x
Prolog
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHQ2r3ekTV
Masa puber adalah fase paling menggairahkan dalam hidupku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMIK7T5LOLf
Sebuah periode di mana setiap tarikan napas terasa seperti petualangan baru, setiap pandangan mata menyimpan hasrat tersembunyi. Ketika seragam putih abu-abu mulai lepas dari tubuhku, aku memutuskan untuk tinggal bersama Pamanku di daerah perkebunan. Alasannya sederhana: sudah sejak lama aku sudah terpikat oleh dunia pertanian, dan kebetulan Pamanku adalah seorang petani sukses.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurVSnJn3qt
Nessalia Zenada—itulah nama lengkapku. Di rumah, aku dipanggil Elia. Di sekolah, Nada. Aku tak masalah dengan banyaknya nama panggilan. Bagiku, selama itu membuatku lebih dekat dengan orang lain, tak ada yang salah.
Aku dibesarkan dengan tuntutan tinggi. Ayah dan Ibu mendorongku untuk selalu kompetitif, dan sifat itu melekat kuat dalam diriku. Jika aku menginginkan sesuatu, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Ruang tamu rumahku dipenuhi piagam dan piala, baik milik orang tuaku maupun milikku sendiri. Tapi tak semua sifat mereka kusukai. Kami sering berdebat karena perbedaan sudut pandang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPBxtAvnQyb
Ayahku, seorang pebisnis tulen, tak pernah ragu mendukung keinginanku. Tentu saja, dengan segudang wejangan dan syarat. "Elia, jangan lupa laporan mingguan, ya!" Begitu selalu pesannya. Tapi bagiku, ini adalah kesempatan untuk bebas—jauh dari pengawasan ketat orang tua, meski harus berhadapan dengan dua sepupu yang membuatku...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFbA7WkOCj
Gelisah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZcEg4MlsO
Keluarga Paman tak hanya terdiri dari mereka berdua. Ada Dania, si sulung, lima tahun di atasku, dan Rania, setahun lebih muda dariku. Keduanya cantik... sangat cantik. Wajah mereka begitu pribumi meskipun masih ada sedikit oriental, berbanding terbalik dengan fitur amoy-ku yang lebih kental.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYIspgJIeI
Kadang, kecantikan mereka membuatku sedikit tidak percaya diri. Wajahku cenderung lebih "amoy", sementara mereka mewarisi kecantikan alami Bibiku yang berdarah pribumi. Perpaduan latar belakang suku yang berbeda dalam keluarga mereka menghasilkan wajah-wajah memesona. Setiap kumpul keluarga, aku selalu terpana memandangi mereka, terutama Dania.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpiLE7FLux
Mengapa aku tak pernah bosan memandang Dania? Karna ia begitu sempurna! Bibirnya tebal, kulitnya kecokelatan, dan tubuhnya—oh Tuhan—tubuhnya adalah mahakarya. Berbeda denganku yang kurus, Dania punya lekuk yang memikat: pinggang ramping, bokong bulat, dan payudara yang menggoda setiap kali dia berlari atau tertawa.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsywMj0CbQ
Setelah akhirnya aku pindah dan hanya tinggal bersama Dania berdua, hal ini menjadi awal obsesiku terhadap "tipe pejantan" yang berseberangan denganku. Aku mulai mengidamkan pasangan yang benar-benar berbeda dariku, yang nantinya akan kalian tahu. Obsesiku ini tumbuh karna ulah Dania, atau lebih sopannya…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4fy76LZKJ
Kak Dania..
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNFWdk9mjVR
Dan di sini, di tengah perkebunan yang luas, aku mulai mengenal sisi lain diriku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU2d6PWcgGK
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJlG4KVpvMd
Masa SMA-ku berlalu begitu cepat. Tinggal satu semester lagi sebelum aku melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama ini, aku berteman dengan beragam karakter dari yang paling baik sampai yang paling urakan.
Karena liburan semester kali ini lebih panjang dari biasanya—tiga minggu penuh. Aku menghabiskan waktu dengan belajar mengelola kebun bersama Dania, karna Pamanku sedang keluar kota, ada urusan bisnis katanya..
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeYjCKSIiX9
Dania adalah calon penerus usaha Pamanku. Sejak kecil, dia sudah dibiasakan dengan urusan bercocok tanam, dan antusiasmenya terlihat jelas. Jika Paman sibuk dengan urusan bisnis, aku biasanya belajar langsung dari Kak Dania.
Seperti hari ini, kami berdua berkeliling kebun bersama Pak Mulyono, ajudan Paman, untuk memastikan persiapan panen berjalan lancar.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKLU2GRiSD
Tetapi, ada hal yang membuatku bingung hari ini, Dania terlihat aneh.
Wajahnya pucat…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8CcdNuYsH4
"Kakak keliatan capek," kataku, mataku tak lepas dari tubuhnya yang berkeringat.
"Iya, Nad. Kemarin kakak banyak gerak habis bantu Pak Mulyono benerin pompa air," jawabnya sambil tersenyum kecil.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65a3V75mI7
Aku mengernyit. Benerin pompa air?
"Emang harus banyak gerak?" tanyaku polos.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJoP8AKWYFx
Dania hanya tersipu, sementara Pak Mulyono ajudan Pamanku yang berotot dan berkulit gelap tersenyum penuh arti.
"Iya, Non. Bapak kebelet pipis, jadi minta tolong Non Dania pegangin selangnya sambil bapak... tekan-tekan pompanya."
Aku masih bingung.
