright.PENANABIebNzQ1nw
“Iya Bu…”
9720Please respect copyright.PENANAr2iB5bchRi
9720Please respect copyright.PENANA0ck8dTfsgS
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9720Please respect copyright.PENANA5tHWk9Z0Xk
9720Please respect copyright.PENANAtpuaer2ZX2
“Dibawa keluar Bu?”
9720Please respect copyright.PENANAgsNK23RoBG
9720Please respect copyright.PENANA1DJasdNXEB
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9720Please respect copyright.PENANAVaI5FDCvyK
9720Please respect copyright.PENANAAVFNYheGxI
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9720Please respect copyright.PENANArrUHLTZKCw
9720Please respect copyright.PENANAIWkLZke7H9
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9720Please respect copyright.PENANAGhHT7ajfHw
9720Please respect copyright.PENANAc2jw5HMRns
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9720Please respect copyright.PENANAb8enGXwUth
9720Please respect copyright.PENANA8BK9VsnaMS
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9720Please respect copyright.PENANAH7Gv28uotN
9720Please respect copyright.PENANAzL8rhPRjI3
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9720Please respect copyright.PENANAdUOIRfDQHk
9720Please respect copyright.PENANA2jLdIhr08r
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9720Please respect copyright.PENANAbXfN2oxkmv
9720Please respect copyright.PENANAaN8WPnPwoT
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9720Please respect copyright.PENANAz2Iv7tF1bk
“oh..”
9720Please respect copyright.PENANAmYhXkvhjOZ
9720Please respect copyright.PENANAYJkhd7jWKa
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9720Please respect copyright.PENANAnosZuuzPoK
9720Please respect copyright.PENANA0GxM75tXpW
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9720Please respect copyright.PENANAq8CM1hPCnB
9720Please respect copyright.PENANALVE4tMR1TI
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9720Please respect copyright.PENANADZh3A3SHwK
9720Please respect copyright.PENANA3VhUeWvxix
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9720Please respect copyright.PENANAqpcVQnEbsu
9720Please respect copyright.PENANAi9DnNsS0rE
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9720Please respect copyright.PENANA37t802Yszq
9720Please respect copyright.PENANAEKnkfdJZWU
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9720Please respect copyright.PENANAHQkPqC8RE6
9720Please respect copyright.PENANABMmmJZvelM
“I…Iya neng…”
9720Please respect copyright.PENANAAZsGNcT8i9
9720Please respect copyright.PENANAmtfiaOvTKe
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9720Please respect copyright.PENANApqyUrzBFL8
9720Please respect copyright.PENANACf8q0ax7GR
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9720Please respect copyright.PENANAzR5S6FGqQH
9720Please respect copyright.PENANAYnNhvH3Cxj
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9720Please respect copyright.PENANAyYkRCh66fS
9720Please respect copyright.PENANAaHymQ8n0Pb
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9720Please respect copyright.PENANAYejSQuLRKI
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9720Please respect copyright.PENANA9kCFb6Ozpp
9720Please respect copyright.PENANAB7nUEOvP4U
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9720Please respect copyright.PENANAMzuK7zx6sY
9720Please respect copyright.PENANAVswVoxUNuO
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9720Please respect copyright.PENANA68KM5H6Clr
9720Please respect copyright.PENANA1PaiKTLvAt
“Tidak usah neng.. “
9720Please respect copyright.PENANAjyRssjJ18J
9720Please respect copyright.PENANATxB3ZVtOCn
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9720Please respect copyright.PENANABsn9RMtsRf
9720Please respect copyright.PENANAHYmvQc1Zsc
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9720Please respect copyright.PENANAia0sJJJPvL
9720Please respect copyright.PENANAbVJG6vxQHR
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9720Please respect copyright.PENANAuMtcOaXmS9
9720Please respect copyright.PENANA4Fd7AIoil2
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9720Please respect copyright.PENANATiw1buMDE9
9720Please respect copyright.PENANAo2wttd5Aje
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9720Please respect copyright.PENANA3oK3QbF4qH
9720Please respect copyright.PENANAEyQCBy3UaY
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9720Please respect copyright.PENANAtZNXdCDWJO
9720Please respect copyright.PENANA4Cg1O7abQA
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9720Please respect copyright.PENANAfqVzJFRTTC
9720Please respect copyright.PENANApBVETJxnzJ
