Hari-hari berikutnya, Fatma sibuk menyusun agenda penelitiannya setidaknya, itulah yang ia katakan kepada diri sendiri.
172Please respect copyright.PENANAkgM9F9xg1Y
Di layar laptopnya, dokumen berjudul "Studi Etnografi: Kehidupan Pemulung Kota" terbuka, tapi lebih banyak kosong daripada terisi. Jarinya mengetik dengan gugup, lalu berhenti, menghapus, mengetik lagi.
172Please respect copyright.PENANAXrvzhzqeJN
"Observasi partisipatif selama 3 bulan," tulisnya, lalu menggigit bibir bawah.
172Please respect copyright.PENANAYfb3ikGuyN
---
Fatma membeli beberapa barang "untuk penelitian":
- Sleeping bag tahan air "Untuk tidur di gubuk itu," katanya dalam hati, meski bayangan pemulung tua itu mengintip di kepalanya.
- Pakaian sederhana beberapa baju dan jilbab. "Agar tidak mencolok," bisiknya, meski tetap memilih yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
- Recorder kecil dan sebuah kamera kecil "Untuk dokumentasi wawancara,".
172Please respect copyright.PENANA85qHiGcg9s
Ibunya menelepon, menanyakan penelitiannya. Fatma menjawab dengan cepat, suaranya hampir melengking. "Iya, Bu, biasa saja. Tidak berbahaya."
172Please respect copyright.PENANA5lPtGrVNZe
---
Malam terakhir sebelum keberangkatan, Fatma berdiri di depan cermin, mengenakan salah satu baju yang ia siapkan kaos abu-abu longgar yang masih memperlihatkan bentuk payudaranya, jilbab tipis yang tak sepenuhnya menutupi lehernya.
172Please respect copyright.PENANAmWEVeOxPqb
"Aku melakukan ini untuk ilmu pengetahuan," ujarnya pada bayangannya sendiri.
172Please respect copyright.PENANAi2148MqU8N
Tapi ketika ia menutup mata, yang terlihat adalah tangan kasar pemulung itu, imajinasinya sendiri menggambarkan bagaimana rasanya jika jari-jari itu menyentuh kulitnya yang halus.
172Please respect copyright.PENANAHI7y0TNNXq
Dadanya naik turun cepat.
172Please respect copyright.PENANAdLUH4bFBtn
"Apa yang aku pikirkan..." Ia menepuk pipinya sendiri, mencoba mengusir pikiran itu.
172Please respect copyright.PENANAAXKPe2eHIC
Tapi kenapa semakin ia larang, semakin menjadi?
172Please respect copyright.PENANAkZDPHv2M0H
---
Sebelum tidur, ponselnya berdering. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal:
172Please respect copyright.PENANAH55bOiyf9u
"Gubuk ini menunggumu."
172Please respect copyright.PENANAKcY8otjBYJ
Fatma menjatuhkan ponselnya seperti tersetrum. Itu adalah nomor dari pemulung tua itu.
172Please respect copyright.PENANAZcaNPMxWc5
Sebaliknya, ada kegelisahan yang mendebarkan di perutnya, seperti sebelum terjun ke sesuatu yang ia tahu salah tapi tak bisa menolak.
172Please respect copyright.PENANAUF9KFvVNfb
Ia memungut ponselnya, jarinya menari di atas layar. Ia ingin membalas, tapi apa?
172Please respect copyright.PENANA9vtLDLwjNi
Akhirnya, kata yang ia kirim:
"Iya besok, Saya datang pak"
172Please respect copyright.PENANA7kr8ssRFxF
Pagi itu, Fatma tiba di pemukiman dengan tas ransel berisi semua barang yang ia persiapkan. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat pemulung tua itu sudah berdiri di depan gubuknya, seolah telah menunggu.
172Please respect copyright.PENANAH0qoQpBM4T
"Kau datang," ujarnya, senyumnya mengembang. Matanya mengamati tas yang dibawa Fatma dengan sorot licik.
172Please respect copyright.PENANA3guCmo2rEQ
Fatma mengangguk kaku. "Saya siap untuk penelitian ini."
172Please respect copyright.PENANA6iHwfY8ySZ
Pemulung itu mendekat, bau tanah dan keringatnya menusuk hidung Fatma. "Kalau mau jadi bagian dari kami, kau harus hidup seperti kami." Tangannya tiba-tiba meraih tas Fatma, dan membukanya. "Ayo ke pasar."
