
#########
Cerita ini lanjutan jika Anda menolak menjadi gundik resmi si Pak Tua Trisno
Cerita ini singkat dan tidak ada kegiatan ena-ena di dalamnya karena part ini hanya untuk bridging cerita (jembatan)
54Please respect copyright.PENANAI4Neo35EF0
Seperti layaknya hidup dalam dunia nyata, setelah bertemu pilihan
Dalam waktu singkat, Hana dihadapkan dengan pilihan lain.
Meski pilihannya simple tapi dapat berdampak pada apa yang akan terjadi kepada si Nymphomaniac penyuka pria lansia kita ini.
54Please respect copyright.PENANAdpCCSIo0b0
Pilih dengan bijak
54Please respect copyright.PENANAYJmXXjYcjQ
#########
54Please respect copyright.PENANAqrdjpPWsLR
54Please respect copyright.PENANAOGbUYgtMZM
54Please respect copyright.PENANAtskkVW6tFl
54Please respect copyright.PENANA9jvL20yFE5
54Please respect copyright.PENANA4GT435gQoZ
54Please respect copyright.PENANAtknjUzSo64
54Please respect copyright.PENANANp8iZTGqfV
54Please respect copyright.PENANAwMEtorl9Gi
54Please respect copyright.PENANAD7J0BJ8ve9
54Please respect copyright.PENANAkdtyrWCMRV
54Please respect copyright.PENANAN7VH22LVIF
54Please respect copyright.PENANAxNajuPW608
54Please respect copyright.PENANAzCBYG1xAVv
54Please respect copyright.PENANAg9QZpT6WFF
54Please respect copyright.PENANANqS1GhAgs6
54Please respect copyright.PENANAUCdOgwLnMM
54Please respect copyright.PENANAjeQxRxLDN2
54Please respect copyright.PENANA9Ugi41MG9s
54Please respect copyright.PENANA5sgDNfiZdH
54Please respect copyright.PENANAKUeXSLwYSD
54Please respect copyright.PENANAev8OXOIpxl
54Please respect copyright.PENANA5WQkAMgojT
54Please respect copyright.PENANARnxJuOvOHR
54Please respect copyright.PENANAlyvXYfdrT6
54Please respect copyright.PENANATi0mu832xx
54Please respect copyright.PENANASA4VGHKmvt
54Please respect copyright.PENANA2WtORvCdGL
54Please respect copyright.PENANAbOmpcWF0Kw
54Please respect copyright.PENANAWhtfMyuq9h
54Please respect copyright.PENANAoyDcWvy2ms
54Please respect copyright.PENANAqNi5gi4Hw9
54Please respect copyright.PENANAHEKZ2KUAyn
54Please respect copyright.PENANAcrt2ARoNYV
54Please respect copyright.PENANAT1BB4UMF0k
54Please respect copyright.PENANACdNMwR5oEr
54Please respect copyright.PENANAfFBhhEIIQs
54Please respect copyright.PENANA79YJSAYNOH
54Please respect copyright.PENANA9D9ipLExkJ
54Please respect copyright.PENANAAkMmGwR6zP
54Please respect copyright.PENANALfMt7GWUhH
Hana Masih Kepikiran Jawaban ke Pak Trisno
54Please respect copyright.PENANAYhHEfmOgnK
“Maaf, Mas....Hana mau banget tapi Hana punya masalah besar dan memang rencana hanya beberapa hari saja, sekali lagi maafkan Hana ya, Mas”.
Teringat atas jawabanku saat itu ke Pak Trisno.
Bukannya aku tidak mau menjadi istrinya yang menemaninya setiap hari dan mempunyai ‘rumah’ kembali, tapi aku sangat takut kalau nanti terlacak dan Pak Trisno jadi terseret dengan masalahku.
Akhirnya aku kembali berpergian dan menginap berganti-ganti hotel dan berpindah-pindah area sampai sekitar 10 harian.
Aku mulai bingung apa yang harus kulakukan, apa hidupku akan terus menerus nomaden seperti ini?.
Aku mau mencari hotel yang agak jauh, jadi aku mampir ke warnet terlebih dulu.
