#sebelum hari yang ditentukan
Setelah membeli beberapa barang yang kubutuhkan, aku menelpon ayah ku untuk meminta beberapa uang untuk pindah ke sebuah perumahan untuk sementara, dengan alasan kost an ku akan dilakukan renov sementara, ayah ku menyetujuinya dengan cepat, kenapa? Karna ayahku sebenarnya seorang pemilik pabrik tekstil ternama di provinsi asal ku. Sebenarnya tanpa kuliah pun aku bisa tetap sukses karena akan mewarisi pabrik ayahku, karena aku pewaris tunggal.
Setelah mengkonfirmasi penyewaan unit perumahan yang lumayan jauh dari tempat tinggalku saat ini, bahkan bisa dibilang sudah beda kecamatan. Aku memindahkan barang barang ku, aku hanya membawa barang barang yang penting, seperti peralatan harian juga peralatan yang kugunakan untuk melakukan aksi ku. Setelah selesai beres beres akupun melihat suasana komplek perumahan ku, dan menghafal jalan jalan atau tempat yang mungkin akan berguna kedepannya. Unit ku berada di paling ujung, beruntung unit disekitar ku masih kosong belum berpenghuni. Tak teras hari yang ku tunggu adalah besok
Hari #1
Aku menghubungi ustadzah Nia melalui ponselku. Ku beritahu agar setelah ia mengantar ustadz Rozak untuk segera ke tempatku. Ku beri alamat rumah ku, tak lupa mengingatkannya dengan apa yang akan terjadi jika dia tidak menurut.
Waktu berselang menunjukkan jam 10.00. Terdengar suara bel. Ku intip dari jendela, ternyata orang yang ku tunggu, ustadzah Nia datang dengan mengendarai motor milik ustadz Rozak, ia mengenakan gamis panjang serta kerudung lebar di sertai cadar. Ku buka pintu dah ku persilahkan masuk, ia tak menjawab apa apa, ku lihat dari matanya, ia terlihat kesal. Ku suruh ia duduk di ruang tamu, aku menuju kamar ku dan mengambil barang barang yang akan kugunakan hari ini yaitu sebuah pakaian renang wanita bermodel one piece(bukan anime one piece), ditambah sebuah pantyhose atau mudahnya celana ketat tembus pandang,sebuah penutup mata, dan tak lupa sebuah dildo yang berukuran sedang.
Kuberikan pakaian renang, dan pantyhose kepada ustadzah Nia untuk ia kenakan di kamar mandi , kuberi urutan pemakaian nya, dan kusuruh ia menanggalkan pakaiannya dengan catatan jika ia memakai ikat rambut jangan dilepas. Ustadzah Nia langsung pergi menuju kamar mandi sesuai yang ku arahkan. Sambil menunggu aku mengunci pintu dan menutup gorden. Setelah berapa lama menunggu ustadzah Nia datang, aku kaget setengah mati, terpesona dengan keseksian, kerontokan dan kecantikan ustadzah Nia.
"Lihat apa kamu. " Ucap ustadzah Nia kesal
"Lihat apa lagi?, ya jelas tubuh ustadzah lah" Jawabku.
Aku menyuruh ustadzah berbalik badan. Setelah berbalik kututup matanya dengan penutup mata yang tadi ku bawa.
"K-kamu mau ngapain, mata saya ditutup buat apa. " Ucap ustadzah
"Udah liat aja santai lah. " Goda ku
Ku peluk tubuh ustadzah dari belakang, ku remas remas payudaranya yang besar yang mungkin lebih besar dari melon. Tak lupa aku mencium ustadzah dari leher sampai ke bibirnya, kulumat bibir ustadzah, ku buat agar dia tak melawan sampai tubuhnya terasa rileks. Setelah rileks ku ambil dildo yg telah ku persiapkan, ku turunkan pantyhose sampai ke lutut. Ustadzah Nia terkaget saat aku meraba memeknya.
"M-mau apa k-kamu" Ucap ustadzah Nia
Tanpa menjawabnya aku langsung menusukkan dildo ke memek ustadzah Nia. Ia ter sontak kakinya ia sedikit tegang.
"Akhhhhhhhhh" Desah ustadzah Nia
Ku naikkan kembali pantyhosenya, lalu ku beritahu suatu hal kepadanya.
