
Sekarang hari sabtu , itu berarti hari libur telah tiba. Setiap libur aku selalu bangun agak siang, karena mumpung libur ya kan. Aku bangun tidur pukul delapan pagi, setelah itu aku bangun, merapikan kamar tidur, dan segera menuju ke kamar mandi untuk mandi, walaupun aku laki - laki, aku juga mencuci baju ku sendiri, karena setiap pagi orang tuaku sudah berangkat bekerja dan pulangnya masih sore hari nanti, agar tidak merepotkannya, maka dari itu aku harus mandiri.
Setelah mandi, aku sarapan, yang sudah disiapkan orang tuaku tadi sebelum ia berangkat bekerja, sehabis makan, ku lihat rumahku sedikit kotor dan berantakan, jadi aku membersihkannya, aku itu termasuk orang yang rajin jika tidak disuruh. Aku membersihkannya sampai benar - benar bersih dan rapi.
Akhirnya, semua terlihat bersih. Untuk menghilangkan lelah, aku kemudian istirahat sejenak sambil bermain hp. Saat asik sedang melihat video di tik tok, tiba - tiba ada pesan Whatsapp dari Bu Relen.
" Rid, kamu lagi sibuk nggak ?, kalau kamu nggak sibuk, kamu bisa tidak, main ke rumah Ibu ?, soalnya Ibu mau ngomong penting sama kamu " ucap Bu Relen di pesan wa tersebut. Melihat hal itu pun membuat aku menjadi bingung, bagaimana tidak, Bu Relen tidak pernah menyuruhku untuk pergi ke rumahnya, kecuali aku yang memberitahuknya.
Setelah berfikir sejenak, aku pun membalas pesan dari Bu Relen itu " Nggak lagi sibuk kok Bu, ini saya lagi nyantai dirumah, nanti saya akan ke rumah Ibu, sekitar habis dzuhur ya bu " balasku. Tak menunggu lama Bu Relen membalasnya pesanku " Ya Rid, ibu tunggu, sebelumnya terima kasih ya ".
Sebelum pergi ke rumahnya Bu Relen, aku istirahat tidur terlebih dahulu karena aku masih merasa lelah setelah membersihkannya rumah. Aku tidur sangat nyenyak, apa mungkin karena lelah ya ?. Aku pun terbangun, ku lihat jam masih menunjukkan pukul setengah dua belas siang, itu masih ada waktu, aku langsung pergi mandi, karena nggak mungkinkan ke rumah orang apalagi gurunya sendiri masa badannya bau, he he he. Selanjutnya, aku berpakaian yang rapi dan sopan.
Setelah semuanya siap, aku langsung berangkat ke rumah Bu Relen, setelah hampir menempuh perjalanan sekitar 1 jam perjalanan dengan cuaca yang cukup terik siang ini, akhirnya aku sampai di rumahnya, aku langsung mengetuk pintunya.
Tok, tok, tok pintu kuketuk " Assalamualaikum bu Relen " tiba - tiba pintu terbuka " Waalaikumsalam, eh kamu sudah datang toh Rid, sini masuk ke dalam rumah diluar panas soalnya ". Aku pun masuk ke dalam rumah, dan merasa sejuk, karena rumah Bu Relen ada AC nya.
Aku dipersilahkan duduk olehnya, " Kamu duduk disini dulu ya, Ibu mau mengambil minuman dan cemilan untuk kamu, biar nanti ngobrolnya jadi enak ". " Iya bu, terima kasih sebelumnya, jadi ngerepotin " ucapku. Bu Relen tertawa mendengar ucapanku " ha ha ha, nggak kok, nggak ngerepotin, kamu kan tamu Ibu, maka Ibu harus melayaninya, kamu tunggu di situ dulu ya ". Bu Relen pergi meninggalkan aku, untuk mengambil minuman beserta cemilan untukku.
Sambil menunggu, ku lihat rumah Bu Relen kok sepi banget ya, dimana anak dan suaminya, dan aku selama ini belum pernah melihat suami Bu Relen, apa mungkin lagi bekerja ya ? Tapi kan ini hari libur, masa bekerja.