Ya meski agak susah zaman sekarang untuk mencari warnet tapi aku masih bisa menemukannya.
Susah juga ya kalau tidak ada hp, mesti bertanya ke penduduk sekitar dan tentu kalau yang kutanya laki-laki, pasti ada saja modus mau mengantarku lah, mau nemenin aku lah, malah ada yang menawarkan rumahnya untuk tempat menginap.
Ya seenggaknya masih positif sih, karena gadis muda yang cantik dan dengan tubuh sintal pasti banyak yang mau bantu...hehehe...
Saat sedang mencari-cari hotel, aku membuka emailku, aku iseng mengirimi email ayahku untuk sekedar memberikan kabar bahwa aku baik-baik saja dan menanyakan kabarnya.
Huft, aku sudah melakukan ini berkali-kali tapi aku tidak pernah mendapatkan balasan.
Karena rasanya aku sudah jenuh mencari-cari hotel tiap saat, aku pun hanya merefresh page-page saja.
Halaman email juga aku refresh, tapi tiba-tiba ada angka 1 di inbox emailku.
“eh kok?”, aku penasaran. Aku klik inboxku.
“eh dari email ayahku...”.
“Hana sayang...
Maaf kalau kamu harus menerima pesan otomatis ini.
Ayah sudah mengurus permasalahan tentang orang yang ngejar-ngejar kamu.
Sudah selesai semua, kamu tidak akan dikejar-kejar lagi dan kamu tidak perlu hidup dalam pelarian lagi.
Semua sudah beres, kamu bisa melanjutkan hidup seperti biasanya.
Ayah di sini juga baik-baik saja, tapi maaf, Ayah masih belum bisa bertemu kamu karena suatu hal.
Pak Aryo pun sudah Ayah kabari.
Ayah kirimkan uang sisa dari urusan Ayah, sekitar 300 juta.
Sebenarnya Ayah ingin sekali bertemu kamu dan menemani kamu melanjutkan kuliah, tapi sepertinya Ayah baru bisa menemui kamu tahun depan.
Maafkan Ayah, tapi kamu sekarang bisa tenang dan melanjutkan pendidikan kamu.
Semoga kamu dan Ayah bisa bertemu secepatnya dan dalam keadaan sehat semua.
Mohon jangan di balas email ini karena Ayah tidak akan menggunakan email ini lagi.
Salam sayang sepenuh hati, Ayah...”.
54Please respect copyright.PENANAMOHe15G23l
Tanpa sadar, aku pun menitikkan air mata.
“Ayah....”, lirihku pelan seraya menutup mulut menahan suara tangis yang sekiranya bisa saja keluar dari mulutku.
“War is over....”, seakan potongan lagu tersebut menggambarkan kondisiku sekarang.
Aku segera mengatur nafas, menyeka air mata dan mengontrol emosi.
Namun, bukan emosi sedih atau gimana, lebih kepada emosi lega luar biasa.
“Mbak nggak apa-apa?”, tanya operator warnet ketika aku berdiri di depannya untuk membayar billing warnet, mungkin melihat mataku yang sembap.
“nggak apa-apa, Mas...ini air mata bahagia kok...”, jawabku dengan penuh senyuman lepas.
Dia sedikit terdiam namun dari ekspresinya sih, nampak terpana dengan senyumanku.
“Mbaknya sendiri aja?”.
“iyaa, Mas...”, jawabku sambil menunggu kembalian.
“bukan orang sini ya?”.
“iya, Mas...cuma habis liburan aja...”, jawabku dengan perasaan penuh lega.
“Mbaknya selebgram ya?”.
“Oh bukan sih, Mas, kenapa emangnya, Mas ?”.
“ah nggak, Mba. Soalnya Mba cantik banget...”, jawabnya terang-terangan.
“makasih loh, Mas...”, jawabku ramah.
Mungkin kalau aku belum terima kabar itu, aku bakal semprot si mas-mas satu ini.
“Saya boleh minta IG nya nggak, Mba ?”.
“oh boleh, Mas”.
Aku pun memberikan id IG ku karena mood hatiku sedang senang.
