×

Penana
US
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
campaign Request update 0
Report this story
#cuckold #pasutri #istribinal
G
3.5K
3
0
4.4K
0


BInalku Gairahkan Suamiku

Cantik, sexy & berani, itulah aku. Ga tinggi-tinggi amat, berat 160cm, beratku 48an kg, bra 34C, ga gede-gede amat sih, tapi ga kecil juga. Body ramping. Muka oval, oriental asian face… dengan rambut panjang sepunggung yang di cat dark brown.


Sebelumnya kenalin, namaku Vivy, umurku 26thn, married dengan cowok yang sanggup memenuhi semua kebutuhanku. Namanya Hendra, berumur 32 tahun dan seorang Bisnisman yang selalu sibuk dengan segala macam urusannya.


Sebelum married, aku ga punya kerjaan tetep, kadang aja ada yang nawarin kerja sebagai SPG, mulai dari Rokok ternama sampai produk Automotive. Kadang-kadang ada yang meminta untuk handle penjualan/pameran property. Selama fee-nya kurasa sebanding, aku ga menolak. Aku ga betah bekerja terikat di suatu perusahaan, lebih suka bebas. Sampai aku married, my hubby memintaku untuk pensiun dan stay at home.


Aku tinggal di kawasan pemukiman yang terbilang elite dengan segala macam fasilitasnya. Rumah kami pun bertype tunggal dengan halaman yang cukup luas. Aku merasa nyaman dengan kehidupanku, terkecuali jenuhku yang belakangan datang melanda. Aku terbiasa hidup bebas, bekerja, jalan-jalan, shoping, hangout sampai dugem. After married, my hubby melarangku untuk “mengulangnya”.


Pernah suatu ketika aku memohon kepadanya untuk mengijinkanku bekerja, dia hanya menjawab, “You’re mine now, beibs…” My hubby cukup tahu pekerjaanku di waktu silam, mungkin juga segala keliaranku. Aku pun menghargainya karena dia mau menerimaku apa adanya dan juga takut kehilangan semua yang kunikmati sekarang. Diapun tak mempersoalkan kesucian diriku karena aku sudah berkata sejujurnya. Bekerja sebagai “contract girl” menuntutku dan menyeretkan untuk melakukan apa saja demi fee atau bayaran yang kuterima. Yupps… aku pernah tidur dengan beberapa orang, aku rela berpakain seronok sesuai pekerjaanku, bahkan… aku rela difoto bugil untuk beberapa klub fotografer mesum yang berkedok sebagai “fotografer”, hihihi.


Di rumah, aku tinggal seorang diri. Rumah besar dengan segala macam perabotannya. Hanya seorang pembantu dan suaminya yang menempati kamar di belakang yang merawat dan membersihkan rumahku. Aku sendiri tidak perlu bekerja di rumah, sudah ada yang mengurusku. Jadilah aku seorang house wife yang lonely. My hubby sering pulang malam dari tempatnya bekerja. Terkadang memeriksa laporan keuangan dan transaksi atau juga menemani beberapa client, sekedar makan malam atau mencari hiburan di pusat kota bersama clientnya.


Jika malam menjelang, aku hanya duduk sendiri di ruang tengah ditemani rokok dan segelas wine ataupun sekedar minuman hangat. Sering gairahku tiba-tiba melonjak dan aku hanya bisa menahannya. Paling hanya menelpon my hubby dan bertanya ada dimana dan kapan pulang.


Seperti malam ini, aku menelponnya.


“Hi, honey… where are you?”


My hubby bilang dia sedang berada di pusat kota menemani client makan malam dan menyenangkan hati mereka.


“Oww… with some chicks honey?”


“Yup, honey… for my client, not for me,” kilah my hubby. “Ga ada apa-apanya dibanding kamu,”


Yah… setidaknya my hubby jujur mengatakan posisinya berada dan ga sembunyi-sembunyi mengunjungi tempat-tempat seperti itu. Tiba-tiba terlintas ide di kepalaku.


“ You know honey, let me entertaint you, tonight.”


“How? I’m still stuck here,” My hubby bingung.


“I’ll come for you, only half hour to prepare and half hour again to get there.”


“Ga usah, beibs… its okay, I’m fine here.”


