x
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTuk10tC7L
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5vMssRyZA
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXZsfTZi7x
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn9OaxEjcUe
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZoTk4G1u5
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Dk4NE2Rmf
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsg7tyalqXb
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOy7uemmZDl
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJBcCMpTMu
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzBZwHLB3D
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhe3AYlMDQ
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWW5YhknOi
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNrmpO52GS
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIAeEudQQ3
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDdSFdJOCyV
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhKG2xAtyDa
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTvwttndl11
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccXhs3lDUe
__________
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVdwDQaxAF
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKbKNMiaa7
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRAwvytfJj
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxn6GR0qecQ
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKnAJplHNe
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj70GQ5Rm2Q
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYcKEhFphO
___________
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5c85VqaazZ
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojoD1wRxYY
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZbr1UrxrW
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRNDDEoZ9fX
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxRaz3Qwqw
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6i0r5GY5Y
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVIhh3N46B5
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh57KBVTTsg
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQeIMw83fux
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsYdmuTqKp
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrCB7F0b5H5
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oSRYQl8NY
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72QAMQGbtX
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXUElJtP78E
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7BUTrR7Gh
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHs46QhUGR4
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapX0yH8jF0
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnl8hElP0nB
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXbIjtiZ1Hp
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdeYrZtDrxB
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlw2w9Wt6Wz
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4v5Yx5cJX
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEiaitoHpIA
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtt5DYRF10Z
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpig1sOqwHS
Ia jatuh cinta.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbc0Klmie6
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1476Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtf4ryhB4J
