
#1
121Please respect copyright.PENANApbOxzlWfNn
Lebaran merupakan momen yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Termasuk bagi saya. Namun di usia 23 tahun seperti saya ini, kadang ada hal yang kubenci saat bertemu saudara. Yakni ketika mereka bertanya “Kapan nikah?” atau “kerja di mana?”. Jujur aku kesal banget ketika ditanya begitu.
Karena setelah lulus kuliah setahun yang lalu, saat ini saya masih nganggur. Masih belum nemu pekerjaan yang pas meskipun saya adalah lulusan dari universitas ternama. Ketika masih nganggur, tentu belum kepikiran untuk nikah dong.
Jadi menurutku, tak salah jika aku kesal jika ada dua pertanyaan tersebut ketika bertemu saudara saat silaturahmi. Tapi mereka sebenarnya juga tak salah bertanya begitu. Mungkin saja itu sekadar basa-basi atau mereka juga ingin tahu kabarku.
Pada lebaran kali ini pun aku menghindari bertemu saudara. Ketika diajak ke rumah saudara untuk silaturahmi oleh ayah dan ibu, aku menolaknya dengan seribu alasan. Kadang alasan capek atau lainnya.
Namun ketika saudara yang datang ke rumah, tentu aku tak bisa menghindari mereka. Mau sembunyi di kamar, oleh ibu selalu diobrak-obrak untuk menemui mereka, walaupun hanya sekedar untuk bersalaman, lalu kembali ke kamar.
Untungnya, pada lebaran kali ini ayah dan ibu tidak mudik ke kampung halaman. baik itu ke kampung ibu atau ke kampung ayah. Alasannya, ekonomi kami sedang tidak baik-baik. Usaha ayah, sedikit ada kendala di tahun ini. Namun kayaknya bukan ayah saja, ekonomi Indonesia dan dunia kayaknya juga sedang tidak baik-baik saja.
Di hari raya kelima, kami dapat kabar jika keluarga pakdhe (kakak kandung ayah) yang berada di kampung akan datang ke rumah kami. Mereka berniat silaturahmi sekaligus berwisata di sini. Juga akan ke rumah saudara lainnya.
Mendapat kabar ini, aku kembali gusar. Apalagi ayah menyuruh keluarga pakdhe untuk menginap di sini. Memang rumah kami cukup besar, ada beberapa kami yang kosong. Sengaja, untuk antisipasi ketika ada tamu yang mau menginap.
Kedatangan keluarga pakdhe ini tentu bakal menyedot energiku. Aku harus siap mendapat pertanyaan random dari mereka. Tapi mau gimana lagi. Memang ini adalah momen lebaran. Aku tak bisa menghindari ini. Tidak mungkin aku kabur dari rumah ini untuk sementara waktu.
Oh ya, mendapat kabar pakdhe sekeluarga akan datang, aku jadi teringat anak kedua pakdhe, namanya Siti Fadilah. Atu kami akrab memanggilnya Dila. Aku sudah lama tidak berjumpa dengannya. Padahal dulu pas kecil, aku selalu bermain dengannya ketika ayah dan ibu masih tinggal di kampung dan belum merantau ke sini.
Terakhir aku ketemu Dila beberapa tahun lalu, saat dia menikah. Kami sekeluarga datang ke pernikahannya. Dia nikah muda di usia 19 tahun. Memang kalau di desa, menikah di usia muda itu adalah hal wajar. Namun sayangnya, pernikahan mereka tidak awet. Setahun kemudian Dila dan suaminya bercerai. Tapi aku tidak paham betul masalahnya.
Padahal, kalau kulihat–kulihat, Dila ini adalah wanita yang cantik dan pendiam. Tapi entah, kenapa ia malah ditinggal oleh suaminya. Aku sempat dengan cerita dari ayah dan ibu sekilas, mereka dijodohkan, tapi kemudian tak cocok dan memilih untuk berpisah. Tapi tak tahu juga, apa masalah sebenarnya, aku belum dengar ceritanya dari Dila.
