Farel Bintang POV824Please respect copyright.PENANASRPokInkt1
824Please respect copyright.PENANAaiJ6P7CQPX
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
824Please respect copyright.PENANAoU116ZBcnC
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
824Please respect copyright.PENANAhikZMcNR8F
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
824Please respect copyright.PENANAcUXXvGN1BG
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
824Please respect copyright.PENANAPRnZYQzOyP
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
824Please respect copyright.PENANAHEtQ7PJatn
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
824Please respect copyright.PENANABlZ0vJQc8u
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
824Please respect copyright.PENANA10yi6Yvo4g
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
824Please respect copyright.PENANA01gMz51mNl
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
824Please respect copyright.PENANAoGAsoVLdyz
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
824Please respect copyright.PENANAPlkHZyfAPT
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
824Please respect copyright.PENANAOodGoEyW66
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
824Please respect copyright.PENANAL5VVXBQfTw
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
824Please respect copyright.PENANAS3NPLekgh6
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
824Please respect copyright.PENANAp9gjLc08Ss
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
824Please respect copyright.PENANA6ly2D3I9bM
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
824Please respect copyright.PENANAAiVzEdK5kX
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
824Please respect copyright.PENANAvrFtNSg9vV
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
824Please respect copyright.PENANAPrYlDTcSCG
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
824Please respect copyright.PENANALKz7DbkeUe
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
824Please respect copyright.PENANAL0nlaP1h4N
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
824Please respect copyright.PENANAcBIPYJjrF2
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
824Please respect copyright.PENANAAbiAMpZQlX
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
824Please respect copyright.PENANA14Dsib1ldV
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
824Please respect copyright.PENANAh932rIlu4X
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
824Please respect copyright.PENANAIQEdn9Qg18
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
824Please respect copyright.PENANAbC8MwTggbB
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
824Please respect copyright.PENANAiN030sOLip
824Please respect copyright.PENANAh92pHF8pJu
824Please respect copyright.PENANALitpUFuHHs
824Please respect copyright.PENANAZ3uF4zrBdB
824Please respect copyright.PENANAYIatyCHVpf
824Please respect copyright.PENANAovYHOFZHOU
824Please respect copyright.PENANAYHdCaYkA9C
824Please respect copyright.PENANA7KOpPQkspC
824Please respect copyright.PENANAKm1BI2AXek
824Please respect copyright.PENANAslPj7WazEz
824Please respect copyright.PENANAzBpKOoiHpC
824Please respect copyright.PENANAdWUFqrt6U7
824Please respect copyright.PENANAXrwYBhJRRS
824Please respect copyright.PENANAZiKVUIkuRy
824Please respect copyright.PENANAQTfnTp5YwO
824Please respect copyright.PENANA88ZdXBIcfd
824Please respect copyright.PENANAyPvOmoCzto
824Please respect copyright.PENANAvi43lD75bA
824Please respect copyright.PENANAz97jVaAOuN
824Please respect copyright.PENANALOZGcli4Ff
824Please respect copyright.PENANANJWuFZZYyD
824Please respect copyright.PENANAIHxWrgSHmB
824Please respect copyright.PENANAER6DImm8h2
824Please respect copyright.PENANAmYNb4aQ0cc
824Please respect copyright.PENANAvpsZf9PrXv
824Please respect copyright.PENANAc2GW0LEcEa
824Please respect copyright.PENANAwjSvfhMOXy
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
824Please respect copyright.PENANAgSD5rSGvKM
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
824Please respect copyright.PENANAwBL5ZLrLoT
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
824Please respect copyright.PENANABfXbEI6qUq
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
824Please respect copyright.PENANAhlD8yedreX
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
824Please respect copyright.PENANAJMVxtdDV8K
"Kau, kan?" tanyaku.
824Please respect copyright.PENANAfJkMRBeqah
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
824Please respect copyright.PENANAA7mP5Cs0mL
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
824Please respect copyright.PENANAE4JBimnRnr
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
824Please respect copyright.PENANAz3c3MXnZHG
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
824Please respect copyright.PENANALhakJzFZJr
Ia benar-benar membenciku.
824Please respect copyright.PENANAvSauHpNEHf
***
824Please respect copyright.PENANAJSHYKTJNaJ
ns18.118.1.153da2