
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
8602Please respect copyright.PENANAnl5H0Xg4Z8
8602Please respect copyright.PENANAkzh3hkCQWk
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
8602Please respect copyright.PENANA4xBnd3vxVd
8602Please respect copyright.PENANAe8ICiJ7wSh
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
8602Please respect copyright.PENANAdm8swIF6CC
8602Please respect copyright.PENANAljzHE2AJCL
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
8602Please respect copyright.PENANAjIk4EmKlsx
8602Please respect copyright.PENANAQvqafFvAPH
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
8602Please respect copyright.PENANAyjyvsA11KZ
8602Please respect copyright.PENANAiTy5Dc7cPi
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
8602Please respect copyright.PENANAv6QpslNmMc
8602Please respect copyright.PENANANpr7AmCfWD
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
8602Please respect copyright.PENANAlvZgSKuMO8
8602Please respect copyright.PENANAQ8nLmYwRgS
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
8602Please respect copyright.PENANAKbXhBEHZXs
8602Please respect copyright.PENANACyqxH1Wxx2
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
8602Please respect copyright.PENANAi5b5ftM0cZ
8602Please respect copyright.PENANAPHNqJGRfCZ
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
8602Please respect copyright.PENANAH5Gvg8PLW7
8602Please respect copyright.PENANAuuwBb7RW8d
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
8602Please respect copyright.PENANA3cJ6EurkGc
8602Please respect copyright.PENANAoJuxTePpRb
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
8602Please respect copyright.PENANAZchzRXsXhM
8602Please respect copyright.PENANA6KCuSq18SW
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
8602Please respect copyright.PENANAv2PNqrpHlq
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
8602Please respect copyright.PENANA9wyq2s2YNY
8602Please respect copyright.PENANAGnYkgMcNxz
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
8602Please respect copyright.PENANAfwXKjUy0it
8602Please respect copyright.PENANAZhaDt1nc5D
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
8602Please respect copyright.PENANAag5DBpLhsV
8602Please respect copyright.PENANAAJOo67G4YB
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
8602Please respect copyright.PENANAHUhh0QdELo
8602Please respect copyright.PENANAC12tB8mbkh
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
8602Please respect copyright.PENANArRlxJ5w4OF
8602Please respect copyright.PENANASs9WFYypjR
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
8602Please respect copyright.PENANAcpMOJGzZei
8602Please respect copyright.PENANAXV7zix20kn
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
8602Please respect copyright.PENANA8FIPZAXd8q
8602Please respect copyright.PENANADKOV8ImtMc
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
8602Please respect copyright.PENANAJcBb38WjnN
8602Please respect copyright.PENANAOzSTCkovSW
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
8602Please respect copyright.PENANAcK5s0LXVYf
8602Please respect copyright.PENANAfDqEsy9jAs
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
8602Please respect copyright.PENANAhPfxZnpPxN
8602Please respect copyright.PENANAdthNiUnnSQ
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
8602Please respect copyright.PENANAnrqtwwBlTA
8602Please respect copyright.PENANAPR4xeUlZ6y
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
8602Please respect copyright.PENANAHHCJi34sOs
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
8602Please respect copyright.PENANAJmpYehHftv
8602Please respect copyright.PENANApRcjK6TocY
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
8602Please respect copyright.PENANAGMnQ8MAqOD
8602Please respect copyright.PENANAsT54y3azUt
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
8602Please respect copyright.PENANAzyQdpkQbcg
8602Please respect copyright.PENANA7Ghz7Kx9K0
“Iya Bu…”
8602Please respect copyright.PENANAQydkRL7050
8602Please respect copyright.PENANAL814VX40lc
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
8602Please respect copyright.PENANAB5cOjIEQmN
8602Please respect copyright.PENANAt4dnYLOxwW
“Dibawa keluar Bu?”