Ketika masa remaja, aku sempat jatuh hati pada Dila. Karena melihat kecantikannya yang natural. Kecantikan cewek desa yang tanpa make up. Dia berkulit putih seperti ibunya, kemudian terlihat manis. Tak bosan jika memandangnya. Karena dia sepupuku, tak mungkin aku berniat memacarinya. Apalagi kami juga akhirnya jarang bertemu saat aku pindah ke kota ini.
Selain itu, Dila juga sempat di pesantren. Lalu lulus dari pesantren, dia dijodohkan oleh orangtuanya. Meskipun pada akhirnya perjodohan itu pupus di tengah jalan. Namun Dila dan mantan suaminya masih belum dikaruniai anak.
Sebenarnya aku beberapa kali melakukan komunikasi dengan Dila melalui Instagramnya. Aku kadang iseng komen di postingannya. Atau kadang juga berkirim DM ke dia, bertanya kabar dan lain-lain.
Malam ini, aku coba cek-cek akun instagramnya lagi. Kulihat beberapa foto terbarunya. Ia mengunggah beberapa foto saat momen lebaran bersama keluarga atau foto sendirian. Kulihat dia malah tambah cantik di fotonya. Dengan memakai gamis serba warna putih dan kerudung putih, kecantikan alami Dila sangat terpancar dengan jelas.
Utamanya yang kusuka dari dia adalah, bulu matanya melentik alami. Kemudian sorot matanya tajam dan bibirnya tipis berwarna merah jambu alami. Aku jadi kepikiran, kenapa cewek secantik Dila ini jadi janda muda. Kenapa suaminya dulu tidak mempertahankan dia? Tapi ya sudahlah, itu urusan pribadi mereka.
Setelah melihat foto-fotonya, aku pun nge-DM dia.
“Dila, apa kabar?” tanyaku.
Namun beberapa jam aku harus menunggu balasannya.
“Maaf lahir batin mas. Kabar Dila baik mas. Mas Adit gimana?” balasnya setelah aku menunggu lama.
“Oh iya, maaf juga kalau ada salah. Kabarku juga baik-baik saja. Oh ya, katanya besok sekeluarga mau ke sini? kamu ikut gak?” tanyaku, penasaran.
"Aku nggak ikut mas," jawabnya bikin aku kecewa
"Kenapa? Nggak diajak?" tanyaku.
"Diajak kok mas. Tapi kalau perjalanan jauh, aku biasanya mabuk di mobil. Taku mabuk. Hehe," katanya.
"Ikut dong… kan bisa minum obat sebelum berangkat biar gak mabuk perjalanan," aku kecewa Dila tidak pasti ikut.
“Kenapa emangnya mas kalau aku ikut?” tanya dia.
“Kan kita lama tidak berjumpa. Kangen… Haha,” godaku.
“Eh Mas Adit bisa aja. Masih aja suka ngegombal,” katanya.
“Hahaha… pokoknya kamu harus ikut ya,” kataku.
“Ih maksa ya, emangnya kalau ikut, mau dikasih apa? dikasih THR? Haha….” tanyanya.
“Aku masih pengangguran. Jangan tanya THR. Haha,” jawabku.
“Gak.. gak… bercanda kok mas. Lihat keputusan besok mas, jadi ikut apa enggak,” katanya.
“Ikut ya, nanti kuajak main di sini deh. Ingat kan kita pas kecil sering main bareng?. Pas udah gede kok udah jarang main bareng. Haha,” kataku.
“Iya ingat-ingat mas. Tapi kan Mas Adit sudah pindah ke kota. Jadi kita jarang ketemu,” jawabnya.
“Ingat juga gak, kita pas kecil kita sering mandi bareng? Haha” godaku, mengingatkan dia ke masa kecil kami yang sangat membahagiakan. ***
121Please respect copyright.PENANAlSaavpyjqY