Keluar dari warnet, entah kenapa suasananya terasa lebih sejuk dan adem, udara terasa lebih hangat menenangkan.
Mengetahui kalau sekarang aku sudah aman dan tak hidup dalam pelarian lagi, aku memutuskan satu hal yang langsung terpikirkan olehku, beli handphone lagi.
Aku segera pergi ke mall dan toko resmi offline untuk membeli handphone yang tidak terlalu bagus tapi tidak terlalu murahan juga, tier tengah lah pokoknya.
54Please respect copyright.PENANAmK4GJTG5Lw
Hana Bergegas ke Bandara
54Please respect copyright.PENANAd61cfBv87U
Kemudian, hal berikutnya yang langsung terpikirkan olehku yakni tempat tinggal.
Karena aku sudah singgah ke beberapa kota selama pelarianku, aku punya beberapa pilihan kota tapi aku sudah memutuskan untuk menetap di salah satu kota yakni kota yang terkenal sering hujan.
“Yosh...saatnya berangkat...”.
Aku pun segera ke bandara, beli tiket on the spot untuk berangkat ke kota tersebut.
Aku pun bisa tertidur di pesawat, pasti karena sekarang hatiku sudah merasa tenang sekaligus aman.
Sesampainya di bandara, aku pun beristirahat dulu di bandara, memesan taksi online dan menuju 3 lokasi perumahan yang sudah kucari sebelum naik pesawat.
Gila juga ya, langsung cari rumah di hari yang sama mendapatkan kabar, mungkin sangking muaknya hidup dalam pelarian.
Apalagi aku ada tabungan dari transferan Pak Aryo yang memang sengaja kutabung dan ditambah dengan transferan dari Ayahku sebesar 300 juta, berarti di tabunganku ada sekitar 1.2 M.
“Maaf ya, Pak Aryo. Uangnya aku pake dulu...nanti aku ganti secepet mungkin”.
Aku pun sampai di tempat perumahan cluster pertama yang kutuju.
Tentu bukan cluster yang mewah dengan rumah-rumah yang luasnya lebih dari 150m2, budget aku aja hasil dari pinjam uang Pak Aryo.
Dan aku berencana untuk membagi beli rumah cash sebesar 800 jutaan, motor listrik 30 jutaan dan sisanya untuk bertahan hidup karena aku tak tahu apakah Pak Aryo masih mengirimkan bantuannya atau tidak.
54Please respect copyright.PENANAaXb32dl9wy
Yah, setelah bertemu dengan marketing 2 lokasi perumahan, sekiranya cukup untuk hari ini karena pas aku sampai tadi sudah tengah hari, jadi sudah lumayan sore saat aku selesai lihat-lihat di perumahan kedua, aku pun kembali menginap di hotel terdekat dari lokasi perumahan terakhir yang kukunjungi.
Esok hari pun menjelang, setelah sarapan, aku pun sedikit berolahraga di kamar.
Aku berdiri di depan kaca yang tingginya sebadan, mungkin karena hotel yang sedang kutempati sekarang cukup berkelas dan memang agak unik, aku agak kaget juga ternyata ada kaca sebadan di kamarnya.
Aku melihat diriku sendiri yang berkeringat karena habis berolahraga.
Bukan bermaksud aku narsis atau apa, tapi kulit putih mulusku berkemilauan cahaya dikarenakan keringat yang tersorot oleh matahari pagi.
Wajah cantik yang seperti model douyin China, aku pernah search ternyata wajahku mirip sekali dengan model China dengan nama panggung Mini Da Meng Meng, ditopang dengan tubuh yang sintal, lekukan tubuh jam pasir yang seakan memang diperuntukkan untuk para lelaki dengan nyaman dan pas saat memelukku.
Kedua bongkahan pantatku yang bulat kenyal dan terangkat ke atas.
Dan dilengkapi dengan senjata utamaku yakni sepasang payudara berukuran 36D yang terpampang bulat kenyal dan kencang seakan menantang pria untuk mengusel-uselnya.
Aku tahu, kalau payudara seukuranku biasanya tidak akan bulat menantang, tapi lebih kepada menggantung, ini semua berkat teknik pijatan Pak Karso.