"Bentar ya aku mandi dulu, jangan berpikir untuk melepas apa yang kamu pakai atau ga tau sendiri akibatnya. " Bisikku ku di telinga ustadzah Nia
"Eh eh jangan tinggalin saya kaya gini nanti kalo ada yang dtg gimana" Ucapnya.
Tanpa menjawabnya aku pergi menuju kamarku, mengambil sebuah remot yang tak lain untuk menghidupkan fitur dari dildo tersebut. Namun tak langsung ku hidupkan. Ku tunggu beberapa saat hingga ustadzah Nia rileks dan mencari tempat duduk. Setelah ustadzah Nia duduk, ku hidupkan dildonya ke getaran paling kuat. Ustadzah Nia kaget, tubuhnya seperti akan meloncat tinggi. Perut hingga kakinya bergerak acak seperti ikan menggelepar. Tangannya mencoba menahan dildo nya namun percuma.
"Akhh akhhh akhhhh eakhhhh ohhhh mphmmm" Desah ustadzah Nia menahan getaran dildo tersebut. Untuk sementara aku hanya menonton. Sampai ustadzah Nia terlihat akan muncrat.
"Khekhehehehe, gimana ustadzah mau muncrat cuman dari dildo? " Ucapku
"T-toloongghhhh hentikahhhh alat inihhh, akughhh udaghhhh ngga kuaathhhh. " Desah ustadzah Nia sambil mengeluarkan cairan dari memeknya.
Ku hentikan getaran dari dildo tersebut. Ku lihat pantyhose dan baju renang bagian bawahnya basah karena cairan dari memek ustadzah.
"Sekarang cepat jongkok seperti anjing" Perintah ku.
"B-baik" Ucap ustadzah sambil memposisikan diri jongkok seperti anjing
Ku keluarkan kontol kebanggaanku yang sudah berdiri tegak. Ku arahkan ke ustadzah Nia dan kusuruh ia mengulumnya. Tanpa menjawab ustadzah Nia mencoba untuk mengulum nya, dilihat dari cara nya sepertinya ia jarang atau bahkan belum pernah melakukan blowjob. Ku hidupkan lagi dildo nya namun sekarang dengan getaran yang tidak terlalu kencang, namun meski begitu ustadzah Nia tetap terkaget. Ia hampir mencabut kepalannya dari kontolku. Namun kutahan kepala nya dengan kedua tanganku. Ku maju mundurkan kepalanya, hingga membuatku ingin muncrat. Ku muncrat kan langsung ke mulut ustadzah Nia. Ustadzah Nia mencabut kepalanya sambil tersedak. Kusuruh ia untuk menelan spermaku sampai habis. Ku suruh ia berdiri. Ku cabut dildo dari memeknya dan ku lepas penutup matanya. Lalu kuberi pilihan.
"Untuk hari ini mau lanjut atau tidak, bebas mau jawab apa, oh ya gimana mau jadi budak saya atau masih mau lanjut tantangan. " Ucapku, sambil memandangi jam yang sudah hampir jam 12
"Ga bakal saya jadi budak kamu, u-untuk hari ini k-kalo boleh udahan dulu. " Ucap ustadzah nia
"Yaudah mandi dulu sana, saya mau buka kunci pintu sama gorden dulu. " Ucapku sambil tersenyum penuh rahasia
Ustadzah Nia pun menuju kamar mandi untuk mensucikan diri. Tanpa ia ketahui sebenarnya sabun tersebut adalah sabun yang dibuat khusus dengan ditambah sebuah perangsang yang baru akan bekerja setelah 5 jam an dan akan bertahan lama, yang tentu saja akan membuatnya kepanasan dan butuh di belai.
Setelah selesai mandi. Ustadzah menghampiri ku untuk mengambil barang barangnya. Sebelum pulang kuberi dia oleh oleh.
"Bawa dildo ini dan juga alat anal ini. " Ucap ku
"E-eh maksudnya apa" Tanyanya
"Untuk dildo terserah kamu mau pakai atau tidak, tapi untuk alat anal ini harus ustadzah pakai saat sampai dirumah, tentu saja ustadzah harus mengirim laporan berupa foto lubang ustadzah yang memakai alat ini setiap 1 jam sekali bahkan jika itu waktu tidur. " Perintah ku
"B-baik " Jawab ustadzah Nia
Setelah itu ustadzah Nia bergegas pulang.