8602Please respect copyright.PENANABfnC0HpSBX
8602Please respect copyright.PENANAHZI9v8wobe
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
8602Please respect copyright.PENANAH7uFYxdeUa
8602Please respect copyright.PENANAvqmw9zJACO
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
8602Please respect copyright.PENANAo9cXivA0wI
8602Please respect copyright.PENANADKEi9RWxfe
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
8602Please respect copyright.PENANA8Bpw1Ax33n
8602Please respect copyright.PENANATV4wwQo11c
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
8602Please respect copyright.PENANAdcnWBfswwa
8602Please respect copyright.PENANAstgjKoPpLs
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
8602Please respect copyright.PENANAS4Iimk2jzZ
8602Please respect copyright.PENANAMJxIvyp5IL
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
8602Please respect copyright.PENANA8LCNKfGlkx
8602Please respect copyright.PENANAjwyb8L99LZ
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
8602Please respect copyright.PENANAZGuzxcGRey
8602Please respect copyright.PENANALkAbqm25i8
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
8602Please respect copyright.PENANAn7SFSDIX39
“oh..”
8602Please respect copyright.PENANAKJDP0Qjq8p
8602Please respect copyright.PENANAIqczzwp09l
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
8602Please respect copyright.PENANAePZ4Hp7jld
8602Please respect copyright.PENANApLXov208vJ
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
8602Please respect copyright.PENANAhDX0iZ20Ee
8602Please respect copyright.PENANAk9yJeTnjNb
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
8602Please respect copyright.PENANAhPDRoYyc5A
8602Please respect copyright.PENANAfg2hj4XP7L
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
8602Please respect copyright.PENANATlyOqPv5mz
8602Please respect copyright.PENANAu7B1NC9AwS
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
8602Please respect copyright.PENANAaQj4k1bEMj
8602Please respect copyright.PENANAXLmhmZYvZz
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
8602Please respect copyright.PENANAsCgHBdX8ui
8602Please respect copyright.PENANAtVPTN2LUEG
“I…Iya neng…”
8602Please respect copyright.PENANA9xli9PXTJV
8602Please respect copyright.PENANAhuG8V5KMuD
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
8602Please respect copyright.PENANAghXdSjLn1v
8602Please respect copyright.PENANApIRYvjsJex
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
8602Please respect copyright.PENANAT0CJo9nNci
8602Please respect copyright.PENANAGQgJCrOVjr
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
8602Please respect copyright.PENANAhDoX1sNAf3
8602Please respect copyright.PENANAYrunlQBsev
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
8602Please respect copyright.PENANAyf5OpSr7XN
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
8602Please respect copyright.PENANA5xuef6Tyi8
8602Please respect copyright.PENANAU5jijo7BRY
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
8602Please respect copyright.PENANAimCJIoYVMF
8602Please respect copyright.PENANAxTMhPlUrCz
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
8602Please respect copyright.PENANAnj1JEH30dK
8602Please respect copyright.PENANATTWni9I4le
“Tidak usah neng.. “
8602Please respect copyright.PENANAX7Escwn2PJ
8602Please respect copyright.PENANAgGwAfLlEIr
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
8602Please respect copyright.PENANA3vfR1ANJPU
8602Please respect copyright.PENANA6Vl8Z0QP0V
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
8602Please respect copyright.PENANAcQvJVBSipi
8602Please respect copyright.PENANAnIlIG147SX
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
8602Please respect copyright.PENANAfZEyShScHD
8602Please respect copyright.PENANApTq1kH9w7a
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
8602Please respect copyright.PENANAM1vfzZWYMH
8602Please respect copyright.PENANAxMFyB2ZOiR
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
8602Please respect copyright.PENANAxkyWdSFQB6
8602Please respect copyright.PENANAMcP07BWAZ4
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
8602Please respect copyright.PENANA6bltqOKKS0
8602Please respect copyright.PENANAJU28qn6n59
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
8602Please respect copyright.PENANAgEQqBuSw4C
8602Please respect copyright.PENANAKxZBG7tYjN
8602Please respect copyright.PENANA7yx44BIFvV
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
8602Please respect copyright.PENANAi5Lgj2YbUw
8602Please respect copyright.PENANAVqzhLJ81n1
