844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlc8zu4fih
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGaj1ECvPTu
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFvh8k8gU1o
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNyWG68MBs
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMBhChWUqT
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoivxh0cGUe
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBce5Wwxmit
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSM7rcp6cIw
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNo71ozfiP
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxJ1gbCcDR
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5m2vgYuQZf
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYOmnW1JJ5
“Via, sayaang..”
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnXVQcYJtt
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgKNqbt05pJ
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNVo3Aj5D4
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOl3rKJeLdj
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HNHAPPj7M
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4w7wGYOmJ6
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6S6m6zEcc
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6P1D1H35Wl
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaiEOrHd3JG
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcYSULt5Mk
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYyE2Zx0ENj
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4V2OJrIW0k
_-
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTNtabDrYzg
----
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZwQ2I4DMF
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0lQXvQTS4
'Tink tink...'
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmOtAYTxq7
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZqHwr4rBL
.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQlOoOUvM2I
.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAevg96hQQT
.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZna2MRWGTV
'Tink tink...'
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUr3SEdljjP
Hmm..
.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOezH6b8c8X
.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv6MBDDM2xD
'Tink tink!!!!!'
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgtUbddUkh
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8oa3B7tRe
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDdOqkYYyO
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJTyWREyKE
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrzfaHI0LN
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZax676RCJ
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQM7EtnuODa
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7vy18yaiS3
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vxD48lzlx
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXdz8XMky2
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLxZH6h5ZgL
"Oke.. terima kasih."
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQaH8199LvI
'Tuut.. tuut..'- putus.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qd9cSJQ0i
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8HHXRETTg5
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDtAYrd1NiG
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ZaLe0H8C9
Kepada: Hmm-844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ37oYtQt1rt
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZA1rGAICPS
Tak berselamg lama..844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBg3mHdFA1A
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXaeelqggSd
Dari: Hmm-844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMToExyikE
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzo1oIdbiMa
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qnohqqmEF
Kepada: Hmm-844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUenlzSL1QC
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cMssPBQT8
Hanya sekitar semenitan..
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFEJA34s9XH
Dari:Hmm-844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbNi4i6U5T
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡof9wy59xIV
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndjV7b0Tn7
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbuq4Hjdkv
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMs5aRtQgnr
----
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKj5PC1xTE
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9j6YEb9qg
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGEaDalDot
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbKNizzF4Ai
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzH8azGlTUu
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhT8K9VVZpt
….
…
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQuShLgnVW
Hmmhh..
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv4No9VonEr
"VIAA!!!"
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2QNk7nn1XL
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJzyNDWnoU
Sebentar...
Malaikat?844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4tzgvdKfU
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybSYtaH5Y3
Tampan?
Jangan bilang kalau…
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5IIBIv0wiS
844Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2eSaBFAR5c