172Please respect copyright.PENANAFkrnP6F6xW
**Pasar Loak: Penjualan Paksa**
Pasar loak itu ramai, bau anyir barang bekas memenuhi udara. Fatma berdiri kaku sementara pemulung tua itu dengan cekatan menggelar semua barang bawaannya di atas terpal kotor.
172Please respect copyright.PENANAITP0sSKxRF
"Sleeping bag masih bagus, beberapa pakaian ini, kolor dan beha mu, kita jual saja, kamu tidak butuh seperti ini," gumamnya, lalu melemparkan pandangan ke arah Fatma.
172Please respect copyright.PENANAjb6gxhxcEK
"Kalau mau tinggal di sini, kau harus pakai apa yang kami pakai."
172Please respect copyright.PENANAIwROOIgWv0
"Jilbabnya boleh kau simpan," ujarnya tiba-tiba, seperti memberi keringanan. Fatma tak mengerti, tapi ia tak berani protes.
172Please respect copyright.PENANAW9qjGrFLII
Dengan uang hasil penjualan barang-barang Fatma, pemulung itu membeli:
172Please respect copyright.PENANAoqSogIPQSF
- Training ketat berbahan kaus tipis yang akan membentuk tubuhnya dengan jelas.
- Baju bekas yang sedikit kekecilan lengan pendek dan bahan yang menekan dada dan pinggulnya.
- Beha bekas yang talinya longgar, warna kuning kecokelatan, dan hampir putus di beberapa bagian.
- Kolor usang yang elastisitasnya sudah mengendur.
172Please respect copyright.PENANAJcirfvEXTY
Fatma memegang baju-baju itu dengan jijik, tapi pemulung itu hanya tertawa. "Inilah kami. Kau mau mundur sekarang?"
172Please respect copyright.PENANAaqY8YedVJ3
Fatma menggigit bibir. "Tidak."
172Please respect copyright.PENANAa1viZRhh8s
**Perjalanan Pulang**
Di tengah jalan, pemulung itu tiba-tiba berhenti di depan tumpukan sampah.
172Please respect copyright.PENANAakd8OFzwNS
"Ambil karton-karton itu," perintahnya, menunjuk kardus bekas yang lembap dan bau.
172Please respect copyright.PENANALwFPpSj2xL
Fatma terpaku. "Untuk apa?"
172Please respect copyright.PENANAWqibpw58bI
"Itu alas tidurmu. Kami tidak punya kasur mewah."
172Please respect copyright.PENANA0hB8D3YnsE
Dengan perasaan hina, Fatma meraih karton-karton itu. Pemulung itu mengamatinya dengan puas, seperti seorang pelatih yang melihat muridnya mulai patuh.
Sesampainya di gubuk, pemulung itu melemparkan baju bekas ke arah Fatma.
172Please respect copyright.PENANAKutnju7Xza
"Ganti. Sekarang."
172Please respect copyright.PENANASbmoWgTON1
Fatma tercekat. "Di sini?!"
172Please respect copyright.PENANA8JoylANnq7
Pemulung itu menyilangkan tangan, tak bergeming. "Ini gubuk, bukan mall atau rumah mewah, ada ruangan gantinya ?"
172Please respect copyright.PENANA8yQZVAKEPO
Dengan tangan gemetar, Fatma berbalik membelakanginya, berusaha secepat mungkin mengganti pakaian. Ia bisa merasakan pandangan pemulung itu membakar punggungnya, seolah menembus kain tipis yang ia kenakan.
Ia perlahan membuka roknya, mengantinya dengan sebuah celana training.
kemudian membuka baju dan behanya yang ia rasa sedikit basah karena keringat mengantinya dengan kaos dan beha bekas yang tadi mereka beli.
Jilbab nya tidak ia ganti.
172Please respect copyright.PENANAwt0rwQbMyY
Training ketat itu melekat di pantatnya, membentuk setiap lekuk yang selama ini ia sembunyikan. Baju bekas itu nyaris tak berfungsi, memperjelas bentuk payudaranya, dan beha bekas talinya agak kendor tidak bisa di atur.
172Please respect copyright.PENANA1ABYExs1vX
"Bagus," gumam pemulung itu, matanya gelap. "Sekarang kau mulai mirip kami."
172Please respect copyright.PENANA7fsQIY0jX9
Tapi Fatma tahu ini bukan tentang menjadi seperti mereka.