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
8602Please respect copyright.PENANATQ92rbhgqf
8602Please respect copyright.PENANAhiASi2gCQc
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
8602Please respect copyright.PENANAYhUYRKhbxW
8602Please respect copyright.PENANAVvkls2z8zp
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
8602Please respect copyright.PENANAQbgLz1jpas
8602Please respect copyright.PENANArBoL4MgHI2
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
8602Please respect copyright.PENANAFA3Qf03VAf
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
8602Please respect copyright.PENANAyyHtU12kdK
8602Please respect copyright.PENANAb8sNjfaYjq
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
8602Please respect copyright.PENANABFXHttXjCV
8602Please respect copyright.PENANA0dfYrqmCQF
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
8602Please respect copyright.PENANAvmutXLQDqz
8602Please respect copyright.PENANAk78FQWij6K
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
8602Please respect copyright.PENANA0TttiBBHP6
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
8602Please respect copyright.PENANAEVTBqPUjqt
8602Please respect copyright.PENANAsKUTe8kY6C
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
8602Please respect copyright.PENANAXdl3hoLnIu
8602Please respect copyright.PENANAeoEqgx4joy
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
8602Please respect copyright.PENANAfRLAKm16XH
8602Please respect copyright.PENANAtwTHS5ng4I
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
8602Please respect copyright.PENANATrpBtG6yEw
8602Please respect copyright.PENANAl7y9oE9VNj
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
8602Please respect copyright.PENANAkipvTfVjiH
8602Please respect copyright.PENANAJAOTS4JvVr
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
8602Please respect copyright.PENANA9GiNqdUu8H
8602Please respect copyright.PENANAjH8aoaIhFO
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
8602Please respect copyright.PENANAT7DqqT4hFN
8602Please respect copyright.PENANAGNLREVbivT
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
8602Please respect copyright.PENANAAGKr7dhIJ2
8602Please respect copyright.PENANAFhsyXUBhxi
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
8602Please respect copyright.PENANAGdUadgjTNl
8602Please respect copyright.PENANAirn7pSTfKu
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
8602Please respect copyright.PENANAgI1kqexGOa
8602Please respect copyright.PENANASQhxxI1s8R
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAgUq8eAKVl0
8602Please respect copyright.PENANAahqTtESnf0
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
8602Please respect copyright.PENANAQ861Cpslmr
8602Please respect copyright.PENANAXtud2mR34Y
“Kek… ?” Panggilku
8602Please respect copyright.PENANAQ4dQ8d7qkm
8602Please respect copyright.PENANAHxlzifOwQm
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
8602Please respect copyright.PENANAnqFxsFyTi6
8602Please respect copyright.PENANAgdG7aNrg7T
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
8602Please respect copyright.PENANAUgt1P6NudM
8602Please respect copyright.PENANAqrecQSlsvA
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
8602Please respect copyright.PENANA7iSYIGk5Bj
8602Please respect copyright.PENANAX6M1NygDlU
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
8602Please respect copyright.PENANA1xoLQEXDJy
8602Please respect copyright.PENANAPK8AgqFZO6
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
8602Please respect copyright.PENANAHAkOJuuQL7
8602Please respect copyright.PENANA0lwWyBobfd
8602Please respect copyright.PENANAPSksFxJzWI
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
8602Please respect copyright.PENANAvKwRmooMR2
8602Please respect copyright.PENANAcS8cVwIiEC
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
8602Please respect copyright.PENANA3WiOnAJpQN
8602Please respect copyright.PENANADODmDmAxwd
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
8602Please respect copyright.PENANAIY0L05kDSN
8602Please respect copyright.PENANAS3GwYWGNIC
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
8602Please respect copyright.PENANAS2iQEbiG7N
8602Please respect copyright.PENANAOL5IK21hRd
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
8602Please respect copyright.PENANAV2KcH5BpM0
8602Please respect copyright.PENANAzloTYlF1uw
8602Please respect copyright.PENANAEFEaL5qwiu
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
8602Please respect copyright.PENANAR4iK39VRQz
8602Please respect copyright.PENANAeaSEWQWTua