#rumah ustadzah Nia #
Sesampainya dirumah ia langsung mengunci rumahnya. Ia menangis di balik pintu rumahnya. Namun ia sadar kalo nangis saja percuma. Ia lalu pergi ke kamar dan mengganti pakaiannya. Tak lupa ia memakai alat anal di lubang pantatnya tak lupa ia memfoto untuk dikirim sebagai laporan. Awalnya ia kesakitan karena ukuran alat anal itu lumayan lebar.
Setiap 1 jam sekali ia memfoto dirinya yang mengenakan alat anal tersebut hingga ia berfikir kalau akan repot jika di lepas pasang sehingga ia memakai nya terus bahkan saat i melakukan ibadah.
Setelah beberapa jam, efek obat perangsan pun bekerja. Ustadzah Nia kepanasan hingga ia menanggalkan seluruh baju nya dan akhirnya ia telanjang, tak ingin melakukan kesalahan yang sama ia menutup jendelanya dan menutup gorden rumahnya. Ia lalu masturbasi. Tak peduli berapa lama dan seberapa keras ia melakukannya ustadzah Nia tetap merasa ada yang kurang, lalu ia teringat dengan dildo yang di beri oleh toni tadi. Ia mengambil dildo tersebut dan memasukkannya ke dalam memeknya. Ia memainkan dildo tersebut. Hingga ia keluar beberapa kali. Meski begitu rangsangannya tidak hilang bahkan sampai malam yang membuat seluruh kasurnya basah dan ia tak bisa tidur karena harus tetap mengirim laporan sampai pertemuan selanjutnya.
Hari #2
Ada alasannya aku menyuruh ustadzah Nia untuk memakai alat anal. Yang tentu saja karena hari ini adalah hari untuk melatih lubang anal ustadzah Nia. Ku persiapkan berbagai mainan sex lebih banyak lagi tidak hanya 1 atau 2 namun 1 kotak, ditambah beberapa alat pengikat yang tentu saja sudah terlihat akan kearah mana permainan ini berlanjut.
Ku hubungi ustadzah Nia untuk datang dijam yang sama seperti kemarin.
Belum menunjukkan pukul 10 ustadzah Nia sudah datang dengan mengenakan jenis pakaian pakaian seperti kemarin namun berbeda warna. Ku persilahkan masuk. Langsung ku tutup semua gorden dan pintu ku kunci. Setelah selesai, ku suruh ustadzah untuk melepas baju dan cadarnya namun tidak dengan pakaian dalam dan hijab nya karena itu akan membuat ku ereksi. Ustadzah tanpa berkata kata langsung saja menanggalkan pakaian luarnya dan melepas cadar nya, terlihat tubuh seksi ustadzah dan wajahnya cantiknya. Kusuruh ia untuk menghadap ke belakang untuk mengecek apakah alat anaknya masih terpasang atau tidak. Aku terkejut sekaligus senang karena tidak hanya alat analnya namun juga dengan dildo yang ku berikan kemarin.
"Waduh ustadzah kayaknya udah ketagihan gini, segala dildo dipake lagi, padahal yang saya wajib in cuman alat anal. " Godaku sambil memainkan dildo nya
"Ehmm mphhh diam kamu" Ucap ustadzah
Kututup waja ustadzah seperti kemarin. Setelah itu ku kelapas alat anal dan juga dildo dari kedua lubang ustadzah Nia. Kulihat lubang pantatnya yang berkedut ku masukkan jari ku kedalamnya dan ustadzah Nia seperti merasakan geli di lubang tersebut. Kusuruh ia memposisikan diri bersujud. Aku menuju kamarku untuk mengambil alat alat yang ku persiapkan
Ku ambil borgol untuk mengikat tanganya kebelakang. Untuk kakinya ku ikat dibagian betis dan paha lalu memposisikan tubuh ustadzah menyamping. Ustadzah hanya pasrah mengetahui tubuhnya diperlakukan seperti ini.ku angkat ustadzah menuju meja . Ku taruh ustadzah di atas meja dan ku buka penutup matanya, lalu ku perlihatkan kotak berisi sex toys. Melihat itu ustadzah ketakutan.