9720Please respect copyright.PENANAbZHQPqX6sd
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9720Please respect copyright.PENANAvr3w5eGObP
9720Please respect copyright.PENANAfmqHLtuj9f
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9720Please respect copyright.PENANAWMK7M6ouNn
9720Please respect copyright.PENANAeRlIWqRrCe
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9720Please respect copyright.PENANAeAjjd5Z5px
9720Please respect copyright.PENANAz1afXdP8WS
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9720Please respect copyright.PENANABeidu1SWV6
9720Please respect copyright.PENANARQrtiMdzT9
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9720Please respect copyright.PENANAX2yACCiFCH
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9720Please respect copyright.PENANA0u5b96Z1K4
9720Please respect copyright.PENANAT3Zx5cTspS
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9720Please respect copyright.PENANAPFI3OXPmQt
9720Please respect copyright.PENANA4xFZI6KcOR
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9720Please respect copyright.PENANAug1wTsTpma
9720Please respect copyright.PENANAiq4fJdgFPP
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9720Please respect copyright.PENANAych5Bcvolj
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9720Please respect copyright.PENANA4lem52w0U9
9720Please respect copyright.PENANAnnPaXBg553
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9720Please respect copyright.PENANAVBVi2Rien7
9720Please respect copyright.PENANAr7AdfyurMH
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9720Please respect copyright.PENANA70l5ohHI3C
9720Please respect copyright.PENANAoYxIdqBi0n
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9720Please respect copyright.PENANAoXCqAbQfH3
9720Please respect copyright.PENANA5OnsfmMQHo
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9720Please respect copyright.PENANAtvdvvL7P4U
9720Please respect copyright.PENANAmy57bV02SN
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9720Please respect copyright.PENANAZMbR70n15a
9720Please respect copyright.PENANAG768E648ZJ
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9720Please respect copyright.PENANAkHVeffsF9c
9720Please respect copyright.PENANA9rImGZghHe
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9720Please respect copyright.PENANABXQyy6cVhV
9720Please respect copyright.PENANAHkngyOd0sd
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9720Please respect copyright.PENANAH2yTswdcn8
9720Please respect copyright.PENANAKZzH3bXvoy
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9720Please respect copyright.PENANAE20IoGR8Um
9720Please respect copyright.PENANAqL7vZc0nXv
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAK7gPaiXjtS
9720Please respect copyright.PENANAAYF8LYNZq7
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9720Please respect copyright.PENANAgm0KGU58gk
9720Please respect copyright.PENANAtiVj2KbTik
“Kek… ?” Panggilku
9720Please respect copyright.PENANA5B7e0MPRBZ
9720Please respect copyright.PENANA2ykBjvMNfR
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9720Please respect copyright.PENANAnhJsD6cnFu
9720Please respect copyright.PENANAoRa9smlIwm
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9720Please respect copyright.PENANADNZTMZPHPU
9720Please respect copyright.PENANAw2gr7tl2Ns
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9720Please respect copyright.PENANAemHAqqIcmD
9720Please respect copyright.PENANADwHlUfLKl8
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9720Please respect copyright.PENANAzI5IoM9JZm
9720Please respect copyright.PENANAkvRBnTP88M
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9720Please respect copyright.PENANARV8FjAHYJE
9720Please respect copyright.PENANAQ0TkpCZZcn
9720Please respect copyright.PENANARamfZv6dL5
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9720Please respect copyright.PENANAcr5DghdMXD
9720Please respect copyright.PENANA4UnJBdXkvJ
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9720Please respect copyright.PENANAnH7fvpxEGh
9720Please respect copyright.PENANAeHXWqSzwUw
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9720Please respect copyright.PENANA2WBeex4OxY
9720Please respect copyright.PENANApP3d1yUhYz
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9720Please respect copyright.PENANA4W4lIAQ0Ye
9720Please respect copyright.PENANAENUwYC4yxr
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9720Please respect copyright.PENANA2bAXvnauEt
9720Please respect copyright.PENANA8prOUk60Kj
9720Please respect copyright.PENANAv63zWGKXGJ
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9720Please respect copyright.PENANANRUCWCyIly