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
8602Please respect copyright.PENANA9LVynLVac8
8602Please respect copyright.PENANAfOlqXNALVM
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
8602Please respect copyright.PENANAe1rpUji7Vr
8602Please respect copyright.PENANAbmOM1EbQ4y
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
8602Please respect copyright.PENANA0RP0zBpYXs
8602Please respect copyright.PENANABKrnSZCp5n
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
8602Please respect copyright.PENANAsWwtvOlo9X
8602Please respect copyright.PENANAXq9IPbmSc4
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
8602Please respect copyright.PENANAVuZSNfa2fO
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
8602Please respect copyright.PENANAVaYwoJLXKH
8602Please respect copyright.PENANAK9mpLvW67U
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
8602Please respect copyright.PENANAjIbUFV1mb7
8602Please respect copyright.PENANAayxJd1tznA
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
8602Please respect copyright.PENANAwQC2eeTnGU
8602Please respect copyright.PENANAIg6CHtEdb6
8602Please respect copyright.PENANAbrTfajyU7G
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
8602Please respect copyright.PENANAb4vYU0ltkl
8602Please respect copyright.PENANAJSWtzyrXXh
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAZos0ovP0KP
8602Please respect copyright.PENANALkUz7CuoMB
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
8602Please respect copyright.PENANA5NXKPvof2k
8602Please respect copyright.PENANAQrUtsEYpmL
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
8602Please respect copyright.PENANACqmXKpvVgX
8602Please respect copyright.PENANAvwJrmbHv8W
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
8602Please respect copyright.PENANAjguqNd000T
8602Please respect copyright.PENANAPATImkmZli
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
8602Please respect copyright.PENANAXquVPhVqig
8602Please respect copyright.PENANACCdF4ebom1
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
8602Please respect copyright.PENANASmkmmBLeR8
8602Please respect copyright.PENANAe0QRIyWtN2
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
8602Please respect copyright.PENANAecpVsSFZqG
8602Please respect copyright.PENANALsZszMDF1q
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
8602Please respect copyright.PENANAmKRlnWG8M7
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
8602Please respect copyright.PENANAKQmMPQw2f1
8602Please respect copyright.PENANAbf8mf7sgPc
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
8602Please respect copyright.PENANAROcdNQ60V1
8602Please respect copyright.PENANA5OhPLiJapx
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
8602Please respect copyright.PENANAyVislIB5pl
8602Please respect copyright.PENANAIK1QECHhD3
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
8602Please respect copyright.PENANAT9xL3K43r1
8602Please respect copyright.PENANARS2pVAQaKN
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
8602Please respect copyright.PENANALt4GLB7O6m
8602Please respect copyright.PENANAFChJ9RrZEy
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
8602Please respect copyright.PENANAsTBVetyAjd
8602Please respect copyright.PENANATnLSrc4e4y
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
8602Please respect copyright.PENANALQ8s6XFbrk
8602Please respect copyright.PENANAWrY6PHWb2G
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
8602Please respect copyright.PENANAtJkvKSAnOH
8602Please respect copyright.PENANAx0aAxlJUO4
8602Please respect copyright.PENANA3Zy2YYYx4a
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
8602Please respect copyright.PENANAebcMyr6IZQ
8602Please respect copyright.PENANAIVpdl3WC14
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAYLnYNcUqiB
8602Please respect copyright.PENANAP3XisQO5FT
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
8602Please respect copyright.PENANAHoXzPifkVf
8602Please respect copyright.PENANAF02XRnZWAW
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
8602Please respect copyright.PENANAKbzhI74Th2
8602Please respect copyright.PENANAKHMK16f9f2
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
8602Please respect copyright.PENANAUaJQ6yuaKA
8602Please respect copyright.PENANASmZWHIO4Uc
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
8602Please respect copyright.PENANABH0G7K3FWH
8602Please respect copyright.PENANAfjZJbTLOF2
“A..anu neng..”
8602Please respect copyright.PENANABR6ye614cQ
8602Please respect copyright.PENANAotE0glQ2J3
“Kenapa kek?”