"M-mau a-apa kamu sama alat alat itu" Ucap ustadzah Nia
"Nanti juga tahu. " Jawabku
Kuambil sebuah alat kecil yang tidak lain adalah Vibrator. Ku masukkan alat tersebut kedalam memek ustadzah, tak hanya itu aku juga mengambil 2 alat yang sama dan mengambil sebuah selotip, ku pasangkan kedua Vibrator itu di puting ustadzah. Setelah semua alat terpasang ku hidupkan semua Vibrator dan ku setel ke frekuensi tertinggi. Ustadzah mendesah dan tubuhnya menggenjang. Ustadzah mendesah tak karuan, aku mengambil sebuah alat yang terdapat bola ditengahnya yang digunakan untuk menutup mulut. Setelah itu ku angkat ustadzah menuju kamar ku. Ku buat ia bersujud membelakangi ku. Ku mainkan lubang analnya. Aku mengambil sebuah gel di kotak dan memasukkan gel tersebut ke pantat ustadzah. Aku pun mengeluarkan kontolku yang sudah tegak dari tadi. Ku gesek gesek kontolku di memek ustadzah. Setelah bosan menggesek nya aku langsung menyodok lubang anal ustadzah. Ustadzah hanya dapat mendesah kesakitan mengetahui sebuah kontol besar memasuki lubang kotoran nya. Ku diamkan sebentar kontolku sambil memainkan payudara besar ustadzah. Setelah ku rasa cukup aku melaju mundurkan kontolku dengan pelan. Ustadzah hanya dapat mendesah sambil menikmati aksiku tersebut. Setelah beberapa waktu aku merasa akan muncrat. Bodo amat karena itu akan keluar di pantatnya aku langsung menyemburkan spermaku ke dalam anal ustadzah. Belum puas akan hal itu, kulepas tali yang mengikat kaki ustadzah dan juga penutup mulutnya. Ku gendong tubuh ustadzah lalu ku masukkan kontolku ke dalam pantatnya sekali lagi.
"Aghhhh sakithhh t-toloongghhhh jangan lubang itu. " Pinta ustadzah
"Ssstssshh namanya juga pelatihan" Ucapku
Ku naik-turunkan tubuh ustadzah, ku lihat payudaranya memantul mantul. Setelah beberapa waktu aku ingin me muncrat kan spermaku kembali. Ku muncrat kan spermaku ke dalam anal ustadzah. Ia hanya dapat mendesah kemudian pingsan.
Sambil menunggu ustadzah bangun aku melepas semua Vibrator yang ada ditubuhnya. Aku mengambil hp ku yang tergeletak dan mematikan rekamannya. Yah aku merekam semua yang terjadi dikamar ku, karena akan kugunakan sebagai ancaman atau hanya bahan senang senang.
Setelah ustadzah bangun aku menyuruhnya mandi, kali ini hanya sabun biasa tanpa campuran perangsang. Setelah selesai mandi kusuruh ustadzah untuk besoknya datang di sore hari setelah waktu ashar. Ustadzah hanya meng iya kan. Tak lupa untuk mengembalikan alat anal dan dildo yang ku berikan. Ia senang karena tidak harus mengenakan alat tersebut dan dapat tidur nyenyak tanpa harus membuat laporan. Ustadzah pulang, aku tersenyum licik dari dalam rumah melihat kepergian ustadzah dari balik jendela.
Dirumah ustadzah.
Ustadzah Nia yang merasa lega karena sudah tidak harus membuat laporan berpikir dirinya bisa beristirahat dengan tenang. Namun saat malam hari dia merasa ada sesuatu yang kurang. Ia tidak bisa tidur karena hal tersebut. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat mandi ia teringat kegiatan ngentod nya bersama toni. Ia kemudian masturbasi dengan tangannya. Ia mengambil shower Dan mengarahkan di memeknya ia meng sett shower tersebut ke semprotan yang kecil namun kencang. Tak hanya itu ia juga memainkan lubang pantatnya. Setelah beberapa lama ia merasa akan muncrat namun ia tak bisa muncrat ia bingung apa yang kurang. Meski begitu akhirnya ustadzah dapat tertidur hingga keesokan harinya.
#lanjut ke hari hari selanjutnya#
Saya buat untuk tidak langsung menyelesaikan dalam 1 chapter karena beberapa pertimbangan jika dibuat 1 chapter akan terlalu panjang ataupun akan dibuat sangat singkat dengan hanya menceritakan highlight dari setiap waktu tersebut. Lalu saya mengambil jalan tengah dengan membagi ke beberapa chapter. Jika ada saran untuk chapter selanjutnya maupun cerita yang lain bisa tulis di komen. Sekian terima gaji
ns216.73.216.65da2