"Terus?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3nbv81g8i
"Nah, setelah beberapa lama gak keluar air, bapak minta Non Dania yang tekan-tekan, bapak yang pegang selangnya." ujar Pak Mulyono menjelaskan.
Dania memicingkan mata, bibirnya menyungging senyum nakal.
"Langsung deras airnya," tambah Pak Mulyono sambil tertawa.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRp8H0m1Sr
Aku masih tak paham. Tapi ada sesuatu dalam cara mereka bertukar pandang—sesuatu yang panas.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJkKg9KOAF
"Makanya, kalau kamu ingat, kemarin aku berkeringat lebih banyak dari biasanya. Itu karena bantu Pak Mulyono." timpal kak Dania.
Aku mencoba mengingat-ingat. Kemarin, bajunya memang lebih basah dari biasanya. Ada aroma aneh juga bukan sekadar bau keringat biasa.
"Jadi itu sebabnya bajunya basah banget?" tanyaku lagi.
"Iya, betul Nad!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcE6uBe4dxH
" Aku masih gak paham, kenapa benerin pompa harus banyak gerak?" aku kembali bertanya.
"Ah, kamu nanti juga akan paham, Nad." jawab kak Dania dengan sedikit tersenyum.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwOq6NwPct
Aku masih penasaran. Sepertinya, ini bukan sekadar urusan pompa.
Lagi pula tadi saat berjalan dibelakang Dania, aku memperhatikan langkahnya yang sedikit lemas, ah mungkin memang efek karna abis jogging pagi juga seperti biasanya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKL411iarrC
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmj0PsbWWFv
Sepanjang perjalanan pulang, Nada berjalan di depan Dania. Kesempatan itu digunakan Dania, ia melambatkan langkah, memberi isyarat seolah masih ingin bicara dengan orang di sampingnya, ia pun membisikan sesuatu ke Pak Mulyono.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2IrGacGtiG
"Jangan aneh-aneh ya, Mang," bisik Dania tiba-tiba, suaranya parau.
"Hehe, iya Non," jawab Pak Mulyono, masih berbisik.
"Non Nada kayaknya gak paham."
"Pokoknya jangan kayak gitu lagi!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIB62RDQD2Q
"Sip, Non!"
Diam sejenak.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡghsSbCm9MD
"Oya, Non..."
"Apa, Mang?"
"Non makin pinter."
Dania tersipu, lalu membalas dengan senyum genit.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEvjPYy0Ndf
"Mamang kan yang ngajarin... hihi."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBybmXl7dHA
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPOLYl581h
==================================================
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuUxROaBbh
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviM4Kipk1y
Part 1
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9esO6YC9TS
POV Dania
Beberapa tahun sebelum ada Nada
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIoS9Nuql9
Hari ini genap seminggu aku berada di rumah sendiri. Sejak kecil, Papa selalu menanamkan kemandirian dalam diriku, dan kini di usiaku yang sudah matang, kebiasaan itu melekat begitu saja. Mama sudah berbulan-bulan menemani Nenek yang sakit di kota lain. Kondisi Nenek yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik membuatnya mustahil untuk tinggal di sini. Apalagi cuaca di sini cukup dingin. Mama hanya sesekali pulang untuk mengecek keadaanku dan usaha Papa.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUl1bPnwDSB
Adikku, Rania, sedang menjalani program pertukaran pelajar diluar negeri dan baru akan kembali dua tahun lagi. Papa? Jangan ditanya. Dia sibuk dengan urusannya sendiri, sering keluar kota. Sekali lagi, hanya aku yang bisa membantunya mengurus kebun di sini. Tak apa, toh aku juga menikmatinya. Papa sudah membesarkanku dengan pengetahuan tentang bisnisnya sejak kecil. Kuliahku pun sebentar lagi selesai, awal tahun depan aku wisuda.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ9phGWib5b
"Hmm, kegiatan apa lagi ya yang bisa mengisi waktuku?"
Aku melamun sambil menatap langit-langit kamar.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvDW05WrMWR
"Oh ya, Nada baru pindah ke sini enam bulan lagi untuk masuk Kuliah."
"Artinya, kesendirianku masih panjang..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmZUMbOLdw4
"Lari pagi aja deh. Sudah lama diwacanakan, mending eksekusi!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIxmOSO1qE
Kehidupanku belakangan ini monoton. Aku tipe orang yang suka keseimbangan. Kalau hari ini aku menguras tenaga 100%, besok harus 50%. Mungkin terdengar aneh, tapi itu ciri khasku. Mungkin itu juga yang bikin hubungan pacaranku selalu gagal. Pasanganku tak pernah benar-benar menerima sikapku. Mereka hanya tertarik pada kecantikanku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwl0CxSYQD
Narsis? Enggak, aku memang cantik. Hehe.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrz4DBt1hUc
Meski sudah jam 7 pagi, kuanggap masih lumayan untuk jalan-jalan pagi. Aku tak yakin jam berapa yang tepat untuk lari pagi, tapi daripada bosan, lebih baik mencoba. Biasanya aku lebih sering yoga atau senam aerobik, terpengaruh kebiasaan Mama yang suka menonton acara senam pagi di A*TV waktu aku kecil. Tapi kali ini, aku ingin sesuatu yang berbeda.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0t26bP70k
Kubuka lemari, memilih pakaian olahraga. Biasanya aku pakai crop top atau sport bra, tapi hari ini aku memilih kaos tanpa lengan yang simpel dan nyaman. Cuaca pagi ini sejuk, sempurna untuk menikmati kenyamanan tanpa harus terlalu terbuka. Setelah pemanasan singkat, aku mulai lari menyusuri perkebunan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1IYe2yB1Sl
Papa mendesain bukit di belakang rumah khusus untuk keluarga. Ada jalan bercabang menuju perkebunan bisnisnya, tapi rute yang kupilih hari ini mengelilingi area pribadi dulu, lalu turun ke side B perkebunan bisnis, dan kembali ke rumah. Bukit ini cukup tinggi, memberikan pemandangan desa yang memukau. Papa sengaja membangun gazebo di tengah bukit, dikelilingi pepohonan asli untuk meredam suara. Lokasinya sekitar 300 meter dari rumah, agak jauh memang, tapi pemandangannya sepadan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1geWalZUiU
Dua jam sudah berlalu. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi saat aku kembali ke halaman belakang rumah. Aku berpapasan dengan Mang Mulyono dan Mang Joko yang sedang menyeruput kopi di teras rumah kecil mereka.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJAXJ7vfqL5
"Baru bangun, Mang Yono? Mang Joko?" sapaku sambil mengusap keringat di dahi.