9720Please respect copyright.PENANASKVl6bcsdA
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9720Please respect copyright.PENANAEAE8xWz3oX
9720Please respect copyright.PENANAdLbqBwNGfc
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9720Please respect copyright.PENANA1X2gZiPmP8
9720Please respect copyright.PENANAVU8VrgcoDz
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9720Please respect copyright.PENANAlcXI45hd4L
9720Please respect copyright.PENANA2CvxwEEiEJ
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9720Please respect copyright.PENANAKCOJnYTS4V
9720Please respect copyright.PENANAAtFE8FkPDP
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9720Please respect copyright.PENANAAUW8eqQvIK
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9720Please respect copyright.PENANAP8KMHbptyD
9720Please respect copyright.PENANAuIbGB1r2im
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9720Please respect copyright.PENANAS2qZHYI0Hd
9720Please respect copyright.PENANAEtinhoc2r2
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9720Please respect copyright.PENANApg94sUo1gi
9720Please respect copyright.PENANA9LxvcDWZhL
9720Please respect copyright.PENANAjD9dEUG5ch
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9720Please respect copyright.PENANAlBbxWu6Pp8
9720Please respect copyright.PENANAh4zvFilwCJ
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9720Please respect copyright.PENANA12ckLV9NSy
9720Please respect copyright.PENANAddf7JrjCqf
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9720Please respect copyright.PENANANdFRMIUKG2
9720Please respect copyright.PENANAdb5YgBcwfW
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9720Please respect copyright.PENANAO4RnxRdBZC
9720Please respect copyright.PENANAeTJgU14jn7
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9720Please respect copyright.PENANA6pf5ewQKP4
9720Please respect copyright.PENANA8PW4FCgSNz
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9720Please respect copyright.PENANAt5B9nDNw2I
9720Please respect copyright.PENANAtnQvQ8we0N
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9720Please respect copyright.PENANAUx3b4B41aO
9720Please respect copyright.PENANA1wcf36D3JR
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9720Please respect copyright.PENANA2Wcvjecr6D
9720Please respect copyright.PENANAKdxWuh3IDI
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9720Please respect copyright.PENANAJIMQc6lFjv
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9720Please respect copyright.PENANATb8BWg1Ztz
9720Please respect copyright.PENANA5Kyqqcvh6c
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9720Please respect copyright.PENANAkuW42FL21J
9720Please respect copyright.PENANATXX76oZ5ap
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9720Please respect copyright.PENANAATU6dbFcHu
9720Please respect copyright.PENANALqixij20ih
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9720Please respect copyright.PENANAow1V1wesGR
9720Please respect copyright.PENANArH2bf4u12J
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9720Please respect copyright.PENANAqwmsqrpWwZ
9720Please respect copyright.PENANA8gZd2bWVEo
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9720Please respect copyright.PENANAmm0BJT9FQe
9720Please respect copyright.PENANAckbCDOTLAf
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9720Please respect copyright.PENANAAyQzeVuF0z
9720Please respect copyright.PENANAhzdKZ68J6q
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9720Please respect copyright.PENANAhqystGZOy4
9720Please respect copyright.PENANAjceS6XmgTR
9720Please respect copyright.PENANAQf35Jw2hN2
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9720Please respect copyright.PENANAaCgBImmKyZ
9720Please respect copyright.PENANAglFwd6wMZQ
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAKPD3sjZApc
9720Please respect copyright.PENANA3jO4mlbeui
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9720Please respect copyright.PENANAhVnlGamYU4
9720Please respect copyright.PENANA3qavhbCT84
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9720Please respect copyright.PENANATX6F55bwob
9720Please respect copyright.PENANAxEe3xOBDXZ
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9720Please respect copyright.PENANARKjxrYpUn3
9720Please respect copyright.PENANAZKJ5cesnVS
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9720Please respect copyright.PENANABOF0uNtEIh
9720Please respect copyright.PENANAtvivG1ylf2
“A..anu neng..”
9720Please respect copyright.PENANAYJJEEKbMeA
9720Please respect copyright.PENANAjXGlyhXNqz
“Kenapa kek?”