Gak pakai waktu lama, akhirnya Bu Relen kembali dengan membawa minuman dan beberapa cemilan untuk menemani kami mengobrol. " Ini Rid, silahkan dinikmati, jangan malu - malu ya ". " Iya bu, terima kasih atas minuman ya " jawabku. Dalam pikirku, Bu Relen kok malah makin akrab ya terhadapku, padahal aku selalu berbuat hal yang tidak pantas kepadanya, harusnya kan dia marah dan benci kepadaku, ah sudahlah, mungkin dia sudah melupakan semuanya itu.
" Oh ya bu, ngomong - ngomong, ada urusan apa ya bu, kok ibu mengundang saya ke sini dan juga saya mau tanya, ini anak dan suami ibu kemana ?, kok rumahnya sepi " tanyaku. Mendengar ucapanku itu, ku lihat wajah Bu Relen nampak sedih " Sebenarnya sih Rid, saya menyuruh kamu untuk kesini agar kamu menemani Ibu, dan juga Ibu itu sebenarnya sudah janda selama satu tahun yang lalu, suami ibu ketahuan berselingkuh dan saya memutuskan untuk bercerai darinya, juga selama pernikahan kami, ibu belum dikaruniai anak ".
Mendengar hal itu, membuatku ikut merasa sedih atas semua hal yang kini dihadapi oleh Bu Relen " Maaf ya bu saya memang tidak tahu, dan pertanyaan saya membuat ibu menjadi sedih ". " Tidak apa - apa kok Rid, kan kamu tadi bertanya, jadi harus saya jawab " balasnya.
" Saya sebenarnya selama ini merasa kesepian Rid, jadi kamu mau tidak membantu ibu gurumu ini ? " ucapnya. Aku bingung harus membantu kaya gimana " Membantu apa ya bu ?. Tiba - tiba Bu Relen menari tanganku dan mengajakku di suatu ruangan di rumahnya itu. Dan ternyata aku diajak menuju ke kamar tidurnya.
Aku sempat bingung " Loh Bu, kok saya diajak ke kamar tidur sih ". " Sudah, kamu jangan pura - pura gak tahu gitu, kamu harus layani ibu seperti yang biasanya kamu lakukan terhadap ibu " ucapnya. Tiba - tiba aku di dorong ke kasur olehnya " Sudah kamu nikmati saja ya ".
Dia perlahan membuka semua bajunya dan kini sekarang ia sudah telanjang bulat dan hanya jilbab yang menutupi dirinya, aku sempat tidak percaya dengan semua ini, apa aku bermimpi ya ?, dan kini impianku selama ini akhirnya bisa terwujud langsung dihadapanku.
Aku sempat terpesona melihat Bu Relen yang sudah telanjang dihadapanku " Ibu sangat cantik sekali bu ". Tanpa pikir panjang aku langsung mendekatinya dan menciuminya. " Eh eh, kok buru - buru amat sih kamu Rid, santai saja, pokoknya hari ini kita berdua sama - sama puas kok, dan sekarang kamu lepas semua pakaianmu ya " ucapnya dengan menggodaku.
Aku pun langsung melepaskan semua pakaianku dan kini kita berdua sudah telanjang bulat tanpa rasa malu lagi dan kulihat penisku kini sudah berdiri tegak. Dan kemudian Bu Relen kini berjongkok dihadapan penisku yang kini sudah berdiri tegak " Wow, penismu besar banget Rid, bahkan dulu suami ibu aja penisnya nggak sebesar punya kamu lo " ucapnya dengan genit.
Aku tersipu malu karena ulah dirinya itu, dan tiba - tiba Bu Relen mengocok penisku dan memasukkan ke dalam mulutnya alias blowjob. Ini merupakan impianku yang selama ini aku inginkan dan akhirnya aku bisa merasakannya. Sungguh betapa nikmatnya penisku kini, karena aku baru pertama kali melakukan ini. Kocokan demi kocokan aku nikmati dan ku lihat kepala Bu Relen maju mundur memasukkan batang penisku ini.
Aku menikmati itu, sampai akhirnya aku merasakan penisku ingin menumpahkan sperma " Bu, saya mau keluar bu " tapi dia tidak peduli, justru mempercepat kocokannya. Dan akhirnya spermaku pun keluar di dalam mulutnya. Seketika tubuhku merasa lemas karena perbuatan ini.
Ku lihat Bu Relen melepaskan penisku dari mulutnya dan menelan spermaku ke dalam mulutnya. " Bagaimana Rid ? Kamu puaskan dengan apa yang ibu lakukan ? ". " Iya Bu, Farid puas kok " kujawab dengan nafas yang terengah - engah.