"Pagi, Non Dania," jawab mereka serempak.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnd0f4Xgzqs
"Udah dari tadi, Non. Tadi sempat lihat Non lewat dari dalam rumah," kata Pak Mulyono.
"Kalau saya sih baru bangun, Non. Maklum semalem habis nguli," timpal Pak Joko sambil menguap.
Aku ingat Papa bilang Mang Joko harus mengantar pesanan kemarin sampai larut malam.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Db3lTr3Hx
"Duh, pasti capek ya? Istirahat aja hari ini, kebun juga gak terlalu sibuk," saranku.
"Ah, gapapa, Non. Lihat Non pagi-pagi udah olahraga, saya jadi ikutan seger," balasnya sambil tersenyum licik.
"Yah, kalau mau seger, ikutan lari dong!" godaku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8wbNzB76L
"Hehehe, olahraga saya mah gak di sini, Non." kata Pak Joko
"Di mana dong?" balasku.
"Di pulau!" kata Pak Joko lagi
"Pulau apa?" timpalku seperti sedang bersaut-sautan.
"Pulau kapuk! Hehehe" ucapnya usil.
Mereka berdua tertawa. Aku menggeleng, lalu berpamitan, "Yaudah, aku masuk dulu ya!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKTMtjZMSv
"Sip, Non!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3hQptJmVb
Meski sendirian di rumah dengan dua pria di luar, aku merasa aman. Mereka tak pernah bersikap aneh. Aku mengenal mereka sejak kecil, sudah kuanggap seperti paman sendiri. Selain itu, Papa sudah banyak membantu kehidupan mereka. Pernah kudengar Mang Yono berutang budi besar pada Papa karena biaya pengobatan istrinya yang sakit kanker dulu ditanggung sepenuhnya oleh Papa.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpscwzWTYk9
Sementara Mang Joko adalah teman SD Mang Yono, mantan polisi hutan yang akhirnya bekerja di sini karena kebutuhan ekonomi. Kerjanya bagus, makanya Papa mempercayakannya tinggal dekat rumah.
Tapi tanpa kuketahui, ketika aku sudah berjalan lagi menuju rumahnya, salah satu dari mereka masih menantap penuh arti kearahku. Orang itu berucap pelan, sambil berjalan kembali ke kamarnya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQpYD231yc4
"Aahh... geulis pisan non Dania..." Mang Joko menggeram pelan kembali diam-diam memperhatikan nona majikannya yang sedang berjalan pulang. Matanya menyipit saat menatap Dania dari balik jendela, tangannya merayap ke celana, mengelus benda yang mulai mengeras.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQM9fLLVjc
"Tapi gak nyangka... bertahun-tahun kerja di sini, baru lihat non pakai baju olahraga kayak gini."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfntrc5iZLt
Cekrek
Suara kamera ponselnya mengintip saat aku melakukan peregangan di teras.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8qosSNkGK
"Kali ini aja... selama non gak tahu..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVCbWyTNU7
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHanyIn2kH2
Keesokan harinya, aku lari pagi lagi. Kali ini rutenya kebalikan—perkebunan dulu, baru ke bukit pribadi. Seharusnya aku yoga hari ini, tapi semangat lari pagi masih membara. Mungkin besok baru kujadwalkan selang-seling.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfBMrlGCRz
"Aaah... enak juga ya lari pagi," gumamku sambil duduk di gazebo, menikmati mentari pagi yang mulai naik.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6TVmzpjEmT
Ting.
Notifikasi dari Papa: "Jangan lupa cek kebun hari ini. -Love Papa."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡswKVFzRgTW
Aku menghela napas—Klasik.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0jlMLfENGf
Papa jarang nanya kabar, tapi kalau di rumah, dia sangat perhatian. Love language-nya quality time, sementara aku act of service, Rania words of affirmation, dan Mama meskipun sudah berpisah dari papa, aku tahu kalau dia itu receiving gifts.
Lucu ya, satu keluarga bisa beda-beda.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjk0PzIBj1p
Jam sudah setengah 9. Aku turun dari bukit, menuju rumah. Saat melewati belakang, tiba-tiba—
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡordFF0v480
"Eh, Non Dania! Maaf, Non!"