172Please respect copyright.PENANAi3cFN6b1ex
Ini tentang dirinya yang mulai tak bisa kabur.
Gubuk itu lebih sempit dari yang Fatma bayangkan hanya 3x3 meter, dengan dinding kayu lapuk yang bocor di beberapa bagian. Di sudut, ada sebuah ruangan kecil berukuran 1x1 meter, ditutupi tirai tipis yang berlubang dan kotor.
172Please respect copyright.PENANAUv69v3kaW4
Fatma menatapnya penasaran. "Itu ruang apa?"
172Please respect copyright.PENANAALd1kXHjYE
Pemulung tua itu mendekat, bau tubuhnya semakin menusuk di ruang sempit itu. Dengan gerakan kasar, ia menyibak tirai itu.
Kamar mandi.
Sebuah bak plastik pecah berisi air keruh, ember berkarat, dan lantai yang berlumut dan bau pesing menyengat. Fatma hampir muntah.
172Please respect copyright.PENANAtn7sccnEfL
"Kamar mandi kami," ujar pemulung itu, seperti bangga pada sesuatu yang seharusnya memalukan.
172Please respect copyright.PENANA1FCxKh27Nm
Fatma tersentak flashback.
172Please respect copyright.PENANAjap6OOlYd9
Tadi… aku mengganti baju di depan dia.
Padahal aku bisa masuk ke sini.
Ia melihatku berganti pakaian.
Aku hanya mengenakan jilbab dan celana dalam.
Dan ia melihatnya meskipun dari belakangku.
172Please respect copyright.PENANA9gIsIikGnG
Dada Fatma sesak. Kenapa aku tidak berpikir bertanya dari tadi?
172Please respect copyright.PENANAJQCWoD5d23
Fatma menatap tirai kamar mandi itu, lubang-lubang kecil di kainnya seperti mata yang mengintip.
172Please respect copyright.PENANAgQ4f9J00W2
"Kalau mau mandi, airnya harus diambil dari sumur seberang," kata pemulung itu, sambil duduk di atas kardus bekas yang menjadi tempat tidurnya. Matanya tak lepas dari Fatma.
172Please respect copyright.PENANAjfqmvse9UB
Fatma mencoba mengalihkan pikiran. "Di mana… saya tidur?"
172Please respect copyright.PENANAQSS3Uj2tma
Pemulung itu menunjuk ke lantai di sebelahnya, di atas kardus-kardus yang sudah ia susun. "Di sini."
172Please respect copyright.PENANAE5kvy8jS6N
Hanya berjarak satu lengan.
172Please respect copyright.PENANA3Y5f1jjdwu
Fatma menelan ludah.
Training ketat yang ia kenakan terlalu panas, menempel di kulitnya yang mulai berkeringat. Beha bekas itu nyaris tidak berguna, talinya selalu melorot di bahu.
172Please respect copyright.PENANAIpZbTqEvwH
Ia beberapa kali menarik tali behanya dengan merogoh nya dari balik jilbab, tapi pemulung itu memperhatikan setiap gerakannya.
172Please respect copyright.PENANAOARQfS4371
"Kau belum terbiasa," ujarnya, suaranya dalam. "Tapi nanti juga akan biasa."
172Please respect copyright.PENANASDQJKwWmgA
Fatma tidak menjawab.
172Please respect copyright.PENANALShqn042hA
Ia merasa terperangkap.
172Please respect copyright.PENANAuCEzkmubN1
Tapi yang lebih mengerikan—
172Please respect copyright.PENANAHlgAXl9TM6
Sebagian dirinya mulai menerima ini.
Lampu minyak di gubuk itu berkedip-kedip, menerangi bayangan mereka di dinding.
172Please respect copyright.PENANAoqsVrfz0GF
Pemulung itu berbaring di tempat tidurnya, memejamkan mata, tapi Fatma tahu—
172Please respect copyright.PENANASpiPGaqPB2
Dia tidak tidur.
172Please respect copyright.PENANAUe8rOITWyH
Dia menunggu.
172Please respect copyright.PENANAis7dZGTZOw
Dan Fatma?
172Please respect copyright.PENANANZgmowZl5x
Ia berbaring di atas kardus, mencoba mengatur napas.
172Please respect copyright.PENANAeNplTU7wdW
Bersiap untuk malam pertamanya di dunia yang sama sekali baru.
172Please respect copyright.PENANAz0o27a8Bmj