Mungkin seharusnya kedua buah daging kembarku ini tidak sebesar ini, mungkin hanya sekepal nasi KFC saja, namun karena pijatan Pak Karso setiap hari dan dilanjutkan olehku sendiri, terbentuklah payudara indahku saat ini.
Tak heran meski berpakaian lengkap dan cukup tertutup, para pria melihatku seperti singa melihat daging segar karena wajah dan tubuh sintalku ini seakan memang tercipta untuk menjadi umpan menggiurkan sekaligus ‘hiburan mata’ bagi para lelaki.
Aku yakin sebenarnya aku bisa saja mengincar artis atau pengusaha, menjadi istri yang diratukan dan hidup mewah dengan penampilanku ini.
Tapi, aku teringat dengan pesan ibuku bahwa setidaknya di zaman sekarang, perempuan harus berpendidikan tinggi juga sehingga tidak dianggap remeh apalagi dengan suami nanti.
Dan, lagipula kan seleraku beda, para pria-pria di penghujung umur hehehe.
Selesai asik tenggelam di pikiranku sendiri, aku membalas pesan di IG ku dari sekian banyak yang mengajakku berkenalan.
Dan tak sedikit pula, ada pesan dari para lelaki yang kulihat di IG nya pun ada foto istri dan anaknya.
Dasar lelaki emang ya, lihat yang bening dikit, langsung saja tebar jaring.
Ada juga beberapa tawaran endorse.
Pesan IG yang kubalas cuma 2 jenis, yang tawaran endorse dan malah Om-Om yang IG nya agak norak, alias sebelum kaum milennial yang coba-coba pakai IG. Hehehe
54Please respect copyright.PENANAl6fLnl0oOd
Usai mandi dan bersiap, aku pun segera bergegas menuju 1 perumahan terakhir lagi yang menjadi incaranku.
Karena memang agak jauh, aku pun mesti berangkat dari pagi.
Aku menggunakan taksi online karena biasanya kalau aku menggunakan transportasi umum lainnya, pasti aku dilihati.
Mungkin disangka artis, influencer, atau semacamnya yang membuatku merasa agar tidak nyaman.
Memakan jarak tempuh sekitar 1 setengah jam dari hotelku, sepertinya perumahan ini memang cukup jauh dari mana-mana.
“Mba Hana ya?”.
“iyaa...ini Pak Rudi ya?”.
“yaa betul, Mba...sendiri aja, Mba? Nggak sama suami ?”.
“ah...saya belum nikah, Pak...”
“ooh kalo gitu...Mba lagi cari-cari rumah buat nanti sama calon ya?”.
“nggak juga sih, Pak...pacar aja nggak punya...”.
“waaw...berarti Mba Hana emang cari rumah buat sendiri gitu?”, tanyanya sambil senyum.
Entah kenapa, aku merasa kalau Pak Rudi seakan lega dan ada niatan tertentu setelah aku bilang masih sendiri atau memang marketing rumah seperti itu ya?
“kalau gitu...saya tahu tipe yang tepat untuk Mba Hana....”.
Aku pun ditemani Pak Rudi untuk melihat-lihat unit dengan tipe yang menurutnya cocok denganku.
Entahlah memang dia agak-agak mesum atau gimana, tapi dia selalu cari kesempatan untuk memegangku, lengan atau pundakku.
Terpaksa, aku agak menjaga jarak karena maaf ya, meski menyimpang yakni suka dengan lelaki di penghujung usia, tapi aku tidak suka jika baru pertama saja sudah mesum.
Mengkesampingkan itu, perumahan yang kukunjungi ini memang cukup jauh dari mana-mana tapi masih ada sih beberapa fasilitas seperti tempat ibadah, sekolah, minimarket, dan lain-lain, cuma hanya jauh dari pusat kota.
Untuk row jalan pun sangat lebar, bisa 3 mobil sekaligus.
Dan mungkin karena jauh dari pusat kota, untuk budget yang kupunya ternyata masih dapat unit dengan tipe luas tanah 120m2, lebar 8 dan panjang 15m dan 2 lantai pula.