Mang Yono baru keluar kamar mandi, bertelanjang dada. Refleks, aku menutup wajah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOkF8pq7ub2
"Udah pakai handuk, Non!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzwViff30s
Perlahan, kuangkat tanganku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh pria telanjang dada selain Papa. Mang Yono, meski sudah 40-an, badannya kekar seperti pria 30-an. Kulitnya tidak terlalu gelap, tidak juga terang—pas. Otot-ototnya terpahat jelas, membuat jantungku berdebar kencang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZdcGSfCDU
"Iya, aku kaget aja..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSkr9kLBd9n
Kami mengobrol sebentar sebelum aku masuk rumah. Di bawah guyuran air shower, pikiranku melayang ke bayangan tubuh Mang Yono tadi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPS2Y6I0dBm
"Hmm... kok bagus ya badannya?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcj4WsmhRiu
Aku perempuan normal, bukan lesbian. Wajar kalau aku suka melihat keindahan tubuh pria.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmu1O4vjTzX
Tapi selama ini, aku belum pernah merasakan ketertarikan intim yang mendalam. Kedua mantanku atletis—satu pemain basket, satu pemain futsal—tapi hubungan kami tak pernah sampai ke ranah fisik.
First kiss-ku saja baru dengan si basket dan tubuhku masih perawan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWM8HAogya
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMSijRQdDBD
Pagi itu, sinar matahari menyapu perkebunan dengan kehangatannya. Setelah selesai mandi, aku pun bersiap-siap untuk berkerja. Aku berjalan menyusuri perkebun, mengenakan baju casual berbahan hangat, dilapisi cardigan rajut berwarna biru.
Selama perjalanan aku menyadari ada beberapa matanya dari para pekerja yang menyapu tubuhku dari ujung kepala hingga kaki, berhenti sejenak di lekuk dadaku yang bergoyang pelan. Semua dilakukan dengan lirikan cepat dan singkat.
Tak bisa dipungkuri, aku merasa jadi pemandangan indah mereka setiap hari, tak masalah, karna aku tidak merasa dirugikan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvd1eOMGvSJ
Saat menuju kebun, aku berpapasan dengan Mang Yono.
"Pagi, Non Dania! Wangi amat nih!"
"Iya, habis mandi!"
"Bukan wangi sabun, Non... wangi parfumnya..." Aku tersipu, Mang Yono menyadari hal itu,
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhWdPy4JZi
Memang aku sengaja memakai parfum baru yang agak menggoda—aroma vanilla dan kayu yang hangat, dengan sentuhan musk yang sensual. Aku tahu efeknya pada pria, tapi tidak menyangka Mang Yono akan berkomentar begitu blak-blakan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡac4PyzLz4H
Dia pun menjelaskan rencana kerjanya hari ini sebelum pergi ke sektor lain. Selama dia menjelaskan, aku menangkap matanya yang sesekali mencuri pandang ke arah lain di tubuhku. Ada sensasi aneh—semacam kepuasan mengetahui bahwa ada bagian ditubuhku bisa membuatnya gelisah.
“Apa mungkin karna efek melihat tubuh atletis Mang Yono tadi?” batinku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1KI5UJt2ZU
Setelah mendengar penjelasannya, aku pun segera masuk ke kantor perkebunan. Hari ini kerjaku akan banyak sekali. Melihat laporan pengelolaan, hasil jual beli pada pasar setempat, dan hal-hal lainnya yang butuh ketelitian angka. Tanpa kusadari, waktu berjalan begitu cepat hingga sudah waktunya makan siang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHihR79Wo1W
Saat aku bergegas ke toilet, ketika melewati ruang staff, tiba-tiba kudengar obrolan yang membuatku berhenti di tempat—
Suara Mang Joko dan beberapa pekerja lain, menyebut namaku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxIuy77rut
"Wangi banget parfum non Dania tadi..."
"Sayang belum nikah, pasti laku keras tuh..."
"Duh, pengen punya istri kayak non Dania..."
Dadaku berdebar kencang. Ini pertama kalinya aku mendengar mereka membicarakanku seperti ini. Aku tahu beberapa pekerja kebun sering melirik, tapi tidak pernah sampai mendengar obrolan mereka tentangku. Aku pun jadi penasaran…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNariI8GxR
"Sssttt... ini..."
Suara bisik-bisik. Apa yang mereka lihat?
"Wadaw! Gak takut ketawan, Pak?!"
"Beuhhh... mantap nih..."
Aku ingin tahu apa yang mereka lihat, tapi takut ketahuan mengintip.
Akhirnya, kuurungkan niat, karna aku sudah tidak tahan ingin ke toilet.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkIbF7eOr9
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCi6cTH84hw
Masih di dalam Ruangan Staff
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPeciCTh2uS
"Hehehe... mantap banget body-nya non Dania..." Pak Joko menyeringai, memutar ponselnya ke arah rekan-rekannya. Beberapa lelaki dalam ruang istirahat itu langsung mendekat, mata mereka terpaku pada layar.
"Ini tadi pagi pas lari... keliatan cantik banget..." Dia menggeser foto demi foto—gambar Dania dalam balutan baju olahraganya dan leggings hitam, tubuhnya berkeringat di bawah sinar matahari pagi. Bajunya yang ketat menampilkan keseluruhan lekup tubuhnya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRdsHKlHxN
"Buat bahan coli nih..." Disambut tawa terkekek.
"Duh, gak tahan... wangi banget tadi..." Pak Joko menutup mata sejenak, seolah menikmati memori itu.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6X2evQTed8
"Nunggu jadi janda aja, Non Dania saya masih mau..."