" Kalau kamu lelah, kamu boleh istirahat dulu, soalnya nanti Ibu bakal buat kamu lebih puas lagi, pokoknya lebih dari ini, Oke " ucapnya.
Aku merasa lelah, akhirnya aku beristirahat sejenak dan tertidur. Tak lama kemudian aku terbangun dan merasa badanku sudah segar kembali, dan tiba - tiba pintu kamar terbuka, dan rupanya itu Bu Relen yang masuk ke kamar. Dan Bu Relen juga masih dalam keadaan telanjang dan hanya jilbab yang menutupi kepalanya.
" Padahal aku tidur juga cukup lama, masa Bu Relen dari tadi berjalan ke rumahnya dalam keadaan telanjang sih ? Apa mungkin dia sering ya begini ya ? Ah sudahlah, jangan berpikir kemana - mana, pokoknya hari ini, aku harus puas, he he he " gumamku.
" Bagaimana Rid, tubuhmu sudah tidak lemas lagi kah ? ". " Ini tubuh saya sudah 100% fit dan segar kembali nih bu ". " Syukurlah, dan sekarang kita bisa melanjutkan hal yang enak lagi kembali " obrolan kami berdua.
Kemudian Bu Relen beranjak ke ranjang di sebelah diriku, " Bu, aku mau cium ibu boleh tidak ? soalnya aku menginginkannya Bu, he he he " tanyaku dengan genit. Bu Relen tersenyum melihatku " Ih, kamu ini, sudah berani nakal ya, sama ibu, ya sudah kamu boleh cium ibu, ayo cepetan sini ".
Kami pun saling berciuman, sembari aku berciuman dengan Bu Relen, aku sambil memainkan kedua buah payudaranya yang lembut itu. Kudengar desahan demi desahak terdengar dari mulut Bu Relen " Ah ah ah, Rid, emmmh ".
Bu Relen pun tidak mau kalah denganku, ku lihat dia mulai mengocok penisku dengan kedua tangannya itu. Cukup lama kami melakukan kegiatan berciuman ini, kemudian kami berdua melepaskan ciuman. " Jadi apa kamu sudah siap Rid, untuk hal yang lebih panas setelah ini ? " tanyanya. Aku pun langsung mengangguk dan itu tandanya setuju.
Dan Bu Relen menyuruhku untuk tiduran dengan posisi telantang, kemudian Bu Relen mengambil sesuatu yang ada di meja. Dan itu ternyata adalah sebuah kondom, " Kamu pakai kondom ya, supaya tidak ada hal yang tidak diinginkan nantinya ya ".
Bu Relen langsung memasangkan kondom yang tadi dia ambil ke dalam penisku dan kemudian merapikan dengan mulutnya. " Sudah ya, pokoknya kamu nikmati saja ini, kita hari ini akan sama - sama merasakan puas, oke ".
Kini Bu Relen sekarang berada di atas tubuhku dengan posisi dirinya duduk, dan pelan - pelan dia memasukkan penisku ke dalam lubang vaginanya. Ku rasa vaginanya Bu Relen ini terasa sempit, apa mungkin ini sudah lama tidak di pakai ya ?.
Dan jlepp, akhirnya penisku masuk ke dalam vaginanya, betapa nikmatnya ini, hal yang ku impikan akhirnya bisa terwujud juga. Bu Relen menggerakkan badannya ke atas dan ke bawah secara bergantian. Dan desahannya selalu terdengar " Ah, emmmh, uh, penis kamu besar banget Rid, gimana, shhh, Rid, ah, apakah kamu menikmatinya ". " Uh, iya bu, aku sangat menikmati, terus Bu bikin Farid puas ".
Jad seperti ini Bu Relen yang sebenarnya, ternyata Bu Relen selain jago mengajar di kelas, ternyata dia jago juga kalau di ranjang, padahal dia sudah tidak melakukan hal ini dengan suaminya juga sudah cukup lama. Dan kini dia akhirnya bisa merasakan hal yang ia penuhi bisa terwujud walaupun dengan muridnya sendiri.