9720Please respect copyright.PENANAX2xSblMcrk
9720Please respect copyright.PENANAWkuzidIQnN
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9720Please respect copyright.PENANAIPFA1ozFy1
9720Please respect copyright.PENANAYYksOwGg8G
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9720Please respect copyright.PENANAvkTroSGzht
9720Please respect copyright.PENANAlboQGp8Eto
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9720Please respect copyright.PENANACkFEOgUXsi
9720Please respect copyright.PENANAvAN3ZdruB1
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9720Please respect copyright.PENANAqLGHHtFIrp
9720Please respect copyright.PENANANpebrEGWgd
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9720Please respect copyright.PENANAjP2j0WbEkV
9720Please respect copyright.PENANAGGxsvZhjr3
9720Please respect copyright.PENANAJTkLlRBf70
“Neng…? Panggil si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAmQ9tK5CTSw
9720Please respect copyright.PENANAdzfjFmJhFN
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9720Please respect copyright.PENANABimGvGquzP
9720Please respect copyright.PENANAsB63h9ujM4
9720Please respect copyright.PENANAzlOO5omx6P
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9720Please respect copyright.PENANADDklGsDUYr
9720Please respect copyright.PENANAhkDVGFL9rn
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9720Please respect copyright.PENANArV6loqJmmt
9720Please respect copyright.PENANADk0rNp8MxO
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9720Please respect copyright.PENANA6dWNvvOt3i
9720Please respect copyright.PENANAsaE7B8gy4n
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9720Please respect copyright.PENANAhhFXiLiKsi
9720Please respect copyright.PENANACuM7LNSVUQ
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9720Please respect copyright.PENANAZFSNIio0I1
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAmmHwVpTIyJ
9720Please respect copyright.PENANA3HojfIlByV
9720Please respect copyright.PENANAJUT34sK0jQ
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9720Please respect copyright.PENANARavcH40WWG
9720Please respect copyright.PENANAmMHJGGficl
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9720Please respect copyright.PENANA1CTapPhtWz
9720Please respect copyright.PENANAfbpdVIvQXq
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9720Please respect copyright.PENANAVkLRQ9pkQU
9720Please respect copyright.PENANA26PR0c8d4M
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9720Please respect copyright.PENANANVWkwC3HxZ
9720Please respect copyright.PENANAiBCb5xy2aF
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9720Please respect copyright.PENANAWvGKyg1PGt
9720Please respect copyright.PENANAmR5Qr1eh3P
“Tidak apa-apa kok kek”
9720Please respect copyright.PENANACSPXmDaa49
9720Please respect copyright.PENANAd2JAmCjcbt
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9720Please respect copyright.PENANAAxgPPnjd04
9720Please respect copyright.PENANAtE41iYTiCu
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9720Please respect copyright.PENANAEQGEdkjhnR
9720Please respect copyright.PENANAuNS7KwIsZH
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9720Please respect copyright.PENANAA3g2XndMSA
9720Please respect copyright.PENANAa4dNscbAp4
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9720Please respect copyright.PENANAfKIuI3v8vZ
9720Please respect copyright.PENANArzOI5SpvL4
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9720Please respect copyright.PENANAkRtXzqH1uA
9720Please respect copyright.PENANAjzwhRw7pXc
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9720Please respect copyright.PENANASXEGzpCCBJ
9720Please respect copyright.PENANAB342CL11Jo
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9720Please respect copyright.PENANA28CGteQnXa
9720Please respect copyright.PENANAB3OgJCJ8eL
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9720Please respect copyright.PENANAsjSIQJcJkB
9720Please respect copyright.PENANA1mS6Re6CHN
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9720Please respect copyright.PENANA3XA53zqq9E
9720Please respect copyright.PENANA8ik0d4IhS1
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9720Please respect copyright.PENANA7M3q75qrUX
9720Please respect copyright.PENANAk04MKFOTlj
“Enak yah kek?”
9720Please respect copyright.PENANAFwHeGvArTL
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9720Please respect copyright.PENANA32QbwUxcxb
9720Please respect copyright.PENANALs7aTwcb1A
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9720Please respect copyright.PENANALkUxkQaD6w
9720Please respect copyright.PENANArHDp05aTGC
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9720Please respect copyright.PENANA49CbL70Ru4
9720Please respect copyright.PENANAa5q9OkIJCJ
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAtWLa6s7ySb
9720Please respect copyright.PENANAmPQVsFpk3E
“Neng… boleh saya remes?”