Terlihat wajah Mang Joko dan para pekerja yang bersamanya tersenyum mesum.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIiKUFKuB2
“Nginep disini lagi kali ya, siapa tahu dapat pemandangan lagi.” batin Pak Joko.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUCTzFAj2rC
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDyl499bEmC
==================================================
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZwOiUVnK09
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsCaPF67I6
Part 2
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPjojQR9CuG
Sudah beberapa hari aku berhasil menetapkan jadwal olahraga yang teratur, selang-seling antara yoga dan lari pagi. Awal minggu ini, antusiasme membuatku lari pagi tiga hari berturut-turut, mencoba berbagai rute sambil menghitung waktu yang dibutuhkan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnDLNvEkkV
Kurang lebih dua sampai dua setengah jam, dimulai pukul lima pagi. Badanku terasa lebih ringan, otot perut mulai terbentuk, dan lemak di beberapa bagian tubuh berkurang. Bahkan payudaraku terlihat lebih kencang, terutama saat mengenakan sport bra dengan cup yang sedikit uplift.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhz6oHSQAgE
Aku suka memandanginya di cermin—bentuknya sempurna.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWy16hYmr58
Hari Rabu ini, pekerjaanku di kebun tak terlalu padat. Hanya mengecek stok, penjualan, dan merapikan data. Pukul setengah lima sore, sebagian besar pekerja sudah pulang, tinggal penjaga pos dan kadang Mang Yono atau Mang Joko yang masih berkeliaran. Meski mereka tinggal di belakang rumah, aku selalu pulang sendiri.
Papa bilang mereka tak perlu menemaniku kecuali aku meminta.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXmFxaNyp7
"Ahh... capeknya..." Aku merenggangkan pergelangan tangan sebelum bersiap pulang.
Langit mulai senja, lebih baik segera pergi sebelum gelap. Saat hendak keluar, telingaku menangkap obrolan dari ruang staff lagi—
suara Mang Joko dan beberapa pekerja lain seperti beberapa hari kemarin.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGaAi78wSai
"Wah iya sih, pantat Non Dania makin berisi sekarang..." ucap salah satu dari mereka, entah siapa.
"Lagi-lagi ngomongin aku? Ah hari ini aku tahu mereka ngobrolin apa aja! Karna kemarin aku gak tahan pengen ke toilet" batinku.
"Gimana, Pak? Tanggapannya? Kemarin-kemarin kan Bapak nginep di situ terus..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdHVXyBUF9c
Slruppp.
Suara sedotan kopi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujGorBNFBz
"Aah... gimana ya bilangnya..."
"Gimana-gimana, Pak? Ayo, kasih tahu!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYxZpZ4i8a
Aku mengenali suara Mang Joko. Apa lagi yang dia bicarakan? Kemarin aku tak sempat dengar jelas, sekarang penasaranku menggebu.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14fENJ9Wk5
"Halah-halah, Bud, padahal kamu yang ingetin saya kemarin! Sekarang malah antusias!" Tawa mereka pecah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5SCfwFjnRf
"Oh, salah satunya Mang Budi?"
"Mereka bahas apa sih???" pikirku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPhQGpyFbIb
"Saya sih gak foto lagi, tapi apa yang saya lihat sudah cukup buat bahan pikiran dua minggu ke depan..."
"Foto? Bahan pikiran?" Aku benar-benar berdebar menantikan sejauh mana pembicaraan ini akan tertuju.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLbhvhyJgb
"Wah, apa tuh, Pak? Kasih tahu dong!"
"Sssttt!! Non Dania masih di dalam, jangan keras-keras!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0IsZPvIrue
"Ya ampun, kalau bahas Non Dania, saya paling seneng..."
"Ngefans banget sama beliau..." ucap salah satu pekerja bernama Mang Diki.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgflJYQLqu0
"Apa?! Mang Diki ngefans sama aku?!" Jantungku berdegup kencang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBI29vi2DAh
"Hehehe, saya juga ngefans... tapi untuk hal lain..." Suara Mang Joko membuat bulu kudukku merinding.
"Sini, dekatkan kuping kalian..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1DFdkCqVQ
Aku menggigit bibir. Lagi-lagi mereka berbisik!
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnKCkHZG2zB
"WAH, BANGSAT, BERUNTUNG BANGET BAPAK!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ77IwtsCKb3
Plak!
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCssn3K2PC7
"Jangan teriak-teriak, tolol!"
"Eh, maaf, Pak! Abis gimana saya jadi gimana gitu dengerinnya!"
"Bapak beruntung banget!"
"Wah, saya gak percaya, Pak..."
"Bener kata Diki, Bapak beruntung banget!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkN3ttk2Or
"APA SIH APA SIH?!" batinku penasaran, Aku hampir melompat keluar, tapi tiba-tiba—
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZy5uuLKJK
"Udah, simpan aja rahasia ini..."
"Tapi gak bisa dipungkiri, dada Non Dania... meski dari luar keliatan bentuknya cakep banget..."
"Gak kebayang tangan siapa yang beruntung bisa meremasnya..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApsdyrKbfE
DEG!
Tubuhku panas seketika.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkuvGWNvBI
"D-Dadaku?!" Aku tak pernah peduli jadi bahan obrolan, tapi ini... mereka membicarakan tubuhku secara vulgar. Seharusnya aku marah, tapi...
Kenapa aku malah merasa... terangsang?
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoLKe9DJiU
"Iya, dada Non Dania emang indah bentuknya..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPJGm86OUs
"Duh... perasaan apa ini...?" Aku menekan paha, merasakan kelembaban yang tak biasa di celana dalam.