Setiap goyangan Bu Relen aku nikmati, dan ku rasa penisku ingin mengeluarkan isinya. " Ah, Bu, Farid mau keluar bu ". Mendengar hal itu, Bu Relen mempercepat genjotannya " Ah ah ah emmmh, ya sudah Rid, ayo kita keluarkan bersama - sama ".
Dan croot croot crooot, secara bersama - sama air kenikmatan kami pun keluar. Bu Relen melepaskan penisku, beranjak dari tubuhku dan kini dia berada di sampingku, aku melepaskan kondom dari penisku, dan ku tumpahkan ke atas perutnya Bu Relen.
Aku pun tidur di samping Bu Relen, " Hah hah, terima kasih banyak bu, sudah bikin Farid puas, dan jujur ini hal yang saya dambakan dari dulu bersama ibu, dan akhirnya bisa keturutan ". " Sama - sama Rid, ibu juga berterima kasih sama kamu, karena ibu sudah tidak pernah melakukan hal ini, dan untung ada kamu yang bisa memuaskan ibu ( sambil mencubit pipiku ) " jawab kami.
" Bu, sebenarnya Farid masih ingin melakukannya lagi, tapi kali ini tidak usah pakai kondom ya Bu, biar sensasinya makin berasa, kalau pakai kondom itu gak berasa, he he he, bolehkan bu ? ".
Bu Relen tidak menyangka denganku " Kamu mau lagi ?, boleh kok, tapi kalau gak pakai kondom, nanti kamu keluarkan di luar ya, nanti kalau di dalam ibu bisa hamil, dan bisa - bisa tetangga ibu nanti curiga, kamu pahamkan ? ".
Kepalaku mengangguk, dan aku menyuruh Bu Relen untuk menungging, kini aku ingin pakai gaya yang selalu ku lihat di film - film porno yaitu gaya doggystyle.
Ku masukkan penisku secara perlahan lahan, dan blesss akhirnya penisku masuk ke dalam vaginanya. Ku gerakkan badanku secara maju mundur. Jujur ini lebih enak daripada tadi saat memakai kondom, penisku bisa merasakan betapa hangatnya vagina Bu Relen.
Sembari aku menggenjotnya, aku dengan nakalnya memainkan dan meremas payudaranya yang bergerak maju mundur saat ku genjot, menambah gairahku, dan kadang juga aku menampar pantatnya Bu Relen yang sangat semok itu.
" Ah emmm, jujur kali ini enak banget Rid beda dari yang tadi, sumpah, ayo lecehin guru lonte kamu ini Rid, ahhhh " desahannya.
Sambil menggenjot, aku kemudian menarik tangan Bu Relen dan tubuhnya ke belakang dan ku ciumi bibirnya sembari meremas kedua payudaranya itu, jujur posisi ini juga rasanya enak banget.
Dan ku rasa penisku kini mulai terasa berkedut, itu tandanya tak lama lagi spermaku akan segera keluar. " Ku percepat genjotanku, dan " Bu saya mau keluar bu dan saya minta ibu berjongkok di depan penis saya ya bu ". " Baiklahhhhh, kalau begitu maumu, ibu turuti, yang penting keluar diluar ".
Ku cabut penisku dari lubang vaginanya, dan Bu Relen juga cepat - cepat beranjak dari ranjang dan kini ia berjongkok sambil lidah menjulur keluar yang tandanya sudah siap menanti semprotan spermaku.
Ku kocok penisku dengan cepat di hadapan wajahnya itu, dan akhirnya crett crett penisku memuntahkan sperma yang menyembur di wajah Bu Relen, kini wajah cantiknya, itu penuh dengan sperma yang aku keluarkan dan sedikit terkena hijab dan juga payudaranya itu.
Kamu merasa lemas karena hal itu, tapi juga sama - sama merasakan puas. Aku menyuruh Bu Relen untuk berdiri dan langsung kucing dia, " Terima kasih ya bu, atas semua ini, ini merupakan hal yang bikin Farid senang banget ". " Iya Rid, sama - sama, tapi ingat ya, perbuatan kita hanya kita berdua yang tau, ini merupakan rahasia kita berdua, oke ? ". " ibu gak usah khawatir, semuanya aman kok, ibu renang aja ".
Kami berdua pun, langsung mandi membersihkan tubuh kami dari sperma dan juga keringat, setelah selesai, aku pulang ke rumah ku kembali. TAMAT...
ns3.19.64.3da2