892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHrX9HucLo
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ56q76eg3h6
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5R8isV6CJM
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2nex6tcxUS
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0S7HSkabl4
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVt0W37t9F
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3KQRj27u06
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzASXMhA3pf
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiA4HRqb7wi
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWs8bXJk6M
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JkGgN1rMU
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdz1o6xBwj9
“Via, sayaang..”
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMVqJeUnRC
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfHqO7SWRy
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlCS6GROuin
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyqOinhEXdq
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrUMpkVkfls
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTj96JrS9D
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeN6Hcis5Vy
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZy4eJSiar2
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1nlgZIOOW
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrokhbeac07
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYwaFc48U22
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67Sp94vDgL
_-
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviqfwTEH4t
----
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLYnyyHhbI
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSN9Ozi8jDo
'Tink tink...'
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCgXfYsu0t
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthLgXRZAMS
.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMnbiwZmENg
.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqP4St8wFV
.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdq2B8QCvhK
'Tink tink...'
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJguN8WOCJh
Hmm..
.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaK4LuDPxvx
.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuaHEcVVVrM
'Tink tink!!!!!'
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbWu1Oa4pz
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1eFxEY1Sng
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡro0zXdh0kn
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtT1TfPQVO2
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUm4Vn7iyS
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nLsFGKU3b
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqX5rlZ4wGb
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQf5gEkFOzJ
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTxMy8PQJ5
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NY37MhaSO
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ89fZ3mK4m1
"Oke.. terima kasih."
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGaYI24RcF0
'Tuut.. tuut..'- putus.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvUs436rsC
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2X0qk2EbrE
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzosoa3NhMX
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Axnc1hYuT
Kepada: Hmm-892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡelWTGaZ4Rs
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBm0ZiKdx4y
Tak berselamg lama..892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWUYkYc06v8
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRjJCZWsc5
Dari: Hmm-892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7o2Rix1cq
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugKHECOPkR
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEjGzHIlUG
Kepada: Hmm-892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFWFOLdOgn
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlINg3GGZe
Hanya sekitar semenitan..
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhr2OOFrnr
Dari:Hmm-892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGeIvTD5WX0
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLQvo9xzcK
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomxph8PoKr
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwep5TvSx1Y
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2xvfok8fG
----
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEd04KSNojB
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vBaE8Xemq
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRJpvcPcTIY
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPMwa8F4Fiy
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEM1QOwyMS
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCB9k91AUAg
….
…
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOkjJlQzRRH
Hmmhh..
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3BvV9kFE8V
"VIAA!!!"
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡafUZTGhhP9
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHXf0sK784
Sebentar...
Malaikat?892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6FfVtZovb
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9mb6WcLeCE
Tampan?
Jangan bilang kalau…
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeAcZyrCAa4
892Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFQ5xu7G1cn