"Cukup..Cukup.. Ini udah… Harus dihentikan!" Aku melangkah keluar dengan tegas.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63rBSlFijs
"Eh, Mang Joko, Mang Budi, Mang Diki, belum pulang?" Wajah mereka pucat ketika mereka mendengar suaraku yang muncul tiba-tiba.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26Q8Axf1L4
"E-eh, iya, Non... ini mau balik..." kata mang Budi.
"Aanu... abis ngobrol bentar..." timpal mang Diki.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4JE9njaU6
"Abis ngecek gedung, Non Dania?" Mang Joko mencoba tenang, tapi matanya tak bisa lepas dari dadaku.
"Iya, Pak Joko. Duluan ya!" Aku bergegas pergi, tapi telingaku masih menangkap bisik-bisik mereka.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPx7RUA1hsj
"Kalian kayak maling ketangkep aja!" Mang Joko berbisik pelan.
"Ya gimana, tiba-tiba Non muncul..." timpal mang Budi.
"Semoga gak denger..." suara pelan mang Diki.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9LxTODBMpp
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYezGyBlskX
Pagi ini, aku lari pagi lagi—rute perkebunan lalu berakhir di gazebo bukit. Udara sejuk, tapi pikiranku masih panas.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5aHjSx4jf8
"Memangnya ada apa dengan dadaku?" Percakapan kemarin masih terngiang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaZDocW6tv7
"Kemarin Mang Joko membisikkan sesuatu... dan mereka terkejut..."
"Kalau memang tentang dadaku... jangan-jangan..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2CHVbbDbK3
Aku mengingat tiga hari lalu, saat aku lari pagi berturut-turut dengan sport bra tipis. Putingku sempat nyeplak karena udara dingin.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9BEzWAUrc
"Apa Mang Joko lihat...?"
"Gak kebayang tangan siapa yang beruntung bisa meremasnya..." Kalimat itu membakar pikiranku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBZxV0MYyU
Tanpa sadar, tangan kiriku meremas payudaraku sendiri.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFqh5VLbIfO
"Apa aku semenarik itu?" Tekanan semakin kencang.
"Nghhh... apa yang...? Kenapa aku gak berhenti...?" Putingku mengeras, panas menjalar ke selangkangan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuguH1kAO2x
Teman dekatku, Sania, pernah bilang: "Umur 21 tahun, udah waktunya cewek kena kontol!"
Kata-kata rusak-nya sekarang terngiang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUOp0ugpK3D
"Apakah aku harus belajar perihal seks sekarang?"
"Sshhh... nghhh..." Desahan keluar saat kugesekkan paha.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE00WNu8LyG
"Tangan yang beruntung meremas dadaku... tangan siapa?" pikiranku melayang ke Mang Yono—badannya kekar, wangi sabunnya...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRqs1Pr40Fb
"Ah..udah..udahh mending pulang aja daripada pikiranku makin kemana-mana.." Akupun langsung bangkit dari gazebo dan buru-buru menuruni bukit.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6rQWvs6SF
Saking masih tidak fokusnya pikiranku dan langkahku terburu-buru,
“Aduhhh!!” Tiba-tiba aku terpeleset.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHsYrQR2Kxv
"Non Dania, kenapa?!" Teriak Mang Yono yang kebetulan melihatku dari rumah kecilnya. Ia pun berlari dan menggendongku dengan mudah. Dadanya yang telanjang menempel di lenganku.
Di dudukannya aku di bangku teras rumah kecilnya, aku pun tidak sengaja menghirup aroma tubuhnya pada saat ia meletakanku di bangku.
"Wanginya... enak banget...aduhhhh"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4n03FzpqR2
Diselonjorkannya kedua kakiku, lalu perlahan Mang Yono memijit kakiku dengan lembut. Awalnya aku merasa perih, aku tidak merasa kakiku terkilir, tapi tetap saja rasanya sakit.
Pijitannya yang lembut membuatku merasa nyaman, sampai ketika ia pijatannya menyentuh betis atasku...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoVQnm99z0y
"Nghhh..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwWKzDBlie
"Non, sakit?"
"Dikit, Mang..." Bohong, yang kurasakan bukan sakit…ini karna pijatannya…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFQwNXsjzy
Ada rasa yang tersisa muncul lagi. Dan, ini pertama kalinya aku dipijat oleh pria dewasa yang sedang bertelanjang dada—
Mengingatkan pada aktivitas kecilku di bukit tadi, membuatku merasakan lembab lagi di pangkal pahaku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXPFMwArx1
"Uhhh... gak tahan!" batinku.
“Udah Mang.. Dania udah gak berasa sakit, aku balik dulu ya Mang, udah gak betah pengen mandi.” Aku menghentikannya, inginku buru-buru masuk ke kamar.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCmeUpWalos
“Tapi non?” Aku yang tidak menghiraukannya langsung saja buru-buru masuk ke rumah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lrHQDNo97
Dengan langkah cepat-cepat, aku menuju kamarku, dan setelah aku menutup pintu kamarku,
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzCOxtqrio
"Sania... bangsat!"
Tanpa pikir panjang, ku buka celana leggingku, dan merebahkan diriku dibalik pintu, ku lebarkan kedua kakiku dan menekuknya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpXZWcJ56d
Ngghhhhhhhh...
