CERITA INI TELAH RILIS DI KARYAK*RSA DALAM 21 HALAMAN FULL ILUSTRASI
link231Please respect copyright.PENANAiDA0xG71V6
231Please respect copyright.PENANABaXCKQGiG4
Abis aku ngecrot di depan kamar mandi Intan, aku nggak berniat terusin nguping… awalnya.
Tapi saat aku terduduk lemas di antara sisa-sisa pejuh yang berceceran itu, aku denger kelanjutan percakapan Intan dan Kak Zizi. Dan suara Intan makin nggak kayak biasanya. Nggak centil, nggak manja. Tapi rendah, berat, seperti ia sedang menanggung sesuatu yang nggak bisa dibagi.
"Aku tahu, Kak... tapi dia belum siap..."
Nafasku terhenti sesaat. Hening beberapa detik. Lalu suara perempuan lain terdengar dari speaker—pelan, tapi jelas. Zizi. Kak Zizi.
"Ya... Kak Bima-mu itu keras kepala juga yah? Dan kamu juga nggak tega maksa dia.. padahal udah hampir waktunya lho, dek.”
“Aku tahu Kak… tapi semuanya udah aku lakuin. Aku udah bener-bener kayak kata Kak Zizi tadi. Beneran aku memuja Kak Bima. Aku sholat ngadep dia…. Aku puasa, sahur dan buka pake semua yang keluar dari… kontolnya. Aku janji ngasih semua kebebasan buat Kak Bima mau nyuruh aku apapun. Tapi aku nggak bisa maksa kemauan Kak Bima…”
ns216.73.216.36da2