“Hey… Cuma nambah satu chick lagi kan, spesial chick for you, only for you. You said you can’t enjoy the party becouse I’m more than them, come on baby…” aku merengek kepada my hubby. Akhirnya my Hubby menyerah dan memberitahu posisinya dan roomnya. Dia akan mengirimkan mobil dan sopirnya segera.


Aku langsung berlari menuju kamarku, aku mengambil gaun pesta pendek, well… sedikit menerawang. Karena pada dasarnya aku sudah horny, sengaja aku mengambil gaun yang menurutku paling sexy. Gaun tipis dari bahan chifon tipis yang diikatkan pada tengkuk leher, terbuka di bagian depan hingga perut, pentupnya hanya helaian kain bagian depan yang menutup my boobs.


Totally backless… hanya menutupi bongkahan pantat ke bawah dengan longgar, tidak ketat dan berkibar karena bahannya tipis, belahan pantatku terlihat dan menyembul karena dressnya aku tarik ke bawah. Aku pakai G string merah dengan T-back pengikat tali pinggang dan selangkangan dari bahan perak mengkilap. Ketika kukenakan T-Back di atas belahan pantatku melewati gaun yang menutup pantarku. Well… so bitchy tonight. Aku ingat ketika aku masih lajang dan suka hangout bersama gank-ku dulu dan memakai pakaian sexy begini. Tak lupa aku membawa pakaian kejutan buat my hubby.


Tapi… sepertinya aku butuh sedikit “tester” deh. Hmm… di rumah tidak ada korban. Tidak ada ide lagi, akhirnya aku berteriak dari ruang tengah setelah lampu ruangan tengah kunyalakan dan terang benderang, “Bang Mamattt…” aku memanggil suami pembantuku.


Bang Mamat datang tergopoh-gopoh. Aku sengaja berdiri membelakanginya sambil menghadap cermin besar di ruang tengah. Aku tahu Bang Mamat sudah berdiri di belakangku. Kubiarkan dia sejenak menikmati pemandangan indah. Usianya sekitar 40 thnan dengan badan kurus, tapi sejenak aku melirik ke bagian bawah tubuhnya dan tersenyum melihat ada tonjolan di balik sarungnya. Dari belakang, aku seperti tidak mengenakan apapun dari punggung ke bagian bawah, bahkan belahan pantatku sedikit terlihat ditutupi tali G-String. Bang Mamat rupanya salah tingkah melihatku seperti itu. Yess... sudah cukup OK sepertinya.


Kurasa cukup dan aku lalu berkata, “Bang, saya pergi ya mau jemput Bapak… tolong kunci pintunya yah. Saya bawa kunci cadangan, nanti gampang bisa masuk sendiri.” Aku bisa sih mengunci sendiri tapi sengaja aku panggil Bang Mamat untuk sekedar pamer body dulu. Aku berbicara sambil terus membelakangi Bang Mamat


“I-iya, Nya…”


Aku langsung membalikan badanku dan berkata, “Ayo anter saya ke gerbang depan…”


“Sekarang, Nya? Tidak ganti baju dulu?” dengan gugup bang Mamat bertanya.


Aku tersenyum mendengar pertanyaannya, ohhh… alangkah lugunya, tidak mengerti model clubbing dress yang aku kenakan ini. “Kenapa? Baju ini jelek?” aku memancingnya.


“Tidak, Nyonya… bu… bukan begitu… saya kira ini baju rumah…” tukas Bang Mamat.


“Ohh… ini baju pesta, udah agak lama sih jarang saya pake, nanti akan sering-sering saya pake baju-baju yang model begini. Bagus ga?”


“I-iya, Nya…”


“Ya sudah, antar saya ke depan dan buka pintunya,”


“Ba-baik, Nyonya…”


Bang Mamat berlari ke pintu dan membukakannya untukku. Mobil jemputanku belum datang, aku mengobrol dengan Bang Mamat di pintu pagar sambil menunggu mobil. Aku melihat jakun lelaki 40 tahun ini trus menerus meneguk liurnya, entah apa yang dipikirkannya saat ini.
favorite
coins
0 likes
Be the first to like this issue!

X
Never miss what's happening on Penana! Close