Nnghhhhhhh...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFxCWcqPkbf
Aaaaahhhhh...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUv2IebkDx
Jari-jariku menjelajah, menemukan titik yang selama ini tersembunyi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbbanqrpIz7
Aku memang masih perawan, tapi terimakasih untuk Sania yang kadang berbagi materi pelajaran "Biologi"-nya di group yang berisikan aku, dia, dan seorang sahabatku satunya lagi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZxMyBE7p4
"Sshee... seminggu lagi Papa baru pulang..." Sambil kuputar pelan-pelan bagian itu sesuai informasi yang pernah diberikan Sania.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBCsMhAAxy
Aghhh...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8t8IsDphPT
"Dan... aku masih sendirian..." Gerakaku perlahan semakin cepat.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfTJJqHX6Jn
Shhh... nghhh...
aku tak bisa menahan eranganku, lagi pula hanya ada aku sendiri di rumah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCag3xnklgP
"Harus... kah aku....?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkq7Ia5ZihN
MMMMPHHH!!!
NGHHMMPPPP!!!
SSHHMMP!!!!!
Tubuhku bergetar hebat, pertama kalinya aku merasakan orgasme.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡruaLlnS0bd
Di gazebo, di kamar—bibit penasaranku tumbuh menjadi api yang tak bisa dipadamkan.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzdyuxe9Zm
Dan aku...
Masih punya lima bulan sendirian di rumah.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05UBxUnbMZ
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlWrxRsaY3B
"Malu bangeettt!!!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgZCrKm7xz
Aku masih merasakan getaran di sekujur tubuhku. Beberapa jam yang lalu, aku melakukan sesuatu yang benar-benar gila—sesuatu yang tak pernah kubayangkan akan kulakukan.
Desahan dan eranganku masih bergema di telingaku, seolah kamarku menyimpan setiap suara mesum yang keluar dari bibirku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBZQ8drfpo
Aku duduk di ruang tamu, mengunyah kacang mede dengan gemas sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi. Tubuhku masih lemas, mataku berat, tapi ada kepuasan yang tak bisa dijelaskan. Bau amis yang aneh masih tercium samar—
Bau yang sama yang kulihat menempel di antara pahaku setelah ledakan kenikmatan tadi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxBNkXw3ig
"Kenapa rasanya seenak itu?"
"Dan aku bisa melakukannya sendiri... tanpa bantuan siapa pun…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnmAokyW5d
“Semua gara-gara Sania!"
Senyum kecil mengembang di bibirku saat mengingat bagaimana jemariku dengan terampil menemukan titik-titik sensitif yang memberikan rangsangan keseluruh tubuhku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Z0u6ZtA3q
"Sania benar... ini memang nagih..."
Tapi ada satu hal yang menggangguku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtiflwIzto2
"Aku sama sekali tidak membayangkan siapa pun saat melakukannya..."
"Sempet sih mikirin Mang Yono… tapi akhirnya cuma fokus pada sensasi yang kurasakan..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnBhzzplaVe
Apakah ini normal? Atau aku memang berbeda?
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmccCc5yKvQ
"Nghhssshhh..."
Napasku sedikit tersengal saat bayangan jika seandainya nanti tangan besar, menjamah tubuhku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1H0ODyWOA
"Dah ah, tidur saja. Sudah jam 1 pagi..."
Aku berjalan ke kamar, melepas satu persatu kancing piyamaku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRqYcktJW0
"Hihihi... lagipula tidak ada yang melihat..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxajA77af4
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxFYRKDM8s
Aku selalu percaya diri dengan penampilanku. Tanpa riasan berlebihan pun, aku tahu aku menarik. Tapi kejadian-kejadian belakangan ini membuatku sadar daya tarikku ternyata lebih dari sekadar cantik.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnNTZQSOjv
"Apa Mang Joko sedang mencuri pandang lagi?" Pikiranku melayang saat berdiri di sebelahnya, mendengarkan laporan pekerjaan.
"Nah, makanya, Non, si Bapak sempat bilang—" Aku tak mendengarkan.
Pikiranku sibuk mempertanyakan:
"Apa Mang Budi juga melirikku hari ini?"
"Mang Diki tidak masuk, jadi dia tidak melihatku..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrbrmbcG6qx
"Ehh!!!" Aku tersentak, memotong pembicaraannya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7eYMm3QALM
"Ngg, kenapa, Non?"
"Gapapa, Pak Joko... tadi aku cuma keinget sesuatu." Tapi sebenarnya, aku sedang berperang dengan diriku sendiri.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXAY55YUuIE
"Dania, kamu kenapa sih?"
"Kenapa kamu mikirin mereka melirikmu atau tidak?"
"Harusnya kamu marah!"
"Tapi... kenapa malah senang?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiuUCitctND
"SENANG??!!!" Jantungku berdebar kencang.
"Apakah aku memang senang diperhatikan seperti itu?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTjhZXep66
Kepalaku panas. Tanpa sadar, jariku membuka kancing kemejaku satu per satu...
Satu... dua... tiga...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvHR6hiqqK
Mang Joko menatap.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2nAABAHCZ
"Dan... Dania kepanasan, Mang Joko..."
"E-eh, iya, Non..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6tmSdUNwE
Mata kami bertemu. Ada sesuatu yang menggantung di antara kami—sebuah pertanyaan yang tak terucap.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1r6nRotWO
"Dania... apa yang sedang kamu lakukan?"
Aku berbalik, berjalan meninggalkannya dengan jantung berdebar dan senyum tipis.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoIaAg3jRQ
"Apa yang baru saja kulakukan?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeLAa18wLvt
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSFc4QVKzH
Hari ini, aku memilih rute lari pagi yang berakhir di gazebo bukit. Biasanya, aku bermeditasi di sini selama 15 menit, mencari solusi untuk masalah-masalah kecil.