“nanti berkabar ya, Mba...”.
“iya, Pak Rudi. Terima kasih ya untuk house tour nya....”.
“kalau Mba Hana juga butuh sekedar teman ngobrol atau teman ngopi...saya juga siap kok, Mba...”.
“aah...ii..ya, Pak...”, jawabku agak awkward.
54Please respect copyright.PENANADrw33XWV0V
Secepat mungkin ku tinggalkan Pak Rudi karena beberapa kali kulihat dia curi-curi pandang kepadaku, dan sepertinya dia sangat ingin sekali ‘berkenalan’ lebih dekat dengan kedua daging kembarku yang kenyal menantang ini.
Hmmm...aku jadi bingung, dari ketiga area perumahan cluster tersebut, semuanya punya tipe yang masih budget dan sesuai keinginanku.
54Please respect copyright.PENANAHrN4zgjXm4
Lokasi pertama, terletak di dekat kawasan industri, dikarenakan aku tak tahu apakah dukungan finansial dari Pak Aryo atau Ayahku akan berlanjut atau tidak, lebih baik aku mencari kerja terlebih dahulu berbekal ijazah SMAku.
Siapa tahu karena lebih dekat dengan area industri, jadi ada pertimbangan positif ketika aku melamar.
Lokasi kedua, terletak dekat area kampus yang cukup terkenal di kota hujan ini dan cukup dekat antara versi negeri dan versi swasta nya.
Aku harus mengutamakan pendidikan dulu sehingga nantinya bisa lebih banyak pilihan ke depannya, aku tidak bilang pilihan jadi mudah ya, setidaknya aku bisa mempunyai cabang pilihan lain nantinya.
Lokasi ketiga, perumahan tadi, dengan marketingnya yang mesum, yang melihatku lebih sebagai ‘pabrik susu’ berjalan.
Mungkin, kalau kugoda dikit, dia bisa beri diskon lebih sehingga aku masih punya cukup uang untuk membeli mobil listrik, dan aku bisa menjadi taksi online seraya tetap melanjutkan pendidikan, mungkin dengan kelas malam atau sebaliknya.
Tapi ya itu, sangat jauh dari pusat kota, meski perumahan itu jatuhnya adalah cluster perumahan mandiri.
54Please respect copyright.PENANAm7i8SuvG8F
Jadi, tolong bantu aku, si Hana yang baru lepas dari pelarianku ini dan seperti terlahir dengan nafas baru untuk memiliki rumah tetap meski bukan di ibukota seperti dulu, perumahan mana yang harus kupilih.
54Please respect copyright.PENANAwqFtLIH2u0
Hana Pulang dari Kerja
54Please respect copyright.PENANABLMf8RRJvm
1.Lokasi Pertama, kemungkinan aku bisa mendapatkan pekerjaan.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 40%,
Kemungkinan Bad Ending : 50%
)
54Please respect copyright.PENANAb6AyeM9mCY
54Please respect copyright.PENANAiPX0YePwxF
54Please respect copyright.PENANAHAyp5AfEZP
54Please respect copyright.PENANAxMrM6sCRK6
54Please respect copyright.PENANAAAx9LgVhg1
54Please respect copyright.PENANAn893VuZhr5
Hana Kuliah
54Please respect copyright.PENANArWC03UVDTq
2.Lokasi Kedua, rumah yang cukup dekat dengan universitas ternama di kota hujan ini.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 95%,
Kemungkinan Bad Ending : 65%
)
54Please respect copyright.PENANASyPrUKGtRu
54Please respect copyright.PENANApXZ6UFlIrh
54Please respect copyright.PENANA72GGh2uT6E
54Please respect copyright.PENANAgFQOEBkF2E
Hana di Rumah Mewah namun Jauh
54Please respect copyright.PENANAREqsf12ZlN
3.Lokasi Ketiga, jauh dari mana-mana namun mungkin aku bisa mendapatkan diskon lebih sehingga aku bisa membeli mobil listrik, bekerja sebagai taksi online sekaligus melanjutkan kuliah juga meski bukan di kampus ternama.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 80%,
Kemungkinan Bad Ending : 85%
)