8602Please respect copyright.PENANAPM8X4r534L
8602Please respect copyright.PENANAtLHp21qKoI
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
8602Please respect copyright.PENANAmHzBWiqd0G
8602Please respect copyright.PENANAjMbcbJr8XE
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
8602Please respect copyright.PENANAXiByBxry2L
8602Please respect copyright.PENANAasnLRJUiap
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
8602Please respect copyright.PENANAU0EailPIl0
8602Please respect copyright.PENANAJxULGkPcsI
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
8602Please respect copyright.PENANADKtdVFIdpU
8602Please respect copyright.PENANAc0ejRZZknO
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
8602Please respect copyright.PENANAYg7XDHlJHX
8602Please respect copyright.PENANA8lMhsRVuUO
8602Please respect copyright.PENANA8oTxRzahcc
“Neng…? Panggil si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAQvRdog655j
8602Please respect copyright.PENANAH6ieubbqIP
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
8602Please respect copyright.PENANA8q6QIKpaWV
8602Please respect copyright.PENANAXEPoYztXMA
8602Please respect copyright.PENANABDNSOm8kT9
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
8602Please respect copyright.PENANABRBELNIsYn
8602Please respect copyright.PENANAOtr44fFoTJ
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
8602Please respect copyright.PENANAkoNjqjWzGi
8602Please respect copyright.PENANAwhafZdcNSE
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
8602Please respect copyright.PENANApW65mMuxeR
8602Please respect copyright.PENANAQvnQ6mBAGN
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
8602Please respect copyright.PENANAmaXKmjQ0an
8602Please respect copyright.PENANAe6ubyEpDSf
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
8602Please respect copyright.PENANAhIYLgJ1YZa
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAPh5XDbO193
8602Please respect copyright.PENANAqL7oxiEj7W
8602Please respect copyright.PENANAvGBAqFuy5z
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
8602Please respect copyright.PENANAmMaQJPH4Ko
8602Please respect copyright.PENANAmUnLveBRV5
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
8602Please respect copyright.PENANArr4i1Fy6fC
8602Please respect copyright.PENANAJ0yvb5pbxy
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
8602Please respect copyright.PENANAIQI5JcQshP
8602Please respect copyright.PENANAemykOmWR7t
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
8602Please respect copyright.PENANA64lExRhdXV
8602Please respect copyright.PENANAFJ234fLazT
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
8602Please respect copyright.PENANAlutcMrmqgO
8602Please respect copyright.PENANALKFGjdGBGL
“Tidak apa-apa kok kek”
8602Please respect copyright.PENANA0Jn4uB0XZg
8602Please respect copyright.PENANATG4hEFmPqJ
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
8602Please respect copyright.PENANAupcxGzFWU0
8602Please respect copyright.PENANAU4eZyLCSTT
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
8602Please respect copyright.PENANACQ6EDSJ6dT
8602Please respect copyright.PENANAdUkPe1i4IY
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
8602Please respect copyright.PENANAbylVAMojpe
8602Please respect copyright.PENANA5uTBH7SUZh
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
8602Please respect copyright.PENANAPUAbWAIrcC
8602Please respect copyright.PENANAmDC5qsSmwy
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
8602Please respect copyright.PENANACut0MJxddW
8602Please respect copyright.PENANAoUevrdPnZ3
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
8602Please respect copyright.PENANAdKfZuQfqjo
8602Please respect copyright.PENANAcfAS4XzG24
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
8602Please respect copyright.PENANAT7iy6tyYs3
8602Please respect copyright.PENANAGf3yJ4dfsZ
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
8602Please respect copyright.PENANAlGuK5tqb6w
8602Please respect copyright.PENANAjoLHUKqOJI
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
8602Please respect copyright.PENANAtiPXLmn3hO
8602Please respect copyright.PENANAQ7AWEHLXy0
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
8602Please respect copyright.PENANAbBnSDYvVSD
8602Please respect copyright.PENANAV9KkfHcaru
“Enak yah kek?”
8602Please respect copyright.PENANABPiH4jglOx
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
8602Please respect copyright.PENANAPQmDrwOi5f
8602Please respect copyright.PENANA9AVeb0Q0iP
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
8602Please respect copyright.PENANA7BOpG8VNu9
8602Please respect copyright.PENANAc2j1rUmHsC
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
8602Please respect copyright.PENANAD4oUj8eeK5
8602Please respect copyright.PENANAjcKWPZr0vL
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAo0Vu0IOvYh
8602Please respect copyright.PENANAIwxc80JePO
“Neng… boleh saya remes?”