9720Please respect copyright.PENANAmESOpuOBIu
9720Please respect copyright.PENANAxpENV9olsW
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9720Please respect copyright.PENANAq28zQHKNwT
9720Please respect copyright.PENANA9eBNWOhdE3
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9720Please respect copyright.PENANAqtVZXbCuvI
9720Please respect copyright.PENANAa2acU296wn
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9720Please respect copyright.PENANAovWrjpMdPx
9720Please respect copyright.PENANATX4dheTm26
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9720Please respect copyright.PENANAemsGSpWQtW
9720Please respect copyright.PENANAYW9euWcOf7
“Boleh neng?”
9720Please respect copyright.PENANAVBIVXjCAy7
9720Please respect copyright.PENANAPPym7S6sTU
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9720Please respect copyright.PENANAoRBAFbfb9B
9720Please respect copyright.PENANAdISJVZeCOQ
“Eneng yakin?”
9720Please respect copyright.PENANAwWb3jHnvSS
9720Please respect copyright.PENANAt6a40nTj4v
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9720Please respect copyright.PENANAHlHyfgZWVl
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9720Please respect copyright.PENANAP6QoG3kXL4
9720Please respect copyright.PENANAs79aDy2SXh
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9720Please respect copyright.PENANAFgcNmVpKlu
9720Please respect copyright.PENANApBPWmT1DXy
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9720Please respect copyright.PENANARI62X4Matk
9720Please respect copyright.PENANATvgTEupzEg
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9720Please respect copyright.PENANAZBoSoNyR2r
9720Please respect copyright.PENANAVPDAnBEWCV
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9720Please respect copyright.PENANAyZWyFVhPho
9720Please respect copyright.PENANAsPMviPtFrQ
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9720Please respect copyright.PENANAuqOmhSoz4B
9720Please respect copyright.PENANAFDtnOdLOdx
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9720Please respect copyright.PENANAAtUICcBTjF
9720Please respect copyright.PENANAna4vxE1UQh
9720Please respect copyright.PENANAuMS1Ke00kz
9720Please respect copyright.PENANAowB9eX6rUl
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAVMyuOStBOY
9720Please respect copyright.PENANAF9kBfOYSWW
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9720Please respect copyright.PENANAs0JADcYW1q
9720Please respect copyright.PENANAv5aeSHttdr
9720Please respect copyright.PENANAXujOvE8rtE
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9720Please respect copyright.PENANAS3b3DOmoSr
9720Please respect copyright.PENANAlPQJG1GhQy
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9720Please respect copyright.PENANAeqr5CMWe9a
9720Please respect copyright.PENANA5eTL48zpN4
9720Please respect copyright.PENANAyhbOaB0Yhn
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9720Please respect copyright.PENANAoDEcFFwdrt
9720Please respect copyright.PENANAS6qFPpabpl
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9720Please respect copyright.PENANAe8L28gpKa5
9720Please respect copyright.PENANAuqEfXuMnKj
“Sudah kek?”
9720Please respect copyright.PENANAleZGweUgt3
9720Please respect copyright.PENANAwYB5e2sxTA
“Iya neng..”
9720Please respect copyright.PENANA9Q67S2VRmI
9720Please respect copyright.PENANAyfnuVKheV3
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9720Please respect copyright.PENANAaNDGxiiGsS
9720Please respect copyright.PENANAEooNMsI0sJ
“Maafin saya yah neng?”
9720Please respect copyright.PENANAZuLHNj73yI
9720Please respect copyright.PENANAQvBRevNzM3
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9720Please respect copyright.PENANATRk9fX0TIZ
9720Please respect copyright.PENANAQvJBXaMLis
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9720Please respect copyright.PENANAtg2QXsz516
9720Please respect copyright.PENANA64jIijU2KT
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9720Please respect copyright.PENANAKtJgbClz2p
9720Please respect copyright.PENANAvCtpeMJIgm
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9720Please respect copyright.PENANAzMVCxQ5JMU
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9720Please respect copyright.PENANAjgNw5JAAR8
9720Please respect copyright.PENANALKop4fRFXi
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9720Please respect copyright.PENANAHxQmkbN17g
9720Please respect copyright.PENANAc0rhoOYEtt
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9720Please respect copyright.PENANAljuC09ow9k
9720Please respect copyright.PENANA2HHJhTsI7l
9720Please respect copyright.PENANAB8TWa8dsma
-TAMAT-
ns216.73.216.65da2