Tapi hari ini, pikiranku dipenuhi oleh satu hal:
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjuwdDx0fZE
"Payudaraku"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7yr1WiVXU
"Apakah kekaguman para pria kepada salah satu bagian tubuhku memicu ini?"
Tanpa berpikir panjang, ku buka tali sport bra-ku dan melepasnya. Kaos oblong olahragaku kugeser ke bawah, membiarkan udara pagi menyentuh kulit yang biasanya tertutup.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJeJiR07Eo
"Apa aku suka dilihat?"
Aku memejamkan mata, mengulang pertanyaan dalam hati:
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfk9xhIF101
"Dania, apakah kamu suka jika dadamu disentuh orang lain?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuRoIV06i3
Deg! Deg! Deg!
Jantungku berdetak kencang.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcO9HSaVYJ
"Dania, apakah kamu senang dikagumi?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SQHAT8xBB
Ahhh...
Desahan keluar tanpa kusadari. Tubuhku mulai merespon.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvpc22im8uC
"Jadi ini jawabannya..."
Aku flashback ke momen-momen sebelumnya—obrolan mesum Mang Joko, pijatan Mang Yono, masturbasi pertamaku...
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLo2uNcK29y
"Aku suka perasaan hangat ini..."
Tapi apakah sensasi ini akan bertahan? Atau hanya karena ini pengalaman pertama kali?
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4W8Ks4eCq
"Haruskah kujadikan ini percobaan?"
Mataku tertuju pada sport bra yang tergeletak di sampingku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQkG6o88Na
"Hihihi... apakah Mang Yono akan beruntung?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApFND5SWJR
***
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznD5r1Jnnz
Aku menuruni bukit dengan langkah penuh antisipasi.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ1r6beD24V
"Apa Mang Yono akan ada di rumah?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzcBq0nkPS
Dan benar—
Dia sedang memotong rumput di teras.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4jOzTiNWQ
"Mang Yono, rajin amat pagi-pagi?" Dia tak menoleh.
"Kenapa gak noleh sih? Aku jadi kesal..."
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSiiioHq0KS
Aku duduk di kursi tempatnya memijitku kemarin.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeQtKtplfp
"Mang Yono... boleh minta pijit lagi?"
"Oh, masih sakit, Non?"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1gM0Ru7Ac
"Sedikit sih.. Aku agak takut kalau pijit-pijit sendiri, pijitan Mang Yono enak soalnya, kemarin ngurangin rasa sakitnya"
Mang Yono tersenyum mendengar penjelasanku dan mengangguk, ia pun menyelesaikan pekerjaannya sebelum mendekatiku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWMT74oOMV
Aku memejamkan mata, menunggu sentuhannya. Terasa jemari dari tangan kasar Mang Yono mulai menekan salah satu kaki dan betisku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxrv4uw1Jo5
"Kenapa tangannya sebesar ini...? Kasar, tapi justru bikin merinding..."
Setiap kali Mang Yono menekan, bayangan aneh muncul di kepalaku. Bagaimana jika tangan itu tidak berhenti di paha?
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBQeNK3Nvy
Bagaimana jika—
"Nngh—!"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mcFHaztRQ
Aku menggigit bibir bawah keras-keras merasakan jari Mang Yono membelai kulit pahaku, yang agak sensitif.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm53cxjjFUB
"Kalau dia terus naik... apa aku akan menghentikannya?"
Pikiranku kacau. Bau keringat Mang Yono terasa menusuk, memenuhi kepalaku. Anehnya, itu membuatku semakin pusing... semakin penasaran.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyDMUBy3Huk
"Mang Yono...pelann— ah!"
“Eh saya ke kencengan ya non? Maaf maaf…”
“Engga mang, tapi pelan-pelan aja masih agak nyeri bagian situ..” Jawabku berbohong.
Padahal aku mengerang kecil karena saat pria itu menekan titik di belakang lututku, rasanya seperti sentuhan itu langsung tersambung ke antara pahaku.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJPcvj1n58
Mang Yono bergumam menyadarkan lamunanku, "Non.. Ini biar nggak pegel lagi pas lari besok...", Aku tidak begitu mendengarkannya, fokus mataku mengikuti arah pegerakan tangannya kepada kaki kananku, aku pun hanya bisa mengangguk lemah untuk merespon apapun yang keluar dari mulutnya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjPrRJIemt
“Lari besok? Aku malah jadi mikir hal-hal lain…”
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVdWVX2MbGs
Tapi...
"Kenapa rasanya aku menginginkan lebih dari sekedar pijatan"
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyPHgmMmgz4
Ada perasaan yang menuntut sesuatu dari arah selangkanganku. Rasanya aku ingin menjepit sesuatu disana. Lagi-lagi aku teringat satu hal dari omongan Sania, dan itu membuatku penasaran.. Lebih tepatnya aku benar-benar ingin tahu rasanya, dan kuyakin orang seperti Mang Yono pasti sudah berpengalaman..
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSEQ7qnAKJH
Aku menatapnya sayu… dan dengan rasa frustasi karna hasratku yang tiba-tiba menggebu, aku menarik tangannya.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfUQDiidpw2
"Mang Yono! Dania mohon..." Napasku berat.
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6Lb3o1o8w
"Jilat memek Dania, Mang!!"
Akal sehatku hilang. Yang tersisa hanya keinginan untuk tahu—seberapa jauh kenikmatan baru akan membawaku?
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwS4Luh3OLH
Dan saat ini... aku siap untuk semuanya…
1213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKffYlGidg
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.85da2