8602Please respect copyright.PENANAAycu1L98kw
8602Please respect copyright.PENANAFAuhPk7wBC
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
8602Please respect copyright.PENANAtOPEw6vuWu
8602Please respect copyright.PENANAGjGQYlS2eU
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
8602Please respect copyright.PENANAbe8oNFFcbl
8602Please respect copyright.PENANAYbSiOc4uWA
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
8602Please respect copyright.PENANA7wFohKIrFH
8602Please respect copyright.PENANAWt6UL0rd8g
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
8602Please respect copyright.PENANAzb7RpvnoFY
8602Please respect copyright.PENANAvkc8VyeUzt
“Boleh neng?”
8602Please respect copyright.PENANAzAdUSCleJm
8602Please respect copyright.PENANAl9vtMTNo0r
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
8602Please respect copyright.PENANAkSz79pFmCk
8602Please respect copyright.PENANAZgdEF135cD
“Eneng yakin?”
8602Please respect copyright.PENANAAc2POgfTwy
8602Please respect copyright.PENANAN7ZANk9JNT
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
8602Please respect copyright.PENANAbTGBqNWB2g
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
8602Please respect copyright.PENANAGWvj2iNqoZ
8602Please respect copyright.PENANAvkxjzEzMTt
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
8602Please respect copyright.PENANA0GOmd37aNk
8602Please respect copyright.PENANA6FIMPGyUUL
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
8602Please respect copyright.PENANAlmDrwvBFhc
8602Please respect copyright.PENANAfBAZWFWtvy
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
8602Please respect copyright.PENANAWqSdWa2SML
8602Please respect copyright.PENANAp27b4amaQV
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
8602Please respect copyright.PENANAFZ00gfadpp
8602Please respect copyright.PENANA5wPh7c8eCp
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
8602Please respect copyright.PENANAVHkazJxT9R
8602Please respect copyright.PENANAIh3IrbPsXJ
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
8602Please respect copyright.PENANAXYH5ObDpDH
8602Please respect copyright.PENANAQDHGpNsUSe
8602Please respect copyright.PENANAiSWi63mIu8
8602Please respect copyright.PENANAUJaf2Lu0lC
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAsnn2WEG1pe
8602Please respect copyright.PENANA9wHkfL9AMo
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
8602Please respect copyright.PENANAZvgODFFZVz
8602Please respect copyright.PENANAT911YgUKOx
8602Please respect copyright.PENANATPYqoE1Cg0
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
8602Please respect copyright.PENANA10Yzv99kFs
8602Please respect copyright.PENANAQAKY9VUB5K
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
8602Please respect copyright.PENANAEHXb7naueF
8602Please respect copyright.PENANAiQzGmIQhL3
8602Please respect copyright.PENANAo3iJl6chJx
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
8602Please respect copyright.PENANAgp7DEABNNk
8602Please respect copyright.PENANADh5CJItW1u
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
8602Please respect copyright.PENANAitiWBHeJyB
8602Please respect copyright.PENANAxGVvbfaW4n
“Sudah kek?”
8602Please respect copyright.PENANAWVwDOoYEHK
8602Please respect copyright.PENANASnXqp1meRC
“Iya neng..”
8602Please respect copyright.PENANAscXjndCdyB
8602Please respect copyright.PENANA6DG3kdlyvV
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
8602Please respect copyright.PENANA2rRdElag0H
8602Please respect copyright.PENANA7KCDWhDVbs
“Maafin saya yah neng?”
8602Please respect copyright.PENANABmOvZFoTA0
8602Please respect copyright.PENANAdpjsv3GQB1
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
8602Please respect copyright.PENANADWTqkgJMQ0
8602Please respect copyright.PENANAqaRrC5Hmh4
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
8602Please respect copyright.PENANARORzjot9vA
8602Please respect copyright.PENANAutSClBXHRg
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
8602Please respect copyright.PENANA4R5SVms8MP
8602Please respect copyright.PENANALxv8sdPNYn
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
8602Please respect copyright.PENANAX2OFqenPUR
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
8602Please respect copyright.PENANA6uzmdOgvuZ
8602Please respect copyright.PENANAxFCQFimfgA
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
8602Please respect copyright.PENANAhk55aJqvMv
8602Please respect copyright.PENANAElU9UFe0zP
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
8602Please respect copyright.PENANAwQAUefbEWc
8602Please respect copyright.PENANAGF6AuRui7O
8602Please respect copyright.PENANA11kDFVgMst
-TAMAT-
ns13.